Unsur-unsur Belajar Hasil Belajar

2.1.3. Unsur-unsur Belajar

Menurut Gagne dalam Anni dan Rifa’i 2011:84, belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Peserta didik. Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai warga belajar atau peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki organ pengindraan yang digunakan untuk menangkap rangsangan, otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil pengindraan ke dalam memori yang kompleks’ dan syaraf atau otot digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. b. Rangsangan stimulus. Peristiwa yang merangsang pengindraan peserta didik disebut stimulus. Dalam proses belajar, rangsangan stimulus yang diterima oleh peserta didik diorganisir dalam syaraf, dan ada beberapa rangsangan yang disimpan di dalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus. Banyak stimulus yang dapat kita temukan di dekitar kita misalnya panas, sinar, warna, bangunan, tanaman, hawa dingin dan masih banyak lagi. Agar peserta didik mampu belajar secara optimal, maka ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diamati. c. Memori. Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. d. Respon. Merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didikan diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja.

2.1.4. Hasil Belajar

Menurut Rifa’i dan Anni 2011:85, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan konsep siswa. Hasil belajar juga dapat digunakan untuk melihat apakah seseorang telah melakukan proses yang efektif dan efisien, sehingga dapat ditunjukkan sampai sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dikuasai. Menurut Hamalik 2008:155, hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya”. Menurut Gagne dalam Suprijono 2011:5-6, terdapat lima wujud dari hasil belajar yaitu: 1 kemampuan verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; 2 keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang yang terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan; 3 strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri yang meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; 4 keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5 sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Benyamin S. Bloom dalam Rifa’I dan Anni 2009:86-88 menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: 1. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation. 2. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hierarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing, pengorganisasian organizing, penentuan pola hidup organization by a value complex . 3. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originallity. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor selalu berhubungan satu sama lain tidak dapat berdiri sendiri dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya keberhasilan belajar tidak semata-mata didasarkan pada kemampuan penguasaan ranah kognitif, namun biasanya hasil belajar ranah kognitif lebih dominan daripada tipe hasil belajar yang lain. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Perubahan meliputi aspek kognitif yang meliputi hasil belajar siswa post test, afektif berupa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta psikomotor yaitu keterampilan dalam mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 85

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI 2 SEMARANG

1 7 128

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PARANGINAN.

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 1 36

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK DI SMK 2 RAKSANA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 30

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16