128
Yohanes  Paulus  II.  1995. Apostolicam  Actuositatem.  R.  Hardawirjana, Penerjemah.  Jakarta:  Departemen  Dokumentasi  dan  Penerangan  KWI
Dokumen Asli diterbitkan tahun 1979. ________________.
2014. Catechesi
Tradendae. R.
Hardawirjana, Penerjemah.  Jakarta:  Departemen  Dokumentasi  dan  Penerangan  KWI
Dokumen Asli diterbitkan tahun 1979. ________________. 1990. Evangelii Nuntiandi. R. Hardawirjana, Penerjemah.
Jakarta:  Departemen  Dokumentasi  dan  Penerangan  KWI  Dokumen  Asli diterbitkan tahun 1975.
LAMPIRAN
1
Lampiran I : Surat Permohonan Izin Penelitian
1
2
Lampiran 2 : Satuan Persiapan I  Siklus I SATUAN PERSIAPAN I
SIKLUS I A.
Identitas
1. Tema
:  Ayo ikut berpaguyuban 2. Tujuan
: Bersama  pendamping, siswa  diajak  untuk terlibat dalam  berpaguyuban  sehingga  mampu  memiliki
semangat persaudaraan dan kesetiakawanan 3. Peserta
: Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas 4. Tempat
: Ruang kelas 5. HariTanggal
: Jumat, 17 Oktober  2014 6. Waktu
: 11.00-12.20 7. Metode
: a. Menyanyi
b. Sotarae c. Sharing
d. Tanya Jawab 8. Materi
: a. Teks cerita “organisasi”
b. Kis 4:32-37 c. Pengertian koinonia persekutuan-
persaudaraan 9. Sarana
: a. Papan Tulis
b. Spidol c. Kitab Suci
10. Sumber Bahan :
a. Ardhisubagyo,  Y.  1987. Menggereja  Di Kota.  Seri  Pastoral  No.136.  Yogyakarta:
Pusat Pastoral Yogyakarta b. Agus,
Gunadi. 2010.
101 Kisah
Inspirasional. Yogyakarta: Kanisius
3 c. Komkat  KAS.  2012.  Katekese  Inisiasi:
Gagasan  Dasar  dan  Silabus. Yogyakarta: Kanisius
d. Lembaga  Biblika  Indonesia.  1975.  Kitab Suci  Perjanjian  Baru:  Pengantar  teks  dan
catatan. Jakarta: Arnoldus Ende e. Lembaga  Biblika  Indonesia.  1981.  Tafsir
Perjanjian Baru:
Kisah Para
Rasul. Yogyakarta: Kanisius
f. Mariyanto. E. 1987. Persiapan Krisma Suci: Buku Pembina. Yogyakarta: Kanisius.
g. Olivera,  Manuel.  1989.  Group  Media. Yogyakarta:  Kanisius
4
B. Pemikiran Dasar
Umat  beriman  kristiani  yang  sudah  menerima  Sakramen  Baptis  telah dipersatukan  oleh  Kristus  dan  dipersatukan  dengan  jemaat  lain  disebut  dengan
gereja  serta  Kristus  sebagai  Kepala  Gereja.  Arti kata  Gereja  diambil  dari bahasa Yunani “ekklesia” yang artinya mereka yang dipanggil. Pengertian tentang gereja
tergantung  konteksnya,  gereja juga diartikan  sebagai  persekutuan  umat beriman yang mengimani Kristus. Dalam  penerimaan Sakramen Baptis, Roh Kudus yang
diterima  akan menjadi semakin hidup apabila mengambil bagian kegiatan hidup menjemaat  dalam  kebersamaan  dengan jemaat  lain. Persekutuan atau  paguyuban
koinonia  merupakan  salah  satu  bagian  dari  keterlibatan  hidup  menggereja. Paguyuban  muncul  karena  perjumpaan  beberapa  orang  yang  mempunyai  tujuan,
minat,  panggilan  dan  kepentingan  yang  sama.  Oleh  karena  itu,  remaja,  kaum muda, orang dewasa dan lansia dipanggil untuk mengambil bagian dalam kegiatan
yang  ada  di  gereja  agar  Kerajaan  Allah  terwujud  di  dunia  sehingga  tumbuh  dan berakar.  Sebagai  contoh  dapat  terlibat  pada  paguyuban  misdinar,  lektor,  legio
Maria, remaja, pangruktiloyo dan lain-lain.
Siswa-siswi SMP  Pangudi  Luhur  Cawas  sebagai  kaum  remaja  perlu mengambil  bagian  dalam  kegiatan  yang  ada  di  Gereja  karena  nantinya akan
menjadi  penerus  generasi  Gereja.  Realita  yang  terjadi  keterlibatan untuk mengikuti  kegiatan  masih  rendah.  Hal  ini  dapat  dilihat  ketika  ada  pelaksanaan
kegiatan  yang  hadir  hanya  orang  tertentu  biasa  hadir  terlebih  untuk  mengikuti paguyuban PIR tingkat pasrtisipasinya masih sangat rendah. Bagi yang mengikuti
bermacam-macam motivasinya.
Kis  4:32-37, mengajarkan  kepada  kita  bahwa  ciri  khas  dari  cara  hidup jemaat  perdana  sebagai  paguyuban  dengan  sehati  sejiwa,  memiliki  rasa  percaya,
segala sesuatu yang dimiliki merupakan milik bersama, hidup dalam kasih karunia yang  melimpah dan  tidak  ada  kekurangan  satu  apapun. Inti  cara  hidup  jemaat
perdana menjadi ciri pokok sebagai umat beriman kristiani  dalam berpaguyuban yang mempunyai tujuan  dengan  memiliki sikap keterbukaan, mencintai dan peka
terhadap  sesama  yang  menderita  serta  dilanda  kesusahan  serta  adanya kesetiakawanan.  Oleh  karena  itu,  dengan  aktif  berpaguyuban  agar  lebih  dapat
memiliki semangat persaudaraan dan kesesetiakawanan.
Pertemuan  ini  mengajak  kita  untuk    semakin  terlibat  dalam  berpaguyuban sehingga  mampu  memiliki semangat  persaudaraan  dan  kesetiakawanan seperti
komunitas jemaat perdana.
C. Langkah -Langkah
a. Pembukaan
1 Pendamping  memberikan  pengantar  mengenai  tema,  tujuan  dan  proses
katekese model sotarae kepada siswa. 2
Pendamping  mengajak  siswa menyanyikan  lagu  “Hari  ini  Ku  Rasa Bahagia”.
5 Hari ini kurasa bahagia
Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita
Tanpa memandang diantara kita Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau saudaraku, kau sahabatku
Tiada yang dapat memisahkan kita 3
Doa Pembukaan Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyanyang pada siang hari ini
kami  bersyukur  kepadamu  karena  atas  rahmat  dan  kasihMu  kami  boleh berkumpul  di  tempat  ini  untuk  berbagi  bersama  tentang  pengalaman  kami
dalam berpaguyuban. Kami mohon ya Bapa engkau membuka mata hati dan pikiran  kami  agar  kami  menyadari  bahwa  berpaguyuban  akan
menumbuhkan  semangat  persaudaraan.  Semoga  kami  bisa  meneladani seperti  cara  hidup  jemaat  perdana  yang  sehati  sejiwa.    Doa  yang  jauh
sempurna ini, kami haturkan kepada Tuhan kami Yesus Kristus. Amin
b. Inti  : Sotarae
1 Pendamping meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 4 orang.
2 Pendamping  membagikan  teks  cerita  kisah  inspirasional  yang  berjudul
“organisasi” terlampir. 3
Pendamping  memberikan panduan  pertanyaan  kepada  kelompok  kecil sebagai berikut: dikerjakan dalam kelompok
a Bagaimana  perasaan  dan  pendapatmu  setelah  membaca  bacaan  tadi?
Dan  bagaimanakah  situasi  progam  paguyuban  yang  ada  di  parokimu, khususnya  paguyuban remaja?  pertemuannya  berapa  bulan  sekali,
partisipasi peserta
b Seandainya teman-teman berada di posisi anak-anak tadi, apa yang akan
teman-teman lakukan? c
Bagaimankah pelaksanaan pertemuan  paguyuban di parokimu? dilihat dari pendamping, proses, kegiatan, kehadiran peserta
d Tema  apa  yang  cocok  untuk  mengangkat  sehubungan  masalah  yang
ditemukan ?
6 4
Pendamping  mengajak  siswa  untuk  mensharingkan  hasil  pembahasannya dalam kelompok besar.
5 Pendamping mengajak siswa untuk membaca, mendalami dan merenungkan
bacaan Kis 4:32-37. 6
Pendamping  memberikan  rangkuman  dari  hasil  pembahasan  dan mengkaitkan dengan bacaan kitab suci serta materi.
Dari  kisah  inspirasi  tadi  menceritakan  tentang  kebanggan  pastor terhadap perkembangan umat yang terjadi di wilayahnya dimulai dari anak-
anak  sampai  orang  dewasa.  Umat begitu    kreatif  pada  waktu  misa  seperti menggunakan tarian  dalam  persembahan  yang  menunjukkan  bahwa  ada
inkulturasi dimana sebelumnya tidak  pernah  dilakukan  oleh  umat.  Setelah pastor melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh umatnya kemudian dalam
pastor  berfikir untuk  mengorganisasi  paduan  suara  dan  bakat-bakat  seni. Seluruhnya  diorganisasi  dengan  baik  antara  lain  ditentukan  jadwal  latihan,
kapan boleh ditampilkan dan diatur secara rapi diorganisasi secara teratur. Akan  tetapi, setelah  pastor  mengorganisasi  yang  terjadi  malah  membuat
anak-anak itu sulit untuk berpartisipasi dalam koor dan  menari pada waktu misa.  Dari  cerita  tadi  memberikan memang  tindakan  pastor  itu  baik,  di
salah  satu  sisi  pastor  tidak  melihat  organisasi  yang  diatur  sedemikian rapinya,  tertibnya  malah  mematikan  suasana  keguyuban  umat  bersama.
Mungkin  umat  merasa  terbatas  untuk  mengembangkan  diri dengan  adanya organisasi yang diatur dan merasa suasana persaudaraan hanya dengan satu
kelompoknya  saja.  Dalam  situasi  seperti  sekarang  ini  sungguh  terjadi  di suatu  paroki  ketika  suatu  paguyuban  diatur  langsung  oleh  pastor,  banyak
umat  menjadi  tidak minat  untuk mengikuti paguyuban karena  merasa kaku untuk mengikuti dinamika dalam berpaguyuban,
Dasar dari berpaguyuban dilihat pada  Kis 4:32-37, bahwa cara hidup jemaat  perdana  sehati  sejiwa,  memiliki  rasa  percaya,  segala  sesuatu  yang
dimiliki  merupakan  milik  bersama,  hidup  dalam  kasih  karunia  yang melimpah  dan  tidak  ada  kekurangan  satu  apapun.  Yang  ditekankan  ialah
kesatuan  dari  umat  Kristen  yaitu  suatau  kesatuan  dalam  hal-hal  baik rohaniah  maupun  jasmaniah.  Cara  hidup  jemaat  perdana  mempunyai  suatu
tujuan  yang  ingin  dicapai  dengan  memiliki  sikap  keterbukaan,  mencintai dan peka terhadap sesama yang menderita serta dilanda kesusahan. Ini yang
harus  menjadi  pola dalam  berpaguyuban  sebagai  umat  katolik.  Adanya paguyuban  muncul  karena  perjumpaan  beberapa  orang  yang  mempunyai
minat,  tujuan,  panggilan  dan  kepentingan  yang  sama.  Pengalaman  Santo Paulus  melihat  bahwa  jemaat  itu  bersatu,  sehingga  mengibaratkan  bahwa
semua  orang  yang  percaya  akan  Kristus  sebagai  Tubuh  Kristus  sendiri. Kesatuan tubuh sebagai jemaat ini yang harus menjadi tanda umat beriman.
Koinonia persekutuan-persaudaraan  diartikan  sebagai  semangat persaudaraan  dan  kesetiakawanan.  Sebagai  umat  beriman  kristiani  yang
sudah  menerima  Sakramen  Baptis  telah  dipersatukan  oleh  Kristus  dan dipersatukan  dengan  jemaat  lain  disebut  dengan  gereja.  Gereja  diartikan
7 sebagai suatu paguyuban umat beriman yang mengimani Kristus dan Kristus
sebagai  Kepala. Roh  Kudus  yang  diterima  melalui  Sakramen  Baptis  akan menjadi  semakin  hidup  apabila kita mengambil  bagian  kegiatan  hidup
menjemaat dalam kebersamaan dengan jemaat lain. Contoh paguyuban yang ada: PIR, PIA, Legio Maria, Lektor, misdinar dan lain-lain. Sebagai seorang
remaja bisa masuk dalam paguyuban PIR, misdinar, lektor.
Dari  kisah  tadi  dan  bacaan  Kis  4:32-37 bila  dihubungkan  kita  perlu menyadari  bahwa  sebagai  umat  dalam  ikut  organisasi  mencontoh  ciri  khas
dari  jemaat  perdana  dimana  menunjukkan  suatu  keguyurukunan  yaitu adanya  keterbukaan,  segala  sesuatu  milik  bersama,  adanya  kesetiakawanan
dan  lain-lain  sehingga  merasa  menjadi  satu  umat  beriman  untuk mengembangkan  gereja  agar  semakin  kokoh,  kuat,  tangguh  dalam
menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Oleh karena itu, dengan remaja aktif ikut  berpaguyuban  lebih  menumbuhkan  semangat  persaudaraan  sebagai
orang beriman sebagai penerus generasi gereja.
7 Pendamping  mengajak  siswa  untuk  menentukan  aksi  nyata  untuk
menyelesaikan masalah yang ada dengan pertanyaan “Niat-niattindakan apa yang  kita  wujudkan  agar  kita  semakin  terlibat  dalam  hidup  menggereja
dalam berpaguyuban? dalam kelompok besar
8 Pendamping  mengajak  siswa  untuk  mengevaluasi  pertemuan  yang
direncanakan dan dilaksanakan apakah tujuan sudah tercapai. a
Menurutmu  bagaimana  pelaksanaan  pertemuan  ini?  proses,  materi, pendamping?
c. Penutup
1 Doa Penutup
Tuhan  Yang  Maha  Kasih  dan  Penyanyang,  pada  siang  hari  ini  kami bersyukur  kepadamu  karena  telah  menyadarkan  kami  untuk  mengambil
bagian  dalam  berpaguyuban.  Kami  percaya  apabila  paguyuban  kuat  tentu Gereja  akan  semakin  berkembang  dan  kokoh,  Semoga  dengan
berpaguyuban  kami  semakin  merasakan  sehati  sejiwa  dengan  saudara- saudari  kami  kaum  beriman.  Doa  yang  tiada  sempurna  ini  kami  haturkan
dengan perantaraan Tuhan Kami Yesus Kristus. Amin
2 Pendamping mengajak peserta untuk menyanyikan lagu “Semua Baik”
Dari semula tlah kau tetapkan Hidupku dalam tanganmu
Dalam rencanamu Tuhan Rencana indah tlah kau siapkan
Bagi masa depanku yang penuh harapan
8 Semua baik, sungguh teramat baik
Apa yang tlah kau perbuat di dalam hidupku
ORGANISASI
Pastor  begitu  bangga  melihat  perkembangan  sekolah  minggu  di  wilayah- wilayah di parokinya.
“Inilah Gereja. Tanpa dikomando, muncul aktivitas iman di kalangan umat.” Kadang-kadang  secara  kreatif  wilayah  tertentu  menampilkan  paduan  suara
anak-anak  dalam  Misa.  “Ibadah  menjadi  semakin  semarak.”Yang  lain  lagi,  di tengah-tengah
persembahan menampilkan
suatu tarian
mengiringi persembahan.”Begitu hidup dan menyenangkan.”
Melihat  potensi  sedemikian  besar,  muncul  dalam  benak  pastor  itu  untuk mengorganisasi paduan suara anak dan bakat-bakat seni yang lain. Kapan latihan,
di mana kreativitas boleh ditampilkan, semua diatur secara rapi. Dan sejak itu, pastor merasa, betapa sulitnya mengajak anak untuk koor dan
menari di dalam ibadah. Sering  tidak disadari, organisasi mematikan  organisme
yang  lebih  bernuansa  paguyuban.  Bukankah  Gereja sesungguhnya organisme?
Kis 4:32-37 Cara Hidup Jemaat Perdana
32
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya
sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
33
Dan  dengan  kuasa  yang  besar  rasul-rasul  memberikan  kesaksian  tentang kebangkitan  Tuhan  Yesus  dan  mereka  semua  hidup  dalam  kasih  karunia  yang
melimpah-limpah.
34
Sebab  tidak  ada  seorangpun  yang  berkekurangan  di  antara  mereka  :  karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan
hasil penjualan itu mereka bawa
35
Dan  mereka  letakkan  di  depan  kaki  rasul-rasul;  lalu  dibagikan-bagikan  kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya
9
36
Demikian  pula  dengan  Yusuf,  yang  oleh  rasul-rasul  disebut  Barnabas  artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus
37
Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul