Tanjung 2005 mengelompokkan kerang Pharella acutidens ini ke dalam famili Pharidae. P. acutidens mempunyai cangkang yang sangat tipis dan
memanjang, kira-kira lima kali lebarnya. Umbo yang rendah terletak di belakang anterior, sepertiga dari panjang cangkang, hinge dengan sedikitnya dua gigi
cardinal tiap cangkup. P. acutidens mempunyai periostrakum coklat terang sampai kehijauan, sedangkan P. javanica mempunyai cangkang agak tipis dan
memanjang, empat kali lebar ; periostrakum kecoklatan, sering gelap bagian tengah cangkang. Pharella acutidens dapat mencapai ukuran maksimum 8 cm dan
pada umumnya berukuran 6 cm Carpenter Niem 1998. Sementara Tanjung 2005 mendapatkan ukuran P. acutidens ini mencapai lebih dari 9 cm. Morfologi
kerang sepetang P. acutidens seperti pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2 Kerang sepetang Pharella acutidens Sumber : Dokumentasi penulis
2.6 Biologi Populasi Bivalvia
Morfometrik adalah bentuk-bentuk luar dari bagian-bagian tubuh tertentu yang dijadikan dasar untuk membandingkan, seperti lebar, panjang dan lainnya.
Morfometrik ini merupakan salah satu cara yang digunakan dalam membedakan subpopulasi Effendie 1979. Panjang dan berat merupakan dua komponen dasar
dalam biologi spesies pada tingkat individu dan populasi. Informasi hubungan panjang berat penting untuk manajemen dan perkiraan yang tepat dalam
perikanan Park Oh 2002. Gimin et al. 2004 menyatakan bahwa panjang, tinggi, lebar dan volume
cangkang menunjukkan korelasi yang kuat dengan berat. Hubungan allometrik antara panjang cangkang, lebar atau volume terhadap berat hidup dapat digunakan
untuk memonitoring pertumbuhan Polymesoda erosa pada populasi alami. Park dan Oh 2002, mendapatkan pola pertumbuhan isometrik dari hubungan panjang
berat untuk delapan spesies kerang dari 12 spesies kerang yang dianalisis, sementara spesies Solen strictus menunjukkan pola allometrik negatif nilai b
2.55 ± 0.08. Widowati et al. 2005 memperoleh pola pertumbuhan allometrik positif antara panjang dan tinggi cangkang terhadap berat total r
2
= 0.9437- 0.9578 dan pola pertumbuhan allometrik negatif antara lebar terhadap berat total
r
2
= 0.9585 pada kerang totok Polymesoda erosa yang hidup di daerah hutan bakau Segara Anakan Cilacap. Mzighani 2005 memperoleh pertumbuhan
Anadara antiquata dengan laju yang sama pada semua dimensi, yang merupakan
pertumbuhan isometrik. Natan 2008 mendapatkan pola pertumbuhan kerang lumpur Anodontia edentula adalah allometrik positif nilai b lebih besar dari 3.
Mariani et al. 2002 menyatakan bahwa perbedaan pola pertumbuhan ini diduga disebabkan oleh perbedaan strategi hidup dan kondisi lingkungan. Bachok
dan Tsuchiya 2007 memperoleh hubungan yang signifikan dan korelasi yang kuat antara panjang cangkang dengan berat basah dan berat kering pada
Psammotaea elongata dan Quidnipagus palatum. Panjang maksimum yang
tercatat selama sampling untuk spesies P. elongata dan Quidnipagus palatum adalah 80.1 mm dan 54.9 mm secara berturut-turut.
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, dapat panjang atau berat dalam waktu tertentu. Untuk itu dalam menghitung pertumbuhan diperlukan data
panjang atau berat dan umur atau waktu. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah individu
yang menggunakan makanan yang tersedia, suhu, oksigen, faktor kualitas air, dan umur. Secara sederhana pertumbuhan adalah perubahan ukuran, dapat panjang
atau berat dalam waktu tertentu. Untuk menghitung pertumbuhan diperlukan data panjang atau berat dan umur atau waktu Effendie 1979. Seed 1976 diacu
dalam Kastoro 1992 menyatakan bahwa pertumbuhan dapat diartikan sebagai
pertambahan panjang, berat atau volume. Pada moluska, bagian yang menonjol adalah cangkangnya, maka yang dimaksud dengan pertumbuhan disini adalah
pertambahan panjang cangkangnya. Kerang oyster betina tumbuh lebih cepat