53
dan kurangnya pengarahan dari orangtua membuat remaja menjadi malas serta cenderung bertindak ke arah negatif sehingga tidak mengikuti kegiatan di Gereja.
Selain itu, yang menjadi faktor penghambat untuk melaksanakan kegiatan yang ada gereja seringkali dibutuhkan iuran dana dari setiap anggota. Adanya
masalah ekonomi yang dialami keluarga membuat remaja tidak bisa mengikuti kegiatan Gereja.
5 Sekolah
Sebagai seorang pelajar tugas yang utama adalah belajar. Adanya tuntutan dari pihak sekolah untuk mengikuti les, ekstrakurikuler, kokurikuler membuat
remaja sibuk dengan tuntutan akademik yang diwajibkan sekolah sehingga mereka kurang terlibat dalam hidup menggereja. Hal demikian membuat remaja
sulit untuk membagi waktu antara kegiatan di Gereja dan di sekolah. Remaja lebih memilih untuk mengikuti kegiatan yang ada di sekolah karena mendapatkan nilai
daripada terlibat dalam hidup menggereja.
C. Penelitian Yang Relevan
1. “KATEKESE MERUPAKAN SALAH SATU USAHA PEMBINAAN
IMAN DAN SPIRITUALITAS KAUM MUDA UNTUK MEWUJUDKAN KETERLIBATANNYA DALAM KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA DI
STASI IGNATIUS EROMOKO, PAROKI SANTO YOHANES RASUL WONOGIRI”. Penelitian ini dilaksanakan oleh Dominikus Puu, mahasiswa
IPPAK pada tahun 2000 untuk Kaum Muda di Paroki Wonogiri. Teknik
54
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara dan praktik pertemuan katekese. Responden penelitian sejumlah 20. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa kaum muda Stasi St. Ignatius Eromoko semua memahami arti hidup menggereja sebanyak 50. Kegiatan yang paling disenangi
adalah camping rohani 50 . Alasan kaum muda terlibat dalam kehidupan menggereja bukan didasari karena sendiri melainkan karena diajak oleh teman
sebanyak 50. 2.
PENERAPAN POLA NARATIF EKSPERENSIAL BERBANTUAN AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS V DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SEKOLAH DASAR TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA. Penelitian
ini dilaksanakan oleh Aloysius Baun 081124036 mahasiswa IPPAK dengan metode penulisan penelitian tindakan kelas. Masalah yang dibahas tentang
peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Naratif Eksperensial. Teknik analisis menggunakan 4 indikator yaitu aspek pendorong,
pengarah, mengatasi masalah dan pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pola naratif eksperensial dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar pra tindakan 77, akhir siklus I diperoleh 81,20 dan akhir siklus II diperoleh 87,29.
D. Kerangka Berpikir
Katekese model sotarae adalah pembinaan iman yang diperuntukkan bagi anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dengan menggunakan metode melihat,
55
menilai dan bertindak. Dengan adanya katekese model sotarae diharapkan dapat memberikan dampak pada sikap iman yang diwujudkan dalam tindakan nyata
sehingga imannya dapat berkembang menuju kedewasaan kristiani. Keterlibatan hidup menggereja adalah tindakan yang dilakukan seseorang
secara sukarela untuk mengambil bagian dalam bidang koinonia, kerygma, leitourgia dan diakonia. Keterlibatan hidup menggereja dipengaruhi oleh dua
faktor terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yaitu kemauan dari dalam diri, keluarga, lingkungan, teman sebaya, adanya
pendamping dan sekolah, sedangkan faktor penghambat ialah dari dalam diri, kegiatan yang tidak menarik, tidak adanya pendamping, keluarga dan sekolah.
Sotarae merupakan bagian dari katekese di sekolah yang dapat mendorong siswa untuk terlibat. Sebagaimana katekese sebagai pendidikan iman bertujuan
membantu orang beriman semakin terlibat dalam hidup menggereja baik secara pribadi maupun kelompok dan proses perkembangan iman melalui perkembangan
sikap iman yang memiliki 3 komponen pengetahuan, afeksi dan tindakan. Oleh karena itu, dirancang katekese model sotarae yang menekankan metode melihat,
menilai dan bertindak sehingga siswa-siswi dapat meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK Mulyasa,
56
2012: 105. Dari kerangka berpikir diatas diperoleh hipotesis tindakan bahwa katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja dalam
pendalaman iman bagi siswa-siswi di SMP Pangudi Luhur Cawas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Kerlengir dalam Masnur 2012: 144 rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan
memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya. Rancangan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan treatment yang sengaja dimunculkan
Mulyasa, 2012: 11. Model penelitian tindakan kelas dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara umum, penelitian bertujuan untuk
meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas. Dalam penelitian ini, permasalahan yang dimaksud yaitu rendahnya
keterlibatan siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas dalam hidup menggereja. Alternatif pemecahan masalah digunakan katekese model sotarae. Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus dengan empat kali pertemuan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas 7, 8 dan 9 yang beragama katolik
pada tahun akademik 20142015. Objek penelitian adalah keterlibatan hidup
menggereja.
58
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penyelenggaraan penelitian pada bulan September-November 2014 dilaksanakan dengan dua siklus. Lokasi penelitian di SMP Pangudi Luhur Cawas
Jl. Brangkal Barepan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
D. Prosedur Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan setiap kali pertemuan 2x40 menit. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan sebagai
berikut: a
Perencanaan Tindakan 1
Peneliti melakukan pengukuran awal mengenai keterlibatan hidup menggereja untuk mengetahui sejauh mana siswa-siswi terlibat dengan
menggunakan instrumen penelitian skala perbedaan semantik. 2
Peneliti menyusun satuan persiapan. 3
Peneliti menyusun instrumen penelitian skala perbedaan semantik untuk mengetahui persentase keterlibatan hidup menggereja menggunakan
katekese model sotarae yang akan diisi oleh siswa pada pertemuan berikutnya.
4 Peneliti melaksanakan wawancara kepada tiga siswa dengan panduan
pertanyaan wawancara yang telah disiapkan.