Pengertian Keterlibatan Hidup Menggereja
34
dengan acara rapat presidium yang terdiri dari doa pembukaan dan Rosario, pembacaan rohani, pembacaan notulen, penerimaan tamu, instruksi tetap, daftar
anggota presensi, surat menyurat, berita dewan, laporan bendahara, laporan anggota, doa katena, alokusio, derma rahasia diedarkan, laporan dilanjutkan,
pembagian tugas, mempelajari buku pegangan, laporan anggota auksilier, soal- soal lain, doa penutup Surono, 2010: 8-9. Tugas yang dikerjakan oleh anggota
Legio Maria meliputi bidang kerygma, leitourgia, communio, diakonia dan martyria. Bentuk dari keterlibatan pelayanan pastoral, kerasulan dan
kemasyarakatan seperti mengajar agama, mengunjungi orang sakit, membersihkan Gereja, mendoakan orang sakit dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam paguyuban
Legio Maria tidak hanya berdevosi kepada Bunda Maria tetapi ada aksi nyata yang dilakukan berupa tindakan yang nantinya dilaporkan saat sidang.
f Paguyuban Ibu-Ibu Paroki
Merupakan sekumpulan umat terdiri dari ibu-ibu yang berkumpul untuk mengadakan pertemuan dengan acara arisan dan pendalaman kitab suci.
Paguyuban ibu-ibu paroki berkumpul setiap satu bulan sekali di aula gereja bahkan ada pula bergiliran di rumah umat yang menjadi anggota paguyuban ibu
paroki. Di dalam paguyuban tersebut selain mengadakan acara arisan dan pendalaman kitab suci disetiap pertemuan juga mengadakan ziarah, menjenguk
orang sakit, kunjungan ke novisiat, menghadiri pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan keuskupan atau kegiatan kunjungan yang telah disepakati oleh
ibu-ibu Paroki.
35
2 Pewartaan Injil Kerygma
Penginjilan evangelisasi berarti membawa Kabar baik kepada segala tingkat kemanusiaan dan melalui pengaruh Injil merubah umat manusia dari
dalam dan membuatnya menjadi baru EN, art. 18. Isi evangelisasi memberikan kesaksian tentang kasih, mewartakan penebusan Yesus Kristus, mewartakan kasih
kepada semua orang, saling mengampuni, membantu sesama, berbuat baik, menghayati sakramen, berdoa, hidup di masyarakat dengan menciptakan
perdamaian dan keadilan. Kerygma merupakan keterlibatan aktif dari tiap-tian anggota umat Allah dalam pengajaran dan pewartaan kabar gembira melalui
usaha-usaha saling mengajar dan saling meneguhkan, memperkaya iman dan pemahamannya dengan sharing, katekese umat, katekese sekolah, katekese
katekumenat dan pendalaman iman Komisi Kepemudaan, 1993: 39. Mewartakan Kabar Gembira tidak cukup dengan hanya membaca dan mendengarkan Sabda
Tuhan tetapi diwujudkan berupa tindakan secara nyata untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia. Metode-Metode evangelisasi seperti mencari sarana-
sarana yang cocok, kesaksian hidup, Kotbah, liturgi sabda, katekese, menggunakan media massa, sakramen, kesalehan yang merakyat EN, art. 40-48.
Bentuk-bentuk keterlibatan dalam bidang kerygma sebagai berikut:
a Katekese
Isi dari katekese adalah Yesus Kristus, pengalaman peserta, Tradisi, Ajaran gereja dan Ajaran moral. Katekese sebagai salah satu tugas pastoral Gereja tidak
hanya dilaksanakan pada persiapan penerimaan sakramen tetapi juga berkelanjutan setelah menerima sakramen. Pelajaran agama katolik di sekolah
36
merupakan bentuk katekese. Ruang lingkup katekese terdiri dari lima bagian yaitu keluarga, paroki, sekolah, masyarakat dan komunitas basis Sumarno, 2011: 59.
1 Katekese Persiapan Baptis Dewasa
Sakramen Baptis merupakan pintu gerbang sakramen lainya. Oleh karena itu, orang yang akan masuk katolik harus menerima sakramen baptis. Sebelum
menerima sakramen baptis, para katekumen wajib mengikuti pelajaran baptis atau katekese persiapan baptis. Katekese persiapan katekese baptis dewasa intinya
mempersiapkan para calon Baptis katekumen untuk mengenal Gereja Katolik dengan semua ajarannya, mengakui pokok-pokok iman katolik, dan menghayati
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari katekese yaitu mengembangkan dan membina pengetahuan dan penghayatan iman para katekumen Komkat KAS,
2012: 17. Oleh karena, katekumen tidak hanya diberikan pengetahuan iman melalui dogma, katekismus, ajaran gereja, menghafalkan doa tetapi diajak untuk
menghayati pengalaman imannya secara pribadi. Selama setahun sebelum menerima sakramen baptis, para katekumen menjalani tiga tahap empat masa
sehingga benar-benar dipersiapkan agar sungguh-sungguh dapat meyakini, menghayati dan menjalankan iman katolik.
2 Katekese Persiapan Komuni Pertama
Komuni Pertama diterima oleh anak kurang lebih umur 9-10 tahun. Katekese persiapan komuni pertama diharapkan dapat mengajak calon kepada
sikap dan nilai baru yang perlu dikembangkan, bukan sekedar pemahaman, artinya dengan menerima komuni pertama calon diajak dalam persekutuan Gereja,
37
terlibat dalam hidup menggereja sepenuhnya dan menyadari untuk setia mengenakan Kristus melalui menerima Tubuh dan darah Kristus Komkat KAS,
2012: 32. Dalam katekese persiapan komuni pertama materinya tentang pemahaman
Tritunggal MahaKudus, Kitab Suci, Gereja, Sakramen, moral kristiani, ajaran Gereja, doa dan hidup kekal. Katekese persiapan komuni pertama sangatlah
penting dan wajib diikuti oleh anak yang akan menerima Sakramen Ekaristi karena mereka disiapkan untuk menerima Tubuh dan Kristus.
3 Katekese Persiapan Sakramen Penguatan
Sakramen Penguatan atau Krisma diterimakan pada usia remaja minimal kelas 2 SMP. Tujuan dari katekese sakramen penguatan diajak untuk memahami
bahwa sakramen mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Krsitus Komkat KAS, 2012: 45. Dalam sakramen penguatan, umat lebih dikuatkan
untuk menjadi saksi Kristus. Berkat anugerah Roh Kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan untuk memberi kesaksian
tentang Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya dalam iman dan cinta kasih KWI, 1996: 426-427. Dalam hal ini, orang beriman diutus untuk terlibat dalam hidup
menggereja yang terdapat empat bidang yaitu leitourgia, koinonia, diakonia, dan kerygma.
4 Katekese Lanjut
Masa mistagogi merupakan masa lanjut setelah menerima Sakramen baptis. Dalam tahap mistagogi, penghayatan perlu selalu ditumbuhkan sehingga semakin
38
mencintai Yesus Kristus dan perlu diberikan contoh-contoh konkret untuk dapat mengaktualkan pengetahuan imannya dalam hidup sehari-hari Komkat KAS,
2012: 55. Katekese sebagai usaha untuk mendidik iman perlu dilanjutkan agar sampai pada iman yang dewasa meskipun aspek pengetahuan iman dan sikap
iman tidak dilupakan. Selain itu, yang membutuhkan katekese lanjut tidak hanya para baptisan baru tetapi semua umat beriman katolik yang masih hidup dan
membutuhkan pendampingan iman agar iman semakin berkembang. Dalam usaha menumbuhkan iman maka katekese lanjut perlu ditempatkan sebagai media
gerejawi untuk mendidik seorang dalam iman.
5 Katekese di Sekolah
Dalam dokumen tentang Ajaran dan Pedoman Gereja tentang Pendidikan Katolik menegaskan bahwa pendidikan agama Katolik di setiap sekolah adalah
tepat, sebab tujuan dari sekolah ialah membentuk manusia dalam segala dimensinya yang pokok dan dimensi keagamaan merupakan bagian dari intergral
dari pembentukan itu Boli Kontan, 2011: 45. Pendidikan menyangkut hubungan dengan Tuhan dan sesama. Oleh karena itu, katekese di Sekolah harus menjadi
bagian dari pendidikan iman yang dapat mendidik murid untuk mengolah pengetahuan iman menjadi nyata. PAK di sekolah swasta dan negeri merupakan
bentuk katekese. Pendekatan yang dipakai pola interaksi komunikasi aktif untuk mengintepretasikan dan mengaplikasi ajaran imannya dalam hidup nyata.
Keberhasilan dalam hidup beragama tidak terletak pada apa yang diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan iman supaya hidup lebih
nyata dan berkembang secara rohani serta jasmani Boli Kontan, 2011: 56.
39
Pendidikan Agama Katolik di sekolah bertujuan membantu siswa untuk dapat menghayati dan mewujudkan imannya serta untuk menentukan jati diri.
Terwujudnya Kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh kegiatan pendidikan di dalam iman atau PAK Heryatno, 2008: 26. Dimensi
pendidikan agama katolik di sekolah meliputi Pribadi siswa, Yesus Kristus, Gereja dan Kemasyarakatan. Gereja sebagai persekutuan yang melanjutkan karya
Yesus. Oleh karena itu, ajaran dan iman Gereja bertumbuh dan berkembang melalui persekutuan sehingga pendidikan agama katolik tidak hanya memberikan
pengetahuan iman, tetapi menghayati dan mewujudkan iman dalam keadaaan konkret sebagaimana tiga unsur iman kristiani yaitu meyakini, mempercayai dan
menjalankan. Pendidikan Iman dalam di sekolah, sebagai proses pendewasaan iman diharapkan membantu memperkembangkan iman peserta didik secara
seimbang dan integratif ketiga aspek iman tersebut Heryatno, 2008: 31.
b Kotbah
Dalam buku Kompendium Prodiakon 2010: 48 Kotbah adalah pewartaan mengenai iman yang berisi Kitab Suci, ajaran Gereja, ajaran moral. Khotbah
berbeda dengan homili di lihat dari segi isi. Kotbah bisa menjadi homili apabila disampaikan dalam perayaan liturgi dan bertitik tolak dari bacaaan Kitab Suci.
Dari segi tempat penyampaiannya, kotbah dapat disampaikan dimana saja tidak hanya dalam perayaan liturgi seperti dalam rapat pertemuan, jalan raya dan lain-
lain.
40
c Homili
Homili berasal dari kata Yunani homilia yang berarti percakapan atau pembicaraan yang enak, akrab, saling memahami dan seterusnya. Homili selalu
bertitik tolak dari bacaan Kitab Suci yang sifatnya mengupas dan menjelaskan isi Kitab Suci sesuai dengan konteks hidup jemaat art 49. Seperti yang telah
diungkapkan St. Hieronimus bahwa Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus. Dalam ungkapan tersebut mengajak umat beriman katolik
untuk mengenal Yesus melalui bacaan Kitab Suci dengan karya keselamatan Allah. Oleh karena itu, dalam Misa hari Minggu dan hari raya wajib yang dihadiri
umat, homili jangan ditiadakan kecuali jika ada alasan yang berat SC, art. 52.
3 Perayaan Iman Leitourgia
Leitourgia adalah keterlibatan dan peran serta secara aktif tiap-tiap anggota umat Allah dalam ibadat dan perayaan bersama untuk menyembah dan bersyukur
kepada Allah dalam doa bersama, mendengarkan sabda-Nya dalam Kitab Suci dan terutama dalam perayaan Ekaristi Kudus dan sakramen-sakramen yang lain
Komisi Kepemudaan, 1993: 39. Gereja mengenangkan perayaan syukur karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang terungkap dalam perayaan
Ekaristi dan Sakramen. Dengan sakramen, orang beriman bersatu dengan Yesus Kristus. Leitourgia menjaga hubungan dengan Yesus Kristus yang mendasari
kehidupan jemaat dan pengabdaian agar terpelihara Ardisubagyo, 1987: 29. Keterlibatan dalam perayaan iman sungguh penting baik sebagai petugas liturgi
maupun umat. Sebagai umat hendaknya aktif dalam berliturgi seperti aklamasi
41
olah umat, jawaban-jawaban, pendarasan mazmur, antifon-antifon, lagu dan sikap-sikap liturgi. Menjadi petugas litugi dapat berperanserta dalam putra-putri
altar, lektor, komentator, paduan suara, prodiakon, tata tertib, dirigen, petugas persembahan, dirigen secara bertanggung jawab. Bentuk keterlibatan dalam
leitourgia sebagai berikut:
a Merayakan Ekaristi dan Merayakan Sakramen
Misa Kudus adalah perayaan kebersamaan dengan seluruh Gereja secara konkret yang diungkapkan dengan kehadiran semua umat yang hadir berkumpul.
Perayaan Ekaristi Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yakni umat kudus yang berhimpun dan diatur dibawah para uskup SC, art. 26. Ekaristi adalah puncak
sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani SC, art. 10. Oleh karena itu, setiap umat beriman katolik setiap hari Minggu mempunyai kewajiban untuk
merayakan Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan perayaan kehadiran yang tidak hanya mempertandakan kehadiran Tuhan di tengah umat tetapi
bagaimana umat menghayati dalam imannya dengan kehadiran Tuhan. Gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohonkan keselamatan seluruh dunia bukan
hanya dengan merayakan perayaan Ekaristi, melainkan dengan cara-cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian SC, art. 83. Oleh karena itu,
perayaan Ekaristi sebagai perayaan bersama masing-masing umat dapat terlibat sesuai dengan perannya masing-masing baik menjadi petugas maupun sebagai
umat.
42
Dalam Gereja Katolik memiliki tujuh sakramen. Sakramen merupakan tanda dan sarana keselamatan Allah. Ketujuh sakramen merupakan liturgi dalam arti
yang paling padat KWI, 1996: 396. Memaknai sakramen adalah mendalami kekristenan dan mendalami arti menjadi warga Gereja yang berarti pengungkapan
iman dan perwujuan iman untuk merumuskan teknis dari cita-cita menggereja konteksual yang artinya melahirkan wujud kekristenan dalam situasi sosial,
budaya, politik, keagamaan, ekonomi yang konkret Putranto, 2011: 1. Menjadi umat beriman katolik dapat mengikuti, menerima dan merayakan perayaan
Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Krisma dan Sakramen Pengurapan orang sakit.
b Ibadat Harian
Dalam buku Iman Katolik 1996: 396-397 liturgi tidak terbatas pada bidang sakramen, tetapi mencakup Ibadat Harian. Yang wajib merayakan ibadat harian
ialah 1. dewan pembantu uskup, para rahib dan rubiah, serta para imam biarawan lainnya, yang terikat pada pada Ibadat Harian bersama menurut hukum
atau konstitusi tarekat; 2. Dewan para iman katedral atau penasihat uskup untuk sebagian SC, art. 95.
c Menjadi Lektor
Lektor artinya orang yang bertugas untuk membacakan bacaan pertama dan atau bacaan kedua, sebagai sabda Allah, dalam perayaan Ekaristi Prasetya, 2010:
40. Tujuannya agar Sabda Tuhan yang disampaikan dapat menyentuh hati umat dan umat dapat menanggapi Sabda dengan baik. Dalam menyampaikan Sabda
43
Tuhan tidak hanya sekedar membaca, tetapi membutuhkan persiapan dengan baik. Lektor menjadi orang yang terpanggil dan terpilih Allah, maka harus bersedia
melaksanakan tugas dan panggilannya tersebut serta tidak alasan untuk menolak. Menjadi lektor sebuah pelayanan, pengabdian demi Gereja dan demi Kristus. Oleh
sebab itu menjadi Lektor tidak memandang umur, latar belakang maupun pendidikan.
d Menjadi Putra-Putri Altar
Putra-Putri altar atau misdinar adalah perkumpulan yang dibangun Gereja atau Paroki setempat untuk menghimpun anak-anak usia SD–SMP agar dapat
melaksanakan tugas yang dipercayakan Gereja kepada mereka. Perkumpulan ini menjadi tempat yang efektif bagi pembinaan iman remaja agar sungguh-sungguh
mempunyai iman yang mendalam dan Putra-Putri Altar dengan bebas dan senang hati melibatkan diri dalam pelayanan hidup menggereja serta sebagai ungkapan
tanggungjawabnya menjadi anggota Gereja. Selain itu, menjadi Putra-Putri Altar berarti menunjukkan rasa cinta kepada Gereja. Tugas utama misdinar itu
membantu imam selebran saat penyelenggaraan Misa Amuristian Daely dan Subaryani, 2009: 37.
e Anggota Paduan Suara
Paduan suara adalah orang-orang yang bertugas menyanyikan lagu, dalam suasana kebersamaan, yang dapat membantu atau mendukung kemeriahan dan
keagungan tindak liturgi yang sedang dirayakan Prasetya, 2003: 53. Menjadi
44
petugas paduan perlu latihan rutin dan pemilihan lagu diperhatikan agar dalam merayaan liturgi suasananya meriah dan khidmat.
f Menjadi Pemazmur
Pemazmur yaitu orang yang bertugas menyanyikan aneka mazmur sebagai tanggapan atas Sabda Allah yang telah didengarnya Prasetya, 2003: 53. Mazmur
merupakan unsur penting dalam Liturgi Sabda. Menjadi pemazmur perlu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan tugas karena seorang
pemazmur adalah mewartakan Sabda Tuhan. Mazmur tanggapan untuk
menanggapi atau merenungkan isi dari bacaan pertama sedangkan bait pengantar Injil sebagai persiapan untuk mendengarkan Injil.
g Menjadi Petugas Persembahan
Yaitu orang-orang yang bertugas mewakili umat beriman Katolik dalam mempersembahkan bahan-bahan Ekaristi dan sebagian harta kekayaannya kepada
Allah melalui Gereja Prasetya, 2003: 54. Petugas persembahan bisa
dilaksanakan oleh semua umat beriman katolik yang bersedia untuk menghantarkan persembahan ke depan altar Gereja Katolik.
h Pembaca Pengumuman
Pembaca Pengumuman yaitu orang yang bertugas menyampaikan aneka informasi kepada umat beriman Katolik Prasetya, 2003: 54. Seorang pembaca
pengumuman harus jelas dalam membaca pengumuman karena menyampaikan
45
informasi tentang kegiatan Gereja. Di suatu paroki, petugas pengumuman dibacakan oleh lektor dan ada pula oleh petugas khusus.
4 Pelayanan Diakonia
Pelayanan kasih setiap anggota umat Allah terhadap satu sama lain dalah wujud dan bentuk yang konkret, khususnya di bidang kehidupan sehari-hari:
material, sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan sehingga terwujud suatu kehidupan yang layak bagi seluruh umat Allah Komisi Kepemudaan, 1993: 39.
Cox dalam Ardhisubagyo 1987: 30 Pelayanan Gereja didasari oleh Yesus sebagai Kepala Gereja, yang menyembuhkan, memperhatikan orang kecil dan
mengampuni dosa. Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani tetapi melayani umat manusia Mrk 10:45. Mengembangkan pelayanan perlu dibeda-
bedakan beberapa hal; pelayanan rohani pewartaaan, bimbingan pastoral dan pelayanan umum pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi, pelayanan intern
atau ke dalam lingkup paroki bagi warga paroki, dan pelayanan ekstern atau ke luar bagi masyarakat Sumarno, 2011: 58.
Fungsi pelayanan berkaitan dengan ketiga fungsi lain seperti koinonia, leitourgia, kerygma yang bersama-sama harus menjiwai dan mendorong umat
untuk beriman untuk melaksanakan pelayanan Ardhisubagyo, 1987: 31. Banawiratma dalam Ardhisubagyo 1987: 31 mengatakan bahwa kegiatan Gereja
bermuara pada pelayanan sesama dan bukan hanya kegiatan yang dapat memuaskan kebutuhan rohani. Bentuk-bentuk dari diakonia sebagai berikut:
46
a Bakti Sosial
Bakti sosial adalah suatu kegiatan untuk menyalurkan rasa kemanusiaan kepada orang yang membutuhkan. Bentuk kegiatan dapat dilaksanakan di panti
asuhan, panti jompo, panti asuhan cacat ganda, membersihkan lingkungan Gereja, membersihkan lingkungan masyarakat, membersihkan jalan, membantu saudara
yang KLMTD dan lain-lain. Dengan mengadakan bakti sosial remaja dapat menyalurkan rasa solidaritas kepada saudara-saudara yang membutuhkan,
meningkatkan rasa kepedulian, memotivasi terlebih untuk selalu bersyukur dalam kehidupan.
b Donor Darah
Donor darah merupakan aksi sosial dari seseorang yang sukarela untuk menyumbangkan darah melalui lembaga sosial seperti PMI. Aksi donor darah bisa
dilakukan oleh semua orang yang rela dan memenuhi syarat untuk mendonorkan darah. Setetes darah yang kita berikan sungguh sangat berarti bagi yang
membutuhkan. Aksi donor darah biasa diselenggarakan di Gereja maupun di masyarakat bila ada acara khusus.
c Membantu Korban Bencana Alam
Membantu korban bencana alam merupakan pelayanan yang diberikan saudara-saudari yang membutuhkan dengan yang seiman maupun bukan seiman.
Dalam membantu korban bencana alam berupa memberikan uang, bahan makanan, sembako, pakaian, penghiburan dan lain-lain sesuai yang dibutukan.
47
Membantu korban bencana alam sekecil apapun sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan pertolongan kita.
d Mengunjungi orang yang kurang tersapa
Mengunjungi orang yang lemah, kurang tersapa, miskin, tersingkir dan sudah tua juga menjadi kewajiban kita sebagai sesama. Dengan mengunjungi
sekedar untuk menanyakan kabar atau keadaan akan membuat orang itu merasa tersapa dan dihargai sehingga merasakan kebahagiaan serta kekeluarga.