Perumusan Masalah Ekobiologi kerang sepetang (Pharella acutidens Broderip & Sowerby, 1828) di Ekosistem Mangrove Pesisir Kota Dumai Riau

3 acutidens sebagai salah satu jenis bivalvia di ekosistem mangrove semenanjung Leizhou, China dan Tang et al. 2007 tentang keberadaan P. acutidens di hutan mangrove Zhanziang Teluk Yingluo Provinsi Guangdong, China. Tanjung 2005 mendeskripsikan tingkat kematangan gonad sepetang secara kualitatif serta beberapa aspek biologi lainnya. Febrita et al. 2006 mendapatkan kerang sipetang mengakumulasi logam Pb dan Cu dengan nilai faktor konsentrasi biologi secara berturut-turut 34.17-49.96 dan 455.17-4032.50. Sehubungan dengan masih sangat terbatasnya informasi tentang P. acutidens, maka perlu dilakukan kajian ekobiologi kerang sepetang pada ekosistem mangrove dengan berbagai kondisi. Karakter biologi kerang sepetang yang dikaji meliputi biologi populasi dan biologi reproduksi. Selanjutnya informasi ini dapat digunakan dalam konservasi dan rehabilitasi dalam upaya peningkatan populasi kerang sepetang, khususnya di pesisir Kota Dumai.

1.2 Perumusan Masalah

Penurunan populasi kerang Pharella acutidens di ekosistem mangrove pesisir Dumai Barat diperkirakan terkait dengan degradasi lingkungan mangrove akibat penebangan dan konversi hutan mangrove oleh masyarakat dan penurunan kualitas lingkungan mangrove karena masukan limbah dari industri, perkotaan dan pelabuhan yang semakin meningkat. Selain itu eksploitasi kerang sepetang secara intensif juga diperkirakan turut menyebabkan menurunnya populasi kerang sepetang di pesisir Dumai. Menurut Nasution 1994 kerapatan mangrove di pesisir Dumai rata-rata 3.135 phnha, sedangkan Hamidy 2002 mendapatkan di lokasi yang sama 2.823 phnha. Menurut Prianto et al. 2006, kerapatan mangrove di pesisir Kota Dumai pada 2003 berkisar antara 1.741-2.742 phnha. Riau Pos 2009 memuat tentang rusaknya hutan mangrove di Dumai akibat pembukaan lahan industri di sepanjang pesisir. Penurunan kualitas lingkungan mangrove karena limbah industri dan aktivitas pelabuhan, diperkirakan juga berperan dalam penurunan populasi kerang sepetang ini. 4 Pengambilan kerang sepetang secara terus menerus tanpa memperhatikan ukuran yang diambil dan cara pengambilan yang mengaduk-aduk substrat, diperkirakan juga menjadi faktor menurunnya populasi kerang sepetang di pesisir Dumai Barat. Upaya peningkatan populasi kerang sepetang yang telah dilakukan di ekosistem mangrove pesisir Dumai Barat sejauh ini belum menunjukkan hasil yang nyata. Upaya konservasi dan rehabilitasi dalam rangka meningkatkan populasi kerang sepetang memerlukan informasi yang memadai, terutama mengenai aspek ekobiologi kerang sepetang. Saat ini informasi tentang hal tersebut masih sangat terbatas. Penelitian yang sudah dilakukan belum mengkaji secara lebih mendalam dan menyeluruh. Untuk itu perlu dilakukan kajian tentang habitat kerang sepetang serta karakter biologi populasi dan biologi reproduksinya.

1.3 Pendekatan Pemecahan Masalah