Data dan Sumber Data Penelitian

3.6 Sajian Hasil Analisis Data

Data yang telah diinterpretasi dalam tahapan analisis data itu kemudian hasilnya disajikan secara tidak formal, dalam arti bahwa hasil analisis data itu dirumuskan dengan kata-kata biasa, bukan dengan simbol-simbol tertentu karena memang hasil penelitian ini tidak menuntut model sajian demikian itu.

3.1 Trianggulasi Hasil Analisis Data

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data Moleong, 2007:330. Penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik trianggulasi teori dan teknik trianggulasi penyidik. Teknik trianggulasi teori berfungsi untuk membandingkan hasil temuan dengan teori ketidaksantunan berbahasa dari para ahli bahasa. Kemudian, peggunaan teknik trianggulasi penyidik ialah dengan membandingkan hasil analisis data peneliti dengan hasil analisis peneliti lain dalam satu tim penelitian. Selain itu, peneliti juga melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing yaitu Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. dan Dr. Yuliana Setiyaningsih. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi data penelitian dan hasil pembahasan. Deskripsi data yang diperoleh merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dengan membuat klasifikasi data berdasarkan kategori dan subkategori ketidaksantunan. Sedangkan pada bagian pembahasan berisi uraian jawaban atas pertanyaan yang tertera dalam rumusan masalah.

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian yang dianalisis berupa tuturan antaranggota keluarga pendidik di Kotamadya Yogyakarta selama bulan April hingga Juni 2013. Penelitian ini berjenis kualitatif, sehingga tuturan ini dapat dijadikan sebagai contoh untuk menggambarkan fenomena ketidaksantunan yang ada dalam keluarga pendidik. Data yang diperoleh berupa tuturan ketidaksantunan berbahasa yang terbagi dalam lima kategori ketidaksantunan, yaitu: 1 melanggar norma; 2 mengancam muka sepihak; 3 melecehkan muka; 4 menghilangkan muka; dan 5 menimbulkan konflik. Tuturan yang telah diperoleh kemudian diidentifikasi berdasarkan lima kategori ketidaksantunan, yaitu melanggar norma, mengancam muka sepihak, melecehkan muka, menghilangkan muka, dan menimbulkan konflik. Setiap kategori ketidaksantunan tersebut mengandung subkategori ketidaksantunan yang berbeda-beda. Subkategori ketidaksantunan ini merupakan makna yang terdapat dalam tuturan ketidaksantunan berbahasa. Ada 14 subkategori ketidaksantunan yang ditemukan dalam kelima kategori ketidaksantunan tersebut, yaitu mengelak,