110
kemauan dari dalam diri? dari dalam diri dan kebetulan juga ini masa
adven pendalamannya lebih menarik”.
Responden 2: Pendalaman Iman di Lingkungan
“Ya, saya mengikuti pendalaman iman di lingkungan atas kemauan saya sendiri karena
saya menyadari terlibat dalam lingkungan juga penting”.
Responden 3: Misdinar dan kegiatan kelompok
“Saya tugas misdinar memang dari kemauan dari dalam diri saya sendiri karena saya senang
menjadi petugas
misdinar. Kalau
ikut kegiatannya di paroki saya juga suka dan saya
pernah ikut dalam Tarsisius Cup”. 2
Apakah anda berusaha mengikuti menjalankan
tugas dengan baik?
Responden 1:
“Saya berusaha mengikuti PIR dengan baik karena ini adalah tempat berkumpulnya bagi
remaja”.
Responden 2:
“Saya berusaha mengikuti dengan baik karena saya menyadari pendalaman iman di lingkungan
itu sungguh berguna”.
Responden 3:
“Saya selalu menjalankan tugas dengan baik
111
karena tugas misdinar itu melayani Tuhan ya harus dijalankan dengan baik”.
3 Apakah
anda senang
menjalankanmengikuti tugaskegiatan tersebut?
Responden 1:
“Senang karena berguna bagi perkembangan iman katolik saya saat ini dan melalui kegiatan
PIR saya dapat mengembangkan diri”.
Responden 2:
“Ya senang mengikuti pendalaman iman karena untuk memperdalam iman kekatolikan saat ini
dan besok”.
Responden 3:
“Senang karena melayani Tuhan bahkan pengen setiap hari menjadi misdinar, menjadi misdinar
itu rasanya sangat dekat sekali dengan Tuhan”. 4
Apakah anda mau hadir bertugas seandainya bila
tidak ada teman?
Responden 1:
“Saya kalau memang sudah ada niat untuk hadir dalam kegiatan PIR ya datang meskipun tidak
ada teman”. “Terkadang teman yang tidak hadir dalam kegiatan itu karena teman dekatnya juga
tidak hadir, kalau saya sih tidak seperti itu”.
Responden 2:
“Mau hadir mengikuti pendalaman iman meskipun tidak ada teman seusia saya tetapi saya
112
dari kecil sudah terbiasa diajak orangtua untuk mengikuti pendalaman iman di lingkungan
ataupun kegiatan lingkungan, jadi tidak ada teman yang seusia ya tidak apa-apa”.
Responden 3:
“Untuk tugas misdinar kalau sudah jadwalnya tugas ya bertugas kalau untuk kegiatan tetap mau
hadir meskipun tidak ada teman”. 5
Bagaimanakah anda membagi waktu antara
kegiatan sekolah dengan gereja?
Responden 1:
“Kegiatan gereja pasti kan hari minggu ya pasti saya datang kegiatan PIR”.
Responden 2:
“Hari minggu harinya Tuhan, jadi kegiatan hari minggu itu khusus untuk kegiatan gereja”.
”Pendalaman iman di lingkungan adven hari jumat kalau ada tugasPR dari sekolah saya
kerjakan sebelumnya”.
Responden 3:
“Kalau saya tau ada tugas misdinar misa pagi saya kerjakan terlebih dahulu tugas sekolah
sehingga setelah tugas langsung berangkat sekolah, tetapi kalau ada kegiatan wajib sekolah
saya ikut kegiatan sekolah apabila saya dapat
113
tugas misdinar mencari pengganti”. 6
Apakah anda berani memberikan
evaluasi dalam
kegiatan yang
anda ikuti?
Responden 1:
“Saya berani memberikan usualan atau saran demi perbaikan kegiatan lebih baik, tetapi teman
kadang menertawakan”.
Responden 2:
“Untuk kegiatan yang saya ikuti melihat dahulu siapa saja orang-orangnya, kalau orang tua tidak
berani pasti dibilang anak kecil tahu apa”.
Responden 3:
“Berani memberikan masukan maupun usulan agar kegiatan misdinar dan menjadi petugas
misdinar dalam melayani Tuhan lebih baik” .
4 Refleksi
Hasil refleksi untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut:
a Rata-rata keterlibatan keseluruhan siswa 3,51 terjadi peningkatan sebesar
0,12 dari pertemuan sebelumnya dan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan mengalami peningkatan dari 31 menjadi 35 siswa. Dengan demikian
keterlibatan siswa di siklus II sudah baik. b
Keterlibatan untuk mengikuti kegiatan bila dilihat dari aspek sukarela, kehadiran, mengatasi hambatan dan memberikan evaluasi sudah mengalami
114
peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa untuk mengikuti kegiatan sudah kemauan dari dalam dirinya sendiri, menjalankan tugas atau mengikuti
kegiatan memang untuk melayani Tuhan dan perkembangan iman mereka. Oleh karena itu, dalam membagi waktu kegiatan sekolah dengan gereja juga
sudah baik. Dalam hal memberikan evaluasi sudah mulai berani memberikan usulan maupun saran demi perbaikan kegiatan yang diikuti.
B. Pembahasan
Pada bagian pembahasan ini dibahas hasil penelitian yang telah dipaparkan. Pembahasan difokuskan pada peningkatan keterlibatan hidup menggereja melalui
katekese model sotarae.
1. Pratindakan
. Pada tahap pratindakan diperoleh hasil keterlibatan rata-rata keseluruhan
kegiatan 2,68 atau dikatakan kurang dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 2,7. Siswa yang mengikuti kegiatan masih sangat rendah bila dilihat
dari rata-rata skala pengukuran. Siswa yang melaksanakan tindakan sebanyak 23 dengan kriteria, 3 siswa
13,04 tinggi, 8 siswa 34,78 sedang, 12 52,18 rendah serta 16 siswa tidak mengikuti kegiatan. Bila dilihat dari indikator keberhasilan jumlah siswa
yang mengikuti kegiatan telah ditentukantidak mencapai target yang telah ditentukan. Kegiatan yang diikuti dari 23 siswa, misdinar dan kegiatan kelompok
19 siswa 48,72, 1 siswa 2,56 mengikuti PIR, 3 siswa 7,69 mengikuti doa lingkungan serta 16 siswa 41,03 tidak mengikuti kegiatan dalam seminggu
115
terakhir. Oleh karena itu, diperlukan katekese model sotarae dalam pendalaman iman agar siswa sadar dan semakin terlibat dalam hidup menggereja baik dari
jumlah siswa yang mengikuti maupun dari kualitas untuk mengikuti kegiatan.
2. Siklus I
a. Siklus I : Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan I pada tanggal 17 Oktober 2014. Siswa mengisi skala perbedaan semantik tanggal 7 November 2014 karena di sekolah pada tanggal 24
dan 31 Oktober ada acara sehingga pelaksanaan tindakan II dimulai tanggal 7 November 2014. Setelah diberikan tindakan I, rata-rata skala keseluruhan
keterlibatan hidup menggereja meningkat dari 2,7 menjadi 3,03 dan terjadi peningkatan sebesar 0,35. Hasil ini melebihi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu 3,0. Siswa yang terlibat sebanyak 30 orang dengan kriteria 8 26,67 tinggi, sedang 9 30, rendah 1343,33. Hasil ini dapat dilihat
adanya peningkatan 23 siswa terlibat menjadi 30 siswa dan melebihi target yang ditentukan yaitu 28 siswa. Keterlibatan siswa berdasarkan kegiatan yang diikuti
siswa 9 23,08 mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok, 17 43,59 siswa mengikuti PIR, 2 5,12 siswa mengikuti doa lingkungan. Adanya peningkatan
dari masing-masing kegiatan yang diikuti siswa dikarenakan siswa sudah mulai menyadari mengikuti kegiatan mendapat berkah dari Tuhan. Tema pertemuan I
adalah “Ayo Ikut Paguyuban” dengan alokasi waktu 80 menit menggunakan model sotarae mengalami perubahan menjadi 70 menit dikarenakan siswa ada
kegiatan setelah katekese. Aksi yang direncanakan mengikuti pertemuan PIR pada tanggal 26 Oktober 2014 dengan mendatangkan pendamping masih dalam satu
116
paroki dan hasilnya banyak siswa yang mengikuti pertemuan PIR. Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil penelitian. Kolaborator mengamati proses katekese
tindakan I masih ada yang perlu diperbaiki yaitu peneliti perlu menjelaskan proses katekese sotarae pada pertemuan berikutnya karena ada siswa yang belum paham.
Hasil wawancara dengan tiga siswa terlihat sudah menyadari untuk terlibat dalam hidup menggereja meskipun dari aspek sukarela, mengatasi hambatan dan
memberikan evaluasi masih kurang bila dilihat dari hasil wawancara.
b. Siklus I : Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 7 November 2014. Hasil keterlibatan dari 28 siswa berdasarkan kriteria sejumlah 4 siswa 14,29 tinggi,
24 85,71 sedang. Setelah diberikan tindakan II, rata-rata keterlibatan hidup menggereja keseluruhan 3,12
atau dapat dikatakan melebihi indikator keberhasilan yang ditentukan 3,0 bila dilihat terjadi peningkatan dari pelaksanaan
tindakan I sebesar 0,09. Hal ini disebabkan siswa yang terlibat lebih menyadari bahwa keterlibatan tidak sekedar hadir untuk mengikuti kegiatan tetapi karena
kesadaran dari dalam diri, terlibat untuk melayani Tuhan, merasa dekat dengan Tuhan dan lain-lain. Jumlah siswa yang terlibat mengalami penurunan bila
dibandingkan setelah diberikan tindakan II dari 30 menjadi 28 siswa, akan tetapi mencapai target yang ditentukan 28 siswa. Penurunan terjadi karena siswa
memiliki banyak tugas menjelang akhir semester. Berdasarkan kegiatan yang diikuti 11 siswa 28,20 mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok, 14 siswa
35,90 mengikuti PIR, 3 7,69. Proses pelaksanaan katekese sesuai yang
117
direncanakan selama 80 menit. Aksi yang disepakati oleh siswa akan mengikuti pertemuan PIR pada tanggal 9 November 2014 di gereja.
3. Rangkuman Siklus I
Tabel 29. Hasil Rangkuman Pratindakan dan Siklus I
Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam pratindakan, rata-rata skala belum tercapai sebesar 0,02 dan jumlah siswa yang
terlibat juga belum mencapai indikator keberhasilan. Setelah diberikan tindakan I rata-rata skala keseluruhan kegiatan tercapai mengalami peningkatan sebesar 0,35
dan jumlah siswa yang terlibat melebihi indikator keberhasilan sedangkan setelah tindakan II rata-rata keseluruhan kegiatan meningkat 0.09 tetapi jumlah siswa
yang terlibat mengalami penurunan bila dibandingkan sebelumnya dan masih mencapai indikator keberhasilan 28 siswa yang ditentukan pada siklus I.
Menurunnya jumlah siswa yang terlibat disebabkan banyaknya tugas sekolah menuju akhir semester I. Meskipun jumlah siswa mengalami penurunan
No Indikator
Pratindakan Siklus I
P.I Siklus I
P.2 1
2 3
4 5
1 Rata-rata skala keseluruhan
kegiatan 2,68
3,03 3,12
2 Jumlah siswa yang terlibat
23 siswa 30 siswa
28 siswa
118
dibandingkan tindakan I dan masih tercapai sesuai indikator keberhasilan yang ditentukan, penelitian siklus II tetap dilanjutkan sebanyak dua kali pertemuan
sesuai yang direncanakan.
4. Siklus II
a. Siklus II: Pertemuan I
Pada siklus II pertemuan I, siswa yang terlibat sebanyak 31 dengan kriteria tinggi 11 35,48 siswa, sedang 20 65,42 siswa. Keterlibatan siswa dalam
mengikuti kegiatan mengalami peningkatan dari yang semula misdinar dan kegiatan kelompok, PIR dan doa lingkungan kini bertambah ada yang mengikuti
pendalaman iman di lingkungan. Rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,39 atau dikatakan terjadi peningkatan dari siklus I. Hasil pengukuran kegiatan yang diikuti
siswa diperoleh 14 35,90 siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 12 30,77 siswa mengikuti PIR, 3 7,69 siswa mengikuti doa lingkungan, 2
5,13 mengikuti pendalaman iman di lingkungan dan 8 20,51 siswa tidak mengikuti kegiatan. Materi yang dibahas pada pertemuan I adalah tentang
pelayanan dan waktunya seharusnya 80 menit bertambah 10 menit karena siswa sungguh tersentuh dengan karya dari Ibu Theresia. Oleh karena itu, peneliti
berusaha untuk mengambil potongan film yang lebih menunjukkan karya ibu Theresia meskipun siswa ingin menonton lebih lengkap Sebagai altermatifnya,
peneliti meminta siswa untuk mengambil diluar jam apabila ingin melihat film lebih lengkap. Aksi setelah pelaksanaan tindakan I adalah mengunjungi
nenekkakek yang sudah tua membutuhkan sapaan dan perhatian.
119
b. Siklus II : Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 dan skala perbedaan semantik diisi pada tanggal 5 Desember 2014. Pada pelaksanaan
tindakan II bahwa hasil keterlibatan dari 35 siswa berdasarkan kriteria sangat tinggi 1 2,86 siswa, 21 60 tinggi, sedang 13 37,14 siswa. Keterlibatan
keseluruhan kegiatan rata-rata 3,51 terjadi peningkatan sebesar 0,12. Hal ini dikarenakan siswa sudah menyadari bahwa keterlibatan itu penting demi
perkembangan iman mereka dan mengikuti kegiatan karena keinginan dari dalam diri. Berdasarkan kegiatan yang diikuti diperoleh 12 30,77 siswa mengikuti
misdinar dan kelompok misdinar, 17 43,59 siswa mengikuti PIR, 4 10,26 siswa mengikuti doa lingkungan, 3 7,69 siswa mengikuti pendalaman iman di
lingkungan dan 3 7,69 siswa tidak mengikuti kegiatan. Dapat dilihat bahwa yang mengikuti kegiatan 35 orang dari 39 siswa dan mengalami peningkatan
setelah diberikan katekese dengan model sotarae. Peningkatan keterlibatan siswa untuk mengikuti kegiatan sudah kemauan dari dalam dirinya sendiri, menjalankan
tugas atau mengikuti kegiatan memang untuk melayani Tuhan dan perkembangan iman mereka sehingga bisa membagi waktu antara kegiatan sekolah dan gereja.
Dari segi proses katekese, peneliti sudah melaksanakan katekese dengan baik dan siswa mengikuti dengan baik pula. Aksi yang dilaksanakan adalah mengujungi
orang yang kurang tersapa atau perlu dib erikan perhatian tanpa membeda-
bedakan.