Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam
57
Penemuan baru di zaman ini diantaranya, mengukur jarak antara bumi dengan matahari,
membuat jadwal pergerekan bulan dan bintang menjelaskan sistem geologi bumi serta pengaruh
bulan dan matahari terhadap pertukaran musim, mencipta alat pengukur sudut yang dikenal sebagai
astrolabe. Tokoh astronomi muslim pertama adalah Muhammad al-Fazani, dikenal sebagai pembuat
astrolob atau alat mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim. Tokoh termasyhur
lainnya adalah Al-Battani Albatenius, sebagai bapak Ilmu Astronom,i menemukan bahwa garis bujur terjauh
matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy.
Tokoh-tokoh lainnya antara lai: 1.
Nasiruddin Al-Thusi pendiri Observatorium di Maragha, Asia kecil.
2. Ali bin Isa Al-Usturlabi, tokoh pertama
penulis risalah astrolobe. 3.
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi tokoh ilmu falak, yang juga ahli dalam bidang
matematika. 4.
Al- Fargani Al-Faragnus, menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
5. Sejarah
Ilmuwan dalam bidang sejarah pada masa Abbasiyah diantaranya adalah Muhammad bin Ishaq
bin Yasar, lebih dikenal sebagai Ibnu Ishaq, sejarawan muslim pertama. Dialah yang pertama
kali menulis Sirah al-Nabawiyah lil Ibn Ishaq yang merupakan biografi
Rasulullah pertama yang paling
komprehensif. Kemudian disunting oleh muridnya Ibn Hisyam w.230 H845 M menjadi Sirah al-
Nabawiyah lil Hisyam. Muhammad Ibnu Saad
, w.230 H845 M yang menulis karya al-Thabaqat
al-Kubra 8 jilid berkata tentang Ibnu Ishaq, Ia
Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam
58
merupakan yang pertama mengumpulkan sejumlah ekspedisi dari Utusan Allah
Muhammad dan
mencatatnya. Tokoh lainnya, Al-Biruni, juga disebut sejarawan masa Abbasiyah, dia telah menulis
buku sejarah yang berjudul Chronology.
6. Geografi
Ahli bumi pertama dalam sejarah ilmuawan muslim adalah Hisyam al–Kalbi abad ke 9 M,
dengan studinya tentang kawasan Arab.
Berkembangnya geografi di dunia Islam dimulai ketika Khalifah Al-Makmun 813-833 M
memerintahkan ahli-ahli geografi Muslim untuk mengukur kembali jarak bumi. Selain itu
meningkatnya ekspansi perdagangan semakin melahirkan banyak ahli di bidang geografi, di
antaranya: 1. Al-Ya’qubi wafat 897 M, menulis buku geografi
berjudul ’’Negeri-negeri’’
dengan studi topografisnya.
2. Ibn Khordadbeh 820 M - 912 M, murid Al-Kindi
yang mempelajari jalan-jalan di berbagai provinsi secara cermat dan menuangkannya ke dalam buku
Al- Masalik wa Al-Mamalik Jalan dan Kerajaan.
3. Abu Ubaid Al- Bakri abad 11 M menulis kitab
Mu’jam Al-Ista’jam Eksiklopedi Geografi. berisi nama-nama tempat di Jazirah Arab dan Al-Masalik
wa Al-Mamalik Jalan dan Kerajaan, berisi pemetaan geografis dunia Arab zaman dahulu.
4. Al-Idrisi 1100 M, membuat peta dunia, menulis
kitab Nazhah Al- Muslak fi Ikhtira Al-Falak Tempat Orang yang Rindu Menembus
Cakrawala.. Kitab ini. diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, menjadi Geographia Nubiensis
5. Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi
berjudul Surah Al- Ard Morfologi Bumi sebuah koreksi terhadap karya Ptolemeus yang kitab
tersebut menjadi landasan ilmiah bagi geografi Muslim tradisional
Buku Pedoman Guru Sejarah Kebudayaan Islam
59
c. Kemajuan Ilmu-ilmu Agama 1.
Ilmu hadis
Dalam sejarah perkembangan ilmu hadis, kodifikasi dan klasifikasi terhadap Hadist sudah
dimulai pada masa Dinasti Bani Umayah, di bawah kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Selanjutnya
pada masa Dinasti Abbasiyah dilakukan kodifikasi hadist-hadist didasarkan pada metode kritik matan
dan kritik sanad. Muncul pakar-pakar hadis terkenal, yang mengarang kitab enam induk kitab Hadist.
Yaitu:
a Imam Bukhari, karyanya adalah kitab Jami’ Sahih
Al-Bukhari. b
Imam Muslim, kitab karangannya Sahih Muslim. c
Ibnu Majah, karyanya Sunan Ibnu Majah. d
Abu Dawud, karyanya Sunan Abu Dawud. e
Imam Tirmizi, karyanya Sunan At-Tirmizi. f Imam Nasa’I, karyanya Sunan An-Nasa’i
2. Ilmu Tafsir
Pada masa ini terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam melakukan
penafsira ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode tafsir bil ma’tsur, yaitu metode penafsiran oleh sekelompok
mufassir dengan cara memberi penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan penjelasan para sahabat. Tokoh-
tokohnya adalah Al-Subhi w.127 H, Muqatil Bin Sulaiman w.150 H, Muhammad Bin Ishaq, dan yang
cukup termasyhur adalah At-Tabari.
Kedua, Tafsir Bi Al Ro’yi, yaitu penafsiran
berdasarkan ijtihad. akal lebih banyak dari pada hadits. Tokohnya-tokohnya adalah Abu Bakar Al
-Asham w 240 H dan Abu Muslim Al -Asfahani w. 322 H.
Corak penafsiran bil ra’yi ini kemudian melahirkan ilmu baru yang disebut Ilmu Kalam.
3. Ilmu Fiqh