Lokasi dan Waktu Penelitian
24
LU dan 101
o
23’ 36.7” BT, berada di pantai Kelurahan Purnama dengan jarak ± 5 km dari pusat kota, dengan kondisi vegetasi mangrove paling banyak mendapat
gangguan oleh masyarakat dibandingkan dua stasiun lainnya karena terbuka bagi masyarakat dan milik masyarakat pemanfaatan. Stasiun 3 Stasiun SD : Sungai
Dumai, 01
o
41’ 16.6” LU dan 101
o
25’ 57.6” BT, berada di Kelurahan Pangkalan Sesai muara Sungai Dumai dengan jarak ± 0.7 km dari pusat kota, berada di
kawasan PT. Pelabuhan Indonesia Cabang Dumai dengan kondisi mangrove sebagian relatif terjaga dari gangguan manyarakat Gambar 4. Pada setiap stasiun terdiri dari
tiga substasiun, dengan jarak ± 50 m, yang dinyatakan sebagai SM SM1, SM2, SM3, PP PP1, PP2, PP3 dan SD SD1, SD2, SD3.
Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ekobiologi kerang sepetang Pharella acutidens
No Parameter
Alat Bahan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
Struktur komunitas mangrove Kualitas air suhu, salinitas,
pH, pasut, DO, NO
3
, PO
4
Fraksi dan bahan organik sedimen
Plankton Distribusi dan kelimpahan
kerang Morfometrik dan
pertumbuhan Analisis jenis makanan
Nisbah kelamin Tahap perkembangan gonad
Fekunditas
dan diameter
teluroosit Meteran, tali, hand tally
counter, lembaran data Termometer,
refraktometer, pH meter,soil tester, DO
meter, spectrometer, Sediment core, ayakan, oven,
furnace, timbang-an, cawan porselen
Plankton net, botol sampel, mikroskop, dll.
Meteran,
tali, kuadrat,
ayakan, sekop, label dan kantong plastik
Kaliper, timbangan digital, pisau, napan plastik
Pisau,
mikroskop, cawan
petri dll Pisau,
nampan plastik,
mikroskop binokuler, dll Pisau, nampan plastik,
timbangan, mikroskop
compound bermikrometer,
kaca objek Mikroskop,
mikrometer okuler, cawan petri
Vegetasi mangrove Air sampel
Sedimen, H
2
O
2
Air sampel
plankton, lugol Individu kerang
sepetang Kerang sepetang
jaring
pemagar kerang
Saluran pencer-
naan sepetang Kerang
sepetang Gonad
betina, akuades,
formalin 4 10 , bahan
kimia lainnya Telur
gonad sepetang