Tujuan Pengukuran Kinerja Manfaat Pengukuran Kinerja Pengukuran Kinerja Berdasarkan Konsep Tradisional

memberikan informasi menyeluruh yang bermanfaat untuk kepentingan inovasi dan perbaikan secara terus menerus. Penggunaan atau pemilihan salah satu sistem pengukuran kinerja dapat memberikan informasi yang menyesatkan, karena antara pengukuran finansial dan non finansial saling terkait dan saling melengkapi. Kedua sistem tersebut juga harus digunakan secara seimbang. Banyak perusahaan yang telah mempunyai sistem pengukuran kinerja yang menyertakan berbagai ukuran finansial dan nonfinansial. Hampir semua perusahaan benar-benar memiliki bermacam-macam ukuran finansial dan nonfinansial, tetapi banyak diantaranya menggunakan ukuran nonfinansial hanya untuk beberapa perbaikan lokal, pada operasi lini depan dan yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Ukuran finansial agregat digunakan oleh manajer senior seolah-olah semua ukuran ini mampu menjelaskan hasil operasi yang dilaksanakan oleh para pekerja tingkat rendah dan menengah. Perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan ukuran kinerja finansial dan nonfinansial hanya untuk umpan balik taktis dan pengendalian operasi jangka pendek. Dalam hal ini hanya Balanced Scorecard yang menekankan bahwa semua ukuran finansial dan nonfinansial harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan.

2.1.1. Tujuan Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi 1993:416 tujuan dari pengukuran kinerja adalah : 1. Untuk menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap organisasi secara keseluruhan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Untuk memberikan dasar bagi penilaian suatu prestasi dalam berorganisasi. 3. Untuk memberikan motivasi bagi manajer bagian dalam internal menjalankan bagiannya seirama dengan tujuan pokok perusahaan secara keseluruhan.

2.1.2 Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Lynch dan Cross 1993:328 manfaat dari sistem pengukuran kinerja yang baik adalah : 1. Menelusuri manfaat kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan menjadi lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan pada pelanggan. 2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada pelanggan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. 3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya- upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut reduction of waste. 4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih kongkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. 5. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.3 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Konsep Tradisional

Pengukuran kinerja yang selama ini sering digunakan oleh banyak perusahaan adalah pengukuran kinerja yang hanya menekankan pada perspektif keuangan saja. Tolak ukur yang digunakan dalam melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja pada perusahaan tersebut berdasarkan metode tradisional yaitu dengan melakukan analisa laporan keuangan. Sistem pengendalian manajemen dan operasional perusahaan yang hanya memandang berdasarkan pada ukuran dan target keuangan, sedikit berhubungan dengan kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang, karena hal tersebut akan mengaburkan atau menyembunyikan kemampuan perusahaan dalam mencapai suatu nilai ekonomis dimasa yang akan datang Sony Yuwono, dkk, 2002 : 23.

2.2. Pengembang Perumahan