Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I, dilakukan di luar jam penelitian. Pertemuan pertama siklus II, yaitu mengenai materi contoh aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar dan contoh aturan yang berlaku lingkungan keluarga. Kegiatan pertama pada pertemuan ini adalah guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam, setelah itu guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru membagi kelompok secara heterogen yang terdiri dari 3-4 siswa setiap kelompoknya. Guru mempresentasikan materi pelajaran dengan menggunakan power point sedangkan siswa mendengarkan dan memperhatikannya. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukan langkah-langkah di atas: Gambar 4.11: Siswa menjadi model ketika guru menjelaskan menggunakan power point Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang harus dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran tentang contoh aturan di lingkungan masyarakat dan di lingkungan keluarga juga digunakan untuk melatih pembelajaran kooperatif, yaitu menjawab pertanyaan. Siswa membaca materi yang ada dalam LKS, antara siswa di dalam kelompok saling menjelaskan kepada siswa yang kurang mengerti. Setelah itu siswa di dalam kelompok mendiskusikan pertanyaan tentang gambar contoh aturan di lingkungan masyarakat, dalam kelompok siswa harus mendiskripsikan dari gambar tersebut. Tugas yang kedua dari LKS adalah masin-masing siswa harus menuliska aturan yang ada dalam keluarganya, lalu menceritakan kepada teman satu kelompoknya. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukan langkah-langkah di atas: Gambar 4.12: Siswa sedang mendiskripsikan gambar dari contoh aturan di lingkungan masyarakat Setelah selesai berdiskusi yang ada di LKS, beberapa kelompok mempresentasikan hasil dari pekerjaanya. Setelah itu siswa merefleksikan contoh aturan di lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga dan bagaimana bekerja di dalam kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang berupa 3 buah soal uraian. Siswa mengerjakannya secara individual dan hasilnya digunakan untuk nilai individu dan disumbangkan sebagai nilai kelompok. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan Pertemuan kedua siklus II, yaitu mengenai materi contoh aturan yang ada di lingkungan sekolah. Kegiatan pertama pada pertemuan ini adalah guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam, setelah itu guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan ini, siswa dibagi ke dalam 7 kelompok, setiap kelompoknya beranggotakan 3-4 siswa secara heterogen. Kelompok tersebut berbeda dengan kelompok pada pertemuan pertama. Guru mempresentasikan materi pelajaran dengan menggunakan power point sedangkan siswa mendengarkan dan memperhatikannya. Guru kemudian melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang disampaikan. Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa, untuk mengecek siswa sudah paham atau belum. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukan langkah- langkah di atas: Gambar 4.13: Guru melakukan tanya jawab kepada salah satu siswa Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang harus dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran tentang materi contoh aturan di lingkungan sekolah. Kemudian siswa mendiskusikan dan menyebutkan contoh aturan di lingkungan sekolah. Setelah selesai berdiskusi yang ada di LKS, beberapa kelompok mempresentasikan hasil dari pekerjaanya. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukan langkah- langkah di atas: Gambar 4.14: Siswa mempresentasikan hasil diskusinya bersama dengan kelompok Setelah itu siswa merefleksikan aturan yang ada di lingkungan sekolah. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang berupa 2 buah soal uraian. Siswa mengerjakannya secara individual dan hasilnya digunakan untuk nilai individu dan disumbangkan sebagai nilai kelompok. Guru menghitung hasil dari soal evaluasi siswa dan membandingkan dengan nilai sebelumnya apakah ada peningkatan atau tidak. Kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukan langkah-langkah di atas: Gambar 4.115: Siswa mengumpulkan hasil evaluasi pembelajaran kepada guru Proses pembelajaran pada siklus II selesai dilaksanakan, selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II, dilakukan di luar jam penelitian. 137

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Bab V memuat tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran. Kesimpulan pada bagian ini, merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dipaparkan pada Bab I.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IIIA SDK Demangan Baru 1 pada mata pelajaran PKn materi aturan dan norma dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut yakni dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD diantaranya penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, evaluasi, penghargaan prestasi tim dalam kegiatan belajar mengajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa penyampaian tujuan dan motivasi. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa setiap kelompoknya. Kelompok dibagi secara heterogen pembagian kelompok. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari siswa, dan siswa mendengarkan dan memperhatikan presentasi dari guru. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, siswa mempelajari LKS dan menyelesaikan tugas yang ada di dalam kelompok. Setiap siswa di dalam kelompok, harus dipastikan paham dengan materi yang dipelajari kegiatan belajar dalam tim. Siswa mengerjakan soal evaluasi evaluasi. Siswa yang mendapat peningkatan nilai, maka siswa dan kelompoknya mendapat penghargaan penghargaan prestasi tim. Langkah-langkah ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 5.1.2 Penerapan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar pada pembelajaran PKn Siswa Kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1. Peningkatan keaktifan ini dapat terlihat dari peningkatan presentase indikator 1, 2, dan 3. Hasil pengamatan keaktifan siswa yang masuk dalam kriteria cukup aktif yang terdapat pada indikator 1, 2, dan 3 pada kondisi awal mendapatkan presentase 14,81, sementara pada siklus I mendapatkan 55,55, sedangkan pada siklus II meningkat juga menjadi 70,37. Dilihat dari hasil presentase tersebut keaktifan siswa masuk dalam kriteria cukup aktif mata pelajaran PKn SDK Demangan Baru 1 mengalami peningkatan. 5.1.3 Penerapan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran PKn Siswa Kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru 1. Peningkatan prestasi belajar dapat terlihat dari peningkatan presentase jumlah siswa yang lulus KKM dan rata-rata kelas. Peningkatan prestasi belajar dapat terlihat dari rata-rata kelas yaitu sebanyak 11,25 dari nilai rata-rata kelas pada kondisi sebelumnya 77,64 menjadi 88,89 pada kondisi akhir, serta jumlah presentase siswa yang lulus KKM mengalami peningkatan sebanyak 32,02 dari jumlah presentase siswa yang lulus KKM sebelumnya adalah 64,27 mnjadi 96,29 pada kondisi akhir.

5.2 Keterbatasan

5.2.1 Penelitian ini harus dilaksanakan dalam waktu satu bulan. Padahal peneliti membutuhkan waktu 2 minggu saja untuk penelitian supaya hasilnya lebih akurat. Karena alokasi waktu untuk pelajaran PKn di Sekolah Dasar untuk kurikulum 2006 adalah 3 jam pelajaran dalam seminggu. Maka dalam seminggu peneliti hanya bisa melaksanakan penelitian untuk 1 pertemuan. 5.2.2 Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini membutuhkan lebih dari dua orang observer mengingat jumlah subyek penelitian yang mencapai 27 siswa. Dengan adanya dua obserber berarti setiap observer harus mengobservasi 13 dan 14 siswa, cukup sulit dan kurang maksimal untuk mengamati siswa sebanyak itu. 5.2.3 Kegiatan pembelajaran yang kurang efektif, dikarenakan penelitian ini berbenturan dengan jadwal UTS dari pemerintah, jadi jeda antara pertemuan 1 dan 2 pada siklus II cukup lama, sekitar 8 hari. Konsentrasi siswa menjadi terpecah, karena masih memikirkan nilai hasil UTS dari pemerintah.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti memberikan saran sebagai berikut : 5.2.4 Bagi peneliti selanjutnya harus mengetahui alokasi waktu pembelajaran PKn untuk kurikulum KTSP ada berapa jam dalam seminggu, sehingga peneliti bisa menggunakan waktu yang ada atau merencanakan penelitian dengan baik dan berkoordinasi dengan guru kelas untuk mengatur alokasi waktu pelajaran PKn. Pengaturan waktu yang tepat akan membuat penelitian dapat berjalan dengan waktu yang telah direncanakan. 5.3.1 Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik jika pada saat observasi keaktifan siswa mengajak teman sejawat lebih dari dua orang, dengan adanya siswa dalam satu kelas 27 siswa, kalau bisa observer ada 4 orang. Sehingga setiap observer akan mengamati 6-7 siswa. Jika satu observer hanya mengamati 6-7 orang, diharapkan hasilnya lebih maksimal, akan tetapi jika memang tidak bisa mengajak teman sejawat yang cukup banyak banyak untuk membantu mengobservasi, karena akan mengganggu proses pembelajaran, maka peneliti menggunakan nomor dada dan punggung untuk memudahkan melihat setiap subyek yang diamati. 5.3.2 Bagi peneliti selanjutnya harus mampu mengelola dan mempersiapkan waktu dengan baik, sehingga tidak akan berbenturan dengan pelaksanaanUTS atau UAS atau kegiatan yang dapat mengganggu proses pembelajaran. 141 Daftar Pustaka Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Surabaya:Pustaka Pelajar. Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Pinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta. Dimyati Mahmud.1989. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan Edisi I. Yogyakarta : BPFE. Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Daryanto, dan Raharjo, Mulyo. 2012. Model Model Pembelajaran. Yogyakarta : Gavamedia. Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 : peraturan Mentri Pendidikan Nasional no 2 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar. Jakarta :Catur Tamajaya. Imron, Ali.1996. Belajar dan Pembelajaran. PT Dunia Pustaka Jaya: Jakarta Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan kelas sebagai Pengembang Prefesi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada. Kusuma Aryani, Susatim Markum. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia. Marsidjo. Ign. 2010. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah . Yogyakarta : Kanisius. Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rusman. 2013. Model Model Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada. Rusman. 2013. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada. Sanjaya, wina.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengauhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyanto. 2010. Model Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yunma Pustaka. Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Bandung. Suyatno. 2009. Mejelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD K Sengkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 1 304

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012/ 2013.

0 0 179

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012 2013

0 2 177