2.1.3 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Konsep Tradisional
Pengukuran kinerja yang selama ini sering digunakan oleh banyak perusahaan adalah pengukuran kinerja yang hanya menekankan pada
perspektif keuangan saja. Tolak ukur yang digunakan dalam melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja pada perusahaan tersebut berdasarkan
metode tradisional yaitu dengan melakukan analisa laporan keuangan. Sistem pengendalian manajemen dan operasional perusahaan yang hanya
memandang berdasarkan pada ukuran dan target keuangan, sedikit berhubungan dengan kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan
strategis jangka panjang, karena hal tersebut akan mengaburkan atau menyembunyikan kemampuan perusahaan dalam mencapai suatu nilai
ekonomis dimasa yang akan datang Sony Yuwono, dkk, 2002 : 23.
2.2. Pengembang Perumahan
2.2.1. Pengertian Pengembang Perumahan
Dalam Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman, perumahan diartikan sebagai kelompok rumah yang
berfumgsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunianyang dilengkapi dengan sarana dan prasarana.
Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana dimungkinkan terjadinya
interaksi sosial diantara penghuninya, serta dilengkapi prasarana sosial, ekonomi, budaya dan pelayanan yang merupakan subsistem dari kota
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya.
Pengertian rumah sering dikaitkan dengan pembangunan sejumlah rumah oleh berbagai instansi baik pemerintah atau swasta dengan desain
unit-unit rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah rumah dan kelompok perumahan ini tidak tentu, dapa terdiri dari dua atau tiga rumah
atau juga sampai ratusan rumah. Bentuknyapun tidak terbatas hanya pada bangunan satu lantai saja, yang berderet secara horizontal, melainkan
dapat juga merupakan bangunan bertingkat yaitu merupakan rumah susun. Menurut Wikipedia 2007 pengembang perumahan real estate
developer adalah orang atau perusahaan yang bekerja membangun atau merubah daratan atau tanah dan meningkatkan kegunaan dari suatu
bangunan yang sudah ada untuk beberapa tujuan baru untuk menghasilkan efek yang lebih baik.
2.2.2. Jenis-jenis Pengembang
Pengembang perumahan developer dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1.
Pengembang Elementary dasar.
Developer tingkat ini adalah developer tingkat dasar, sebagian besar masih atas nama pribadi tanpa badan hukum. Pengembang biasanya
mendirikan bangunannya diatas lahan 100 – 200 m2 di kawasan
strategis, kemudian menawarkannya dengan konsep “jual gambar” siap bangun. Tidak perlu menyumbang lahan untuk fasum, cukup
menyediakan jalan sedangkan untuk perizinan cukup mengurus IMB di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kecamatan. Namun, satu hal perlu dicatat, sesuai dengan peraturan tidak boleh menjual bangunan kecuali sudah terbangun 20.
2.
Pengembang Intermediate.
Developer ini adalah developer tingkat menengah, karena lahan yang dikembangkan sudah ribuan meter persegi. Diwajibkan menguasai
konsep pengembangan lahan, memikirkan fasum, mengurus IPPT dan lainnya. Harus jeli melihat pasar dan menentukan harga jual, memiliki
kemampuan manajemen proyek dan ilmu kepemimpinan serta juga harus memiliki badan hukum dan perjanjian kerjasama dengan pihak
bank.
3.
Pengembang Advanced.
Developer ini adalah developer tingkat atas dalam dunia developer, lahan yang mereka kembangkan pun sampai ratusan hektar. Developer
tingkat ini mengarah pada pengembangan kota mandiri, dimana disitu tersedia area residensial, komersial, publik, permainan, pusat
perbelanjaan, pendidikan, perkantoran lainnya.
2.3. Balance Scorecard BSC