15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Hasil Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses terpenting bagi perubahan perilaku setiap individu dan belajar mencakup segala sesuatu hal yang dipikirkan dan dikerjakan
oleh individu. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi individu. Menurut
Slameto 2010:2 belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar ahli
psikologi, sebagaimana dikutip dalam Rifa’i dan Anni 2009:82 berikut ini: 1. Gagne dan Berliner 1983:252 menyatakan bahwa belajar merupakan proses
dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. 2. Morgan et.al. 1986:140 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. 3. Slavin 1994:152 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu
yang disebabkan oleh pengalaman. 4. Gagne 1997:3 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi
atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses kegiatan usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan perilaku yang bersifat relative permanen yang terjadi sebagai sebuah hasil dari praktik atau pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Individu dikatakan belajar
apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat dari adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya.
2.1.2. Teori-teori Belajar
a. Teori Konstruktivisme Intisari teori konstruktivisme ini adalah bahwa peserta didik harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
Menurut pandangan
rekonstruktivisme, belajar
berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan
– masukan yang masuk ke dalam otak Rifa’i dan Anni, 2011:137. Jean Piaget percaya bahwa belajar
akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen
dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak
memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungan. Belajar menurut teori belajar konstruktivistik bukanlah sekadar menghafal,
akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari pemberian tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan
yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih
lama tersimpandiingat dalam setiap individu. Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh
seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-seimbangan
dan keadaan keseimbangan. Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara
maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Teori ini sangat berkaitan dengan keaktifan
siswa yang secara otomatis akan mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut. Keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran TAI.
b. Teori Kelekatan Attachment Theory Teori kelekatan adalah teori perkembangan yang berguna dan berkerangka
kerja yang komprehensif dimana konsep etiologi yang dapat menyediakan potensi seseorang untuk berintervensi. Teori kelekatan berdampak kontruksi
inti seperti konsep yang tercermin dalam model kerja internal, bahwasanya pola-pola perilaku keterikatan akan memperpanjang ke arah pengembangan
diri Blowby, 1988. Teori ini sangat berkaitan dengan keaktifan siswa yang secara otomatis akan mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut. Keaktifan
siswa dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran TAI.
2.1.3. Unsur-unsur Belajar