Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

guru meminta siswa agar mencatat informasi penting tentang materi, tetapi hanya 5 siswa saja yang mencatat. Waktu proses pembelajaran guru juga sudah berusaha membuat siswanya menjadi aktif dengan bertanya jawab tentang materi dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Guru memancing keaktifan siswa dengan memberikan pertanyaan kepada perseorangan misalnya “ Magnis, sebutkan aturan aturan yang ada di sekolah” pada saat itu siswa menjawab pertanyaan akan tetapi siswa yang lain sibuk atau asik dengan kegiatan yang lain. Magnis pun setelah menjawab, dia kemudian sibuk dengan urusannya sendiri. Di kelas belum terjadi kerjasama yang baik antar siswanya, kerjasama dalam hal memahami materi dan kerja dalam kelompok. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat dan tanggung jawab siswa terhadap tugas, siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan siswa berani mengungkapkan pertanyaan dalam proses pembelajaran, siswa yang betanggung jawab terhadap tugas maka didapatkan hasil dari observasi peneliti tentang keaktifan siswa ada 4 siswa yang aktif dalam ketiga indikator keaktifan dari jumlah 27 siswa dengan presentase 14,81. Selain observasi, peneliti juga melakukan tanya jawab kepada guru kelas IIIA SDK Demangan Baru 1 komunikasi pribadi, 3 Oktober 2014. Hasil wawancara kepada guru kelas IIIA memberikan informasi tentang kesulitan belajar siswa mata pelajaran PKn adalah siswa tidak mempunyai pandangan yang jelas tentang materi pada mata pelajaran PKn. Menurut guru tersebut, “ mata pelajaran PKn sebenarnya mata pelajaran yang sering kita laksanakan sehari-hari, akan tetapi siswa kurang mengerti atau siswa kurang sadar kalau materi PKn itu sudah mereka lakukan setiap harinya dan ada di lingkungan sekitar mereka. Peran orang tua juga sebenarnya sangat penting, akan tetapi karena orang tua sibuk dengan pekerjaanya, maka tidak ada kesadaran orang tua untuk memberikan pendidikan tambahan ke pada anaknya. Anak menjadi kurang paham lebih dalam tentang materi-materi PKn, padahal materi itu ada di sekitar mereka.” Saat jam istirahat peneliti juga berkesempatan bertanya jawab kepada siswa kelas IIIA mengenai proses pembelajaran PKn di kelas IIIA komunikasi pribadi, 3 Oktober 2014. Peneliti bertanya “dek kamu suka pelajaran PKn?”, jawab siswa “aku ngak suka mbak, soalnya banyak menghafal.” Selain bertanya kepada siswa, peneliti juga bertanya kepada guru untuk memperkuat keterangan yang diberikan siswa, komunikasi pribadi, 3 Oktober 2014 guru mengatakan bagaimana proses pembelajaran PKn “siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran PKn, sehingga mereka kadang asik sendiri dengan urusan masing-masing. Kadang saya juga merasa sedih karena kurang antusias siswa yang saya ajar. Kadang setelah dijelaskan siswa mengerti, akan tetapi hari berikutnya atau minggu berikutnya siswa sudah lupa dengan materi yang dipelajari kurang bermakna.” Penjelasan tentang proses pembelajaran PKn dan hasil tanya jawab di atas mengindikasi bahwa proses pembelajaran PKn belum mencapai tujuan yang ditentukan. Siswa masih kesulitan memahami materi dan kurang peka terhadap pembelajaran. Siswa juga kurang aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai- nilai prestasi belajar siswa dan jumlah siswa yang lulus Kriteria Kelulusan Minimal KKM pada mata pelajaran PKn masih kurang. Data-data yang peneliti peroleh, menunjukkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn selama tiga tahun terakhir atau dari tahun ajaran 20122013 sampai tahun ajaran 20142015 masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. KKM di SDK Demangan Baru 1 setiap tahunnya mengalami kenaikan sampai tahun 2014 yaitu dari 72 sampai 75. Dokumen nilai Tes Kendali Mutu TKM semester I tahun 20122013 dengan KKM 72 menunjukan bahwa dari jumlah 33 siswa masih ada 13 siswa atau sebesar 39,39 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata kelasnya pada TKM semester I tahun 20122013 adalah 74,24. Sementara nilai UTS semester I tahun 20132014 dengan KKM 73 menunjukan bahwa dari 26 siswa masih ada 8 siswa atau sebesar 30,76 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata kelas pada UTS semester I tahun 20132014 adalah 79,65. Selanjutnya, nilai UTS semester I tahun 20142015 dengan KKM 75 menunjukan bahwa dari 27 siswa masih ada 10 siswa atau sebesar 37,03 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata kelas pada UTS semester I tahun 20142015 adalah 79,03. Maka rata-rata untuk keseluruhan nilai siswa yang sudah mencapai KKM atau melebihi KKM selama 3 tahun terakhir sebesar 64,27 dan nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran PKn selama 3 tahun terakhir sebesar 77,64. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2014, menunjukan bahwa proses pembelajaran PKn belum mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Winataputra dan Budimansyah, 2012:75. Siswa hanya sebatas mengetahui materi pelajaran, kemudian lupa dan tidak memanfaatkan materi PKn tersebut dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Siswa juga kurang terlibat aktif saat proses pembelajaran di kelas. Kondisi kurang aktifnya siswa terlihat saat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, saat siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, siswa bertanggung jawab terhadap tugas. Oleh karena itu, keaktifan dalam proses pembelajaran PKn di kelas IIIA masih rendah. Seperti yang jelaskan oleh Suyono dan Hariyanto, 2011:11 keaktifan belajar siswa yang rendah terlihat dari data keaktifan kondisi awal, mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah juga. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Zaini, 2008:114 ketika siswa pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Menurut Hamzah, 2012:311, untuk mendapatkan hasil proses pendidikan yang maksimal, tentunya diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan prestasi ke arah yang maksimal dan meghasilkan siswa-siswa yang kreatif dan inovatif. Inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Pendekatan yang inovatif diantaranya adalah contextual teaching dan learning CTL dan cooperative learning. Sejalan dengan penjelasan di atas, Triono, 2009:8 menyatakan bahwa apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Pelaksanakan kurikulum 2004 untuk kelas III yang berbasis KTSP sangat diperlukan pembelajaran-pembelajaran yang bervariatif. Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak, Ratna dalam Rusman, 2013: 201. Pembelajaran kooperatif cooperative Learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Menurut Rusman, 2013:213, Tipe Student Teams Achievement Division STAD adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Seperti yang diungkapkan oleh Suyatno, 2009:52 ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. Pengadaan kuis diakumulatif menjadi nilai kelompok namun anggota lain dalam kelompok tidak diperbolehkan membantu temannya dalam proses pengerjaan kuis. Terakhir memberikan penghargaan tim. Dengan adanya penghargaan tim tersebut, mendorong kualitas masing-masing siswa supaya lebih maju dan mendapatkan nilai yang lebih baik supaya kelompoknya juga mengalami kemajuan atau menjadi pemenang. Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas PTK dengan judul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IIIA SDK DEMANGAN BARU 1 ”. Penggunaan model pembelajaran koorperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1.

1.2 Pembatasan Masalah

Peneliti berfokus pada meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa PKn siswa SD, dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1 pada Standar Kompetensi 2 Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat dan menggunakan Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar dan Kompetensi Dasar 2.2 Menyebutkan contoh aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1.3.1 Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1, tahun 20142015? 1.3.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran PKn siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1, tahun 20142015? 1.3.3 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1, tahun 20142015?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa kelas IIIA m PKn SDK Demangan Baru 1, tahun 20142015. 1.4.2 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD pada siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1, tahun 20142015. 1.4.3 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD pada siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1, tahun 20142015.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, siswa, sekolah, dan dunia pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran. 1.5.1 Bagi sekolah Memberikan informasi tentang keberhasilan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dalam menyampaikan mata pelajaran PKn. 1.5.2 Bagi guru Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 1.5.3 Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam mempelajarai mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD.

1.6 Definisi Operasional

Batasan pengertian untuk menghindari kesalahpahaman terhadap makna judul penelitian. Beberapa istilah yang perlu diberi batasan pengertian, diantaranya : 1.6.1 PKn Pendidikan Kewarganegaraan PKn adalah salah satu mata pelajaran wajib untuk siswa sekolah dasar yang memfokuskan pada pembentukan nilai dalam berhubungan dengan sesama dan pengenalan nusantara. 1.6.2 Keaktifan belajar Keaktifan belajar berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Keaktifan disini diartikan sebagai kegiatan aktif dalam pembelajaran yang meliputi aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif mencatat hal hal penting, dan aktif mencari sumber sumber belajar untuk menggunakan pendapat. 1.6.3 Prestasi belajar Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh individu atas kemampuanya pada bidang tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai dari aspek kognitif, afektif, psikomotorik. 1.6.4 Model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah siswa-siswa yang bekerja dalam kelompok untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan oleh guru atau mencari penyelesaian terhadap suatu masalah atau pun untuk mencapai suatu tujuan. 1.6.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division STAD Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division STAD adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu angota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II memuat tentang landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Keaktifan Belajar

2.1.1.1 Pengertian Keaktifan Belajar Menurut Yamin, 2007:82, belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Proses pembelajaran terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sejalan dengan Sanjaya, 2009:101 aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan aktivitas oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Menurut Yamin, 2007: 2 bahwa, belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing. Dewey menyatakan bahwa siswa perlu terlibat dan berpartisipasi secara spontan. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses pembelajaran. Guru hendaknya menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran dan sebagai narasumber serta pengelola yang mampu merancang pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Siswa menjadi terlibat dalam proses belajar bersama guru, karena siswa dibimbing, diajar, dilatih menjelajah, mencari, mempertanyakan sesuatu dan

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD K Sengkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 1 304

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012/ 2013.

0 0 179

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012 2013

0 2 177