Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu. Penutur membandingkan prestasi anak orang lain dengan anaknya sendiri. MT merasa tersinggung atas ujaran
penutur.
Cuplikan tuturan D4 P : “Kalau kamu laki-laki, sudah Bapak belikan bajak.”
MT : “Bapak ni lho.” sambil pergi meninggalkan penutur Konteks: Tuturan terjadi di teras rumah. MT adalah anak perempuan yang
tomboi. Penutur mengharapkan anaknya menjadi perempuan yang sewajarnya. Tuturan terjadi pada siang hari di teras rumah.
Wujud linguistik: D1 “Dek, ni anaknya temen-temen bapak do jadi juara
lho.”
D4 “Kalau kamu laki-laki, sudah Bapak belikan
bajak.”
Wujud pragmatik: D1 Tuturan disampaikan kepada MT yang tidak
mendapat prestasi bagus di sekolah. Penutur menyinggung perasaan MT. Penutur menyampaikan
pernyataan tanpa merasa bersalah.
D4 Tuturan disampaikan dengan cara mengejek.
Penutur berbicara tanpa merasa bersalah karena telah menyinggung MT.
2 Subkategori Menyinggung
Cuplikan tuturan D2 P : “Saya risih kalo denger orang makan bersuara lho.”
MT : Menundukkan kepala dan berusaha makan dengan hati-hati
supaya tidak kecap Konteks: Tuturan terjadi di ruang makan. Penutur menegur MT ketika makan
bersama dengan anggota keluarga yang lain. MT makan dengan suara kecap yang keras. Penutur tidak suka jika ada yang mengeluarkan suara kecap yang
keras ketika makan. Tuturan terjadi pada sore hari di ruang makan ketika makan bersama dengan anggota keluarga yang lain.
Cuplikan tuturan D6 P : “Kamu kalo ketawa jangan kaya gitu, malu-maluin sih”
MT : Langsung menghentikan tawanya dan memandang teman- temannya
Konteks: Tuturan terjadi di rumah makan pada sore hari. Tuturan terjadi di rumah makan ketika makan bersama dengan teman-teman kuliah MT. Penutur
dan MT adalah kakak beradik. MT suka tertawa dengan lepas jika sudah kenal
akrab dengan orang lain. Penutur tidak suka melihat MT yang tertawa terbahak-bahak. Penutur menegur MT.
Wujud linguistik: D2 “Saya risih kalo denger orang makan bersuara
lho.”
D6 “Kamu kalo ketawa jangan kaya gitu, malu-maluin sih”
Wujud pragmatik: D2 Tuturan disampaikan dengan cara keras harus
dituruti. Penutur berbicara tanpa memperhatikan perasaan MT, hingga membuat MT malu.
D6 Tuturan disampaikan dengan ketus. Penutur
berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur mempermalukan MT di depan teman-teman MT. Penutur
menyampaiakn tuturan dengan datar tanpa rasa bersalah.
3 Subkategori Kecewa
Cuplikan tuturan D5 P : “Kok begini Katanya besok mau selesai bulan ini, tapi kok
sekarang masih seperti ini?”
MT : Berjanji akan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang telah disepakati
Konteks: Tuturan terjadi di ruang belajar. Penutur menagih janji dari MT. MT belum menyelesaikan skripsinya pada waktu yang telah disepakati
bersama penutur. Tuturan terjadi sore hari di ruang belajar.
Wujud linguistik: D5 “Kok begini Katanya besok mau selesai bulan ini,
tapi kok sekarang masih seperti ini?”
Wujud pragmatik: D5 Tuturan disampaikan dengan keras. Penutur
merasa kesal atas sikap MT. Penutur tidak merasa bersalah telah menyinggung MT
.
4.2.1.5 Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan Konflik
Berikut ini adalah tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan menimbulkan konflik yang disajikan berdasarkan subkategori ketidaksantunan,
yaitu 1 kesal akan sikap mitra tutur yang menjengkelkan penutur dan kesal karena tidak suka dengan hidangan yang disajikan mitra tutur; 2 meremehkan
perkataan penutur; 3 berjanji untuk melakukan sesuatu tepat waktu; 4 menyinggung mitra tutur yang dianggap melakukan penyelewengan dana; 5
menyarankan untuk melakukan apa yang diinginkan penutur; 6 menyuruh mitra tutur melakukan seperti yang dikatakan penutur; dan 7 bertanya tentang
penyelesaian tugas akademik. Selain wujud linguistik, wujud pragmatik juga disertakan di dalamnya.
1 Subkategori Kesal
Cuplikan tuturan E1 P : “Pak, jadi orang jangan terlalu rajin to. Bumbu masak baru
dibeli kok palah dibuang.”
MT : “Jangan tarok disembarang tempat donk” Konteks: Tuturan terjadi di dapur. Penutur merasa kesal kepada MT karena
telah membuang bumbu masak yang baru dibeli. MT adalah orang yang suka kerapihan dan bersih-bersih. MT suka membuang barang-barang yang
dianggap membuat kotor tanpa bertanya kepada orang lain.
Cuplikan tuturan E11 P : “Aku emoh maem karo sayur iki, Mak”
MT : “Kalau maem, mbok jangan pilih-pilih makanan to, Le’.” Konteks: Tuturan terjadi di ruang makan keluarga. Penutur menolak
makanan yang dihidangkan MT. Penutur tidak suka makan sayur. MT merasa kesal karena penutur terlalu memilih makanan. Tuturan terjadi siang hari di
ruang makan keluarga.
Wujud linguistik: E1 “Pak, jadi orang jangan terlalu rajin to. Bumbu
masak baru dibeli kok palah dibuang.”
E11 “Aku emoh maem karo sayur iki, Mak” Wujud pragmatik: E1 Tuturan disampaikan dengan perasaan kesal.
Penutur berbicara dengan kepala keluarga suami. Penutur menyinggung perasaan MT.
E11 Tuturan disampaikan dengan cara ketus. Penutur
berbicara dengan sembrono tanpa merasa bersalah. Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur
menyinggung perasaan orang yang membuatkan makanan sehari-hari.
2 Subkategori Meremehkan
Cuplikan tuturan E2 P : “Oh, saya gak tau mau kemana.”
MT : “Saya tidak ingin ada kata-kata itu lagi, “Saya gak tau”. Besok kalau sudah naik kelas 3, kamu harus menentukan pilihan.”
Konteks: Tuturan antara ayah dan anak laki-lakinya di ruang keluarga. Penutur bingung ketika ditanya oleh MT tentang rencana lanjut kuliah ke
mana setelah lulus SMA. MT bertanya kepada penutur tentang rencana lanjut kuliah dimana.
Cuplikan tuturan E4 MT : “Udah tau batuk, tapi kok masih saja merokok.”
P : “Biarinlah, Bu.”
Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu. Penutur adalah perokok berat. Penutur tetap merokok meski batuknya semakin parah. MT merasa kesal
karena penutur tidak bisa dinasihati. Penutur membantah nasihat MT .
Wujud linguistik: E2 “Oh, saya gak tau mau kemana.” E4 “Biarinlah, Bu.”
Wujud pragmatik: E2 Penutur menyepelekan masalah yang berkaitan
dengan masa depannya. Tuturan disampaikan kepada orang yang lebih tua. Penutur memberi jawaban yang
mengganggu perasaan MT.
E4 Tuturan berupa bantahan atau pembelaan diri atas
nasehat MT. Tuturan disampaikan dengan keras. Penutur tidak mau memperdulikan nasihat MT. Penutur berbicara
dengan orang yang lebih tua. Penutur menyepelekan nasihat MT.
3 Subkategori Berjanji
Cuplikan tuturan E3 MT : “Kapan selesai skripsinya?”
P : “Semester ini”
MT : “Semester ini tu kapan, bulan apa?” Konteks: Tuturan terjadi di ruang keluarga. MT selalu bertanya tentang
kapan penutur lulus kuliahnya. Penutur memberikan jawaban tentang target kelulusan kuliah yang tidak pasti. MT menginginkan jawaban yang pasti dari
penutur.
Wujud linguistik: E3 “Semester ini” Wujud pragmatik: E3 Tuturan berupa penyimpulan tentang suatu hal.
Tuturan disampaikan dengan ketidakpastian. Penutur tidak memberikan jawaban yang pasti kepada MT.
Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua.
4 Subkategori Menyinggung
Cuplikan tuturan E5 P
: “Kalau ngambil diskon harusnya 10 ya.”
MT : “Demi Tuhan, saya tidak pernah melalukan hal seperti itu.” Konteks: Penutur dan MT adalah partner di sekolah. Penutur menuduh MT
mengambil uang sekolah. MT merasa tidak pernah mengambil uang yang bukan haknya.
Wujud linguistik: E5 “Kalau ngambil diskon harusnya 10 ya.” Wujud pragmatik: E5 Tuturan disampaikan dengan sinis dan ketus dalam
suatu rapat resmi di sekolah. Penutur menuduh tanpa bukti yang jelas. Penutur berbicara dengan orang yang
lebih tua. Penutur berbicara dengan sikap tanpa merasa bersalah.
5 Subkategori Menyarankan
Cuplikan tuturan E6 P : “Pertanyaannya lebih banyak lho Pah, jawabnya singkat-
singkat dlu.”
MT : “kowe tadi ngomong panjang banget. Aku ngomong palah dipotong.”
Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu. Penutur menegur MT yang telah panjang lebar ketika berbicara dengan tamu atau MT lainnya. MT kesal
karena penutur berbicara dengan panjang lebar juga. Penutur merasa bahwa telah berbicara dengan lebih singkat daripada MT.
Cuplikan tuturan E9 P
: “Kamu tuh ngepel dulu, palah asyik maen Hp.”
MT : “Sudah saya pel tadi lantainya.” Konteks: Tuturan terjadi kamar tidur antara kakak beradik. MT dapat jatah
ngepel rumah hari itu, namun tampak sedang asyik bermain Hp. Penutur tidak tahu jika MT sudah mengepel. Penutur baru pulang kerja dan kelelahan, lalu