Pendekatan Pemecahan Masalah Ekobiologi kerang sepetang (Pharella acutidens Broderip & Sowerby, 1828) di Ekosistem Mangrove Pesisir Kota Dumai Riau

4 Pengambilan kerang sepetang secara terus menerus tanpa memperhatikan ukuran yang diambil dan cara pengambilan yang mengaduk-aduk substrat, diperkirakan juga menjadi faktor menurunnya populasi kerang sepetang di pesisir Dumai Barat. Upaya peningkatan populasi kerang sepetang yang telah dilakukan di ekosistem mangrove pesisir Dumai Barat sejauh ini belum menunjukkan hasil yang nyata. Upaya konservasi dan rehabilitasi dalam rangka meningkatkan populasi kerang sepetang memerlukan informasi yang memadai, terutama mengenai aspek ekobiologi kerang sepetang. Saat ini informasi tentang hal tersebut masih sangat terbatas. Penelitian yang sudah dilakukan belum mengkaji secara lebih mendalam dan menyeluruh. Untuk itu perlu dilakukan kajian tentang habitat kerang sepetang serta karakter biologi populasi dan biologi reproduksinya.

1.3 Pendekatan Pemecahan Masalah

Untuk mendapatkan informasi tentang ekobiologi kerang sepetang P. acutidens yang belum terungkap sebelumnya, perlu dilakukan beberapa pendekatan. Data tentang ekobiologi kerang sepetang diperoleh dengan melakukan pengamatan, pengukuran dan pengambilan sampel. Untuk itu dilakukan analisis parameter biofisik kimia pada habitat kerang yang terdapat di kawasan hutan mangrove, meliputi parameter fisika-kimia perairan air dan sedimen dan parameter biologi, yaitu struktur komunitas vegetasi mangrove dan plankton. Analisis isi lambung dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran apa jenis makanan sepetang. Untuk itu dilakukan pengambilan sampel pada kawasan intertidal hutan mangrove Dumai yang mencakup zona bawah, tengah dan atas. Informasi tentang kelimpahan sepetang diperlukan untuk menentukan sebaran spasial-temporal kerang. Untuk mendapatkan kelimpahan kerang sepetang secara spasial dilakukan pengambilan sampel kerang dengan menggunakan metode petak dalam jalur garis berpetak, tegak lurus dengan garis pantai, mulai ditemukan vegetasi mangrove sampai mangrove terakhir, mencakup zona atas, tengah dan bawah. Sebaran temporal diperoleh melalui pengamatan dan pengambilan sampel setiap bulan selama setahun. 5 Data ukuran panjang, lebar, tebal dan berat dibutuhkan untuk menentukan morfometrik, hubungan panjang berat, dan parameter pertumbuhan populasi kerang sepetang. Data berat daging berat kering dan berat kering bebas abu dan berat cangkang kering, diperlukan untuk mendapatkan indeks kondisi kerang sepetang. Melalui analisis data kelimpahan sampel kerang yang diperoleh pada setiap stasiun secara teratur selama satu tahun diketahui pola distribusi spasial sepetang. Data kelimpahan kerang sepetang yang diperoleh, bila dipisahkan atas beberapa frekuensi panjang untuk mendapatkan parameter pertumbuhan kerang sepetang. Melalui pembedahan atau pembukaan cangkang dan pengamatan gonad kerang sepetang setiap bulan dapat dikumpulkan data tentang biologi reproduksi kerang yang mencakup, seksualitas, nisbah kelamin, tahap perkembangan gonad histologis, fekunditas dan diamater teluroosit. Melalui pengamatan selama satu tahun, diketahui ukuran kerang mulai dapat dibedakan jenis kelamin, waktu kerang matang gonad dan memijah, dan potensi reproduksi. Selanjutnya akan didapatkan informasi parameter biofisik kimia lingkungan mangrove, karakter biologi populasi dan reproduksi kerang sepetang yang sangat diperlukan dalam konservasi dan rehabilitasi dalam rangka meningkatkan populasi kerang sepetang. Diagram pendekatan pemecahan masalah penelitian ekobiologi kerang P. acutidens dapat dilihat pada Gambar 1.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian