Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2007:6.

3.2 Data dan Sumber Data Penelitian

Sudaryanto 1993:3 dalam Mahsun 2006:19 memberi batasan data sebagai bahan penelitian, yaitu bahan jadi lawan dari bahan mentah, yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan bahan mentah. Wujud data penelitian ini yaitu bermacam-macam wujud tuturan yang diperoleh secara natural dalam ranah keluarga yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang secara linguistik maupun nonlinguistik mengandung maksud yang tidak santun. Bentuk- bentuk kebahasaan yang bermakna tidak santun baik secara linguistik maupun nonlinguistik tersebut merupakan objek sasaran penelitian ini, dan sisa bentuk kebahasaan yang ada merupakan konteksnya. Dengan demikian, data dari penelitian ini ialah objek sasaran penelitian yang berupa bentuk-bentuk kebahasaan yang tidak santun bersama entitas kebahasaan yang mengikuti dan mengawalinya. Menurut Suharsimi Arikunto 2010:172, sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh. Sumber data merupakan tempat asal muasal data diperoleh. Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari keluarga pendidik di Kotamadya Yogyakarta sebagai sumber lisan yang berupa tuturan- tuturan langsung. Selain itu, sumber data penelitian ketidaksantunan berbahasa ini juga dapat berupa rekaman hasil simakan tuturan para orangtua dan anggota keluarga yang diperoleh baik secara terbuka maupun tersembunyi, sehingga diharapkan data penelitian yang diperoleh dari sumber termaksud bersifat natural, andal, dan tepercaya. Penelitian ketidaksantunan linguistik dan pragmatik dalam ranah keluarga pendidik yang menjadi subjeknya adalah keluarga pendidik di Kotamadya, Yogyakarta. Peneliti secara khusus memilih untuk meneliti ketidaksantunan berbahasa para keluarga pendidik yang ada di Kotamadya, Yogyakarta karena profesi sebagai pendidik banyak di daerah tersebut. Berdasarkan data yang peneliti dapat dari kantor BPS Badan Pusat Statistik Pusat Yogyakarta, tercatat bahwa di Kotamadya memiliki 14 kecamatan dan terdiri dari 45 kelurahan, 614 RW, dan 2.524 RT. Jumlah guru yang ada di tiap kecamatan mulai dari guru TK- SMASMKMAsederajat, baik itu negeri maupun swasta adalah 9.546 jiwa. BPS, 2012. Selain itu, keluarga pendidik dipandang memiliki kemampuan dan kekhasan tersendiri, memiliki kecakapan berbahasa secara santun dalam berkomunikasi seperti yang dilakukan ketika berada di pendidikan.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode simak, dan metode cakap. Metode simak yakni menyimak pertuturan langsung di dalam ranah keluarga yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang mengandung makna ketidaksantunan berbahasa itu baik secara linguistik maupun nonlinguistik. Metode cakap dijelaskan bahwa memang berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku nara sumber Sudaryanto, 1993:137. Rahardi 2009:34 mengungkapkan bahwa metode cakap dapat pula disejajarkan dengan metode wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2007:186. Teknik yang digunakan dalam rangka melaksanakan metode simak itu adalah teknik observasi, teknik catat dan teknik rekam. Observasi merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Bungin 2007:115, mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, tidak berstruktur, dan kelompok tidak berstruktur. Penelitian ini menggunakan bentuk observasi partisipasi. Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Pelaksanaan merekam harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi. Di samping teknik rekam, peneliti juga menggunakan teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang dilanjutkan dengan klasifikasi Sudaryanto, 1993:135. Dari catatan dan atau rekaman pertuturan itulah data diperoleh sebagai bahan jadi penelitian ketidaksantunan berbahasa ini. Teknik yang digunakan dalam melaksanakan metode cakap adalah teknik pancing. Teknik pancing merupakan teknik dasar dari metode cakap, karena percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya dimungkinkan muncul jika peneliti memberi stimulasi pancingan pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti Mahsun, 2007:95.

3.4 Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto 2010:203 menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ketidaksantunan ini ialah panduan wawancara daftar pertanyaan, pancingan, dan daftar kasus dan blangko pengamatan dengan bekal teori ketidaksantunan berbahasa. Teori tersebut akan digunakan untuk menganalisis penggunaan bahasa antaranggota keluarga. Data-data yang didapat akan dicatat untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan secara kontekstual, yakni dengan memerantikan dimensi- dimensi konteks dalam menginterpretasi data yang telah berhasil diidentifikasi, diklasifikasi, dan ditipifikasikan. Adapun konteks yang diperantikan bukanlah konteks yang berdimensi sosiolinguistik sebagaimana dinyatakan Dell Hymes 1972, yang selama ini telah banyak digunakan dalam banyak penelitian sosiolinguistik, melainkan konteks pragmatik sebagaimana yang pernah dinyatakan dalam Verschueren 2005, yang direinterpretasikan oleh Rahardi 2009. 3.5.1 Metode dan Teknik Analisis Data secara Linguistik Metode dalam analisis data secara linguistik menggunakan metode padan intralingual. Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda Mahsun, 2007:118. Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan metode ini adalah teknik dasar teknik hubung banding yang bersifat lingual. 3.5.2 Metode dan Teknik Analisis Data secara Pragmatik Metode dalam analisis data secara pragmatik menggunakan metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual adalah metode analisis yang digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa Mahsun, 2007:120. Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan metode ini adalah teknik dasar teknik hubung banding yang bersifat ekstralingual. Peneliti membuat tahapan untuk mempermudah dalam menganalisis data sebagai berikut. Pertama, peneliti mengumpulkan dan mentranskripsi tuturan yang didapat. Kedua, peneliti memilah tuturan berdasarkan teori-teori ketidaksantunan berbahasa sebagai acuannya. Ketiga, peneliti membuat tabulasi data yang berisi tuturan, penanda ketidaksantunan secara lingual dan nonlingual, dan persepsi ketidaksantunan. Keempat, peneliti menganalis data yang didapat dengan mengacu pada tabulasi. Kelima, peneliti membuat kesimpulan dan mendeskripsikan hasil analisis data.