secara bertahap mulai dari sederhana hingga rumit, mulai dari yang mudah menuju hal yang sulit, dan mulai dari yang nyata ke yang abstrak.
Tahap tingkat perkembangan mental anak menurut Jarome Bruner adalah sebagai berikut:
1. Enactive
menipulasi objek langsung 2.
Iconic manipulasi objek tidak langsung
3. Symbolic
manipulasi symbol Dalam hal ini anak kelas IV SD berada dalam situasi enactive yang
artinya matematika lebih banyak diajarkan dengan manipulasi objek langsung dengan memanfaatkan berbagai benda yang terdapat di sekitar
siswa seperti buku, mistar, tempat pensil, dan benda-benda lain yang ada disekitar siswa.
Dari uraian di atas, jadi jelas kiranya jika dalam penelitian ini peneliti memilih dan memutuskan menggunakan alat peraga berupa
kubus dan balok, kerangka kubus dan balok, serta jaring-jaring kubus dan balok. Metode yang digunakan adalah metode kooperatif tipe Jigsaw II
yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang dialami di kelas IV SD Kanisius Minggir, agar siswa mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan
atau menggunakannya, komponen yang membentuk sesuatu, serta untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
5. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Hamalik 2001:31 menyatakan bahwa hasil-hasil
belajar diterima oleh murid apabila memberikan kepuasan pada kebutuhannya dan berguna baginya. Hasil belajar yang utama adalah pola
tingkah laku yang bulat. Nana Sudjana 2009:22 mendefinisikan hasil belajar yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsley dalam Nana Sudjana, 2009:22 membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu:
ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita- cita.
Menurut Nana Sudjana 1987:49 hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dalam didang kognitif merupakan hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa mengenai penguasaan
intelektualnya, berawal dari tidak bisa menjadi bisa. Sedangkan hasil belajar dalam bidang afektif menunjukkan perubahan sikap atau nilai dan
hasil belajar dalam bidang psikomotorik adalah hasil belajar yang ditunjukkan lewat kemampuan berperilaku atau ketrampilan dalam
bertindak. Sedangkan Gagne dalam Nana Sudjana, 2009:22 membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yaitu: informasi verbal, ketrampilan
intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketramplilan motoris.
Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana, 2009 secara garis besar membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu:
penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan
perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dari proses hasil pembelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan, dimana manusia yang belajar mengalami perubahan perilaku yang meliputi tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti membatasi hasil belajar
sebagai kemampuan intelektual anak yaitu pada bidang kognitif yang diukur dengan penggunaan tes. Winkel 1986:315 menjelaskan tentang
dua jenis tes yaitu tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif merupakan tes yang dilakukan selama proses belajar mengajar masih berlangsung,
agar siswa dan guru mendapatkan feedback mengenai kemajuan yang
telah dicapai. Sedangkan tes sumatif adalah tes yang dilakukan guna memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya dalam suatu program pengajaran. Oleh karena itu, tes sumatif merupakan pengukuran akhir dalam suatu periode
pengajaran.
6. Tinjauan tentang Pembelajaran Kooperatif
Menurut Joyce Weil 1980 dalam Rusman 2011 : 113 Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang , merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain. Model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun
model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori-teori lain yang
mendukung Joyce Weil : 1980 . Melalui model pembelajaran seorang guru dapat membantu peserta
didik dalam mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara berpikir, dan dapat mengekspresikan ide. Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai pola
pilihan, dengan kata lain para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Model
pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan kegiatan belajar
mengajar.