Proses terbentuknya Dinasti Abbasiyah

21 Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam

3. Silsilah Dinasti Abbasiyah

22 Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, memerintah kurang lebih lima setengah abad 132-656 H750-1258 M, mempunyai 37 orang khalifah. Setelah penyerangan tentara Mongol, dimana dunia muslim kurang lebih tiga setengah tahun sempat tidak memiliki kekhalifahan, maka kemudian didirikan kekhalifahan Abbasiyah berpusat di Mesir, dengan khalifah pertamanya Al Mustanshir billah II tahun 660-661 H1261-1262 M dan yang terakhir Al Mutawakkil ‘Alallah IV tahun 914-918 H1515-1517 M.

4. Khalifah Besar Dinasti Abbasiyah

Dari 37 khalifah Dinasti Bani Abbasiyah, terdapat beberapa orang khalifah yang terkenal, di antaranya Abu Ja’far Al-Mansur, Harun Ar- Rasyid dan al-Makmun.

A. Khalifah Abu Ja’far al-Mansur 136-158 H754-775 M

Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur adalah putera Muhammad bin Ali bin Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalibmenjadi Khalifah kedua Bani Abbasiyah setelah Abul Abbas al-Saffah meninggal. Al-Mansur dilantik menjadi khalifah, pada usia 36 tahun. Al-Mansur seorang khalifah yang tegas, bijaksana, alim, berpikiran maju, baik budi, dan pemberani. Ia tampil dengan gagah berani dan cerdik menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah melanda pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Al-Mansur juga sangat mencintai ilmu pengetahuan. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan menjadi pilar bagi pengembangan peradaban Islam di masanya. Setelah menjalankan pemerintahan selama 22 tahun lebih, pada tanggal 7 Zulhijjah tahun 158 H775 M, Al-Mansur wafat dalam perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji, di suatu tempat bernama “Bikru Maunah” dalam usia 57 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Makkah. Beberapa kebijakan yang dilakukan Al-Mansur: a Membenahi administrasi pemerintahan, membangun jaringan politik dan memperluas hubungan diplomasi Jalur-jalur administrasi pemerintahan, mulai dari pusat hingga ke daerah ditata dengan rapi sehingga sistem dan roda pemerintahan berjalan dengan baik. Terjalin koordinasi dan kerja sama antara Kepala Qadhi Jaksa Agung, Kepala Polisi Rahasia, Kepala Jawatan Pajak, dan Kepala Jawatan Pos. Hal itu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari berbagai tindakan yang tidak adil dengan memberikan hak-hak masyarakat. Untuk memperluas jaringan politik, Al-Mansur menertibkan keamanan di daerah perbatasan dan merebut kembali daerah-daerah yang melepaskan diri.