Daya Pembeda Soal Teknik Analisis Uji Coba Instrumen

Berdasarkan Tabel 3.8. dapat diketahui bahwa soal yang diujicobakan sudah baik karena persentase soal berkategori sedang dalam ujicoba soal ini lebih besar daripada kategori yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi 2009:210 bahwa “soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang, adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 sampai dengan 0,70 ”. Soal berkategori sedang dalam uji coba soal ini sebesar 74,29. Persentase ini mendekati pendapat Arifin 2010:271 yaitu soal sukar 15, soal sedang 70, soal mudah 15 sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat kesukaran soal, soal uji coba dinyatakan baik dan proporsional.

3.6.4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. seperti hanya indeks kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai Arikunto, 2007:211. Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu: -1,00 0,00 1,00 Daya pembeda Daya pembeda Daya pembeda negatif rendah tinggi Rumus Daya Pembeda Soal Keterangan : D = Indeks Diskriminasi JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi peserta atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi untuk daya pembeda adalah sebagai berikut : D : 0,00 - 0,20 : jelek D : 0,20 - 0,40 : cukup D : 0,40 - 0,70 : baik D : 0,70 - 1,00 : baik sekali Suharsimi, 2012:232 Dari klasifikasi daya beda diatas masih terdapat kerancuan dalam penentuan tingkat daya beda soal, untuk itu dalam penelitian ini digunakan klasifikasi daya beda sebagai berikut : D : 0,00 sampai 0,20 adalah soal jelek D : 0,20 sampai 0,40 adalah soal cukup D : 0,40 sampai 0,70 adalah soal baik D : 0,70 sampai 1,00 adalah soal baik sekali Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal dari instrumen uji coba dapat diketahui hasilnya pada Tabel 3.9.berikut ini: Tabel 3.9. Daya Pembeda Soal No Kriteria No soal Jumlah 1 Jelek 9,10,15,17,19,21,22,23,28,34, 10 2 Cukup 1,2,8,12,18,24,25,26,27,30,32, 11 3 Baik 5,6,7,20,29,35, 6 4 Baik Sekali 3,4,11,13,14,16,31,33, 8 Sumber: Data Soal Uji Coba Diolah Tahun 2015 Keterangan: Hasil selengkapnya disajikan pada Lampiran 23. Berdasarkan pada Tabel 3.9. terdapat sebesar 28,57 soal berkategori jelek, 31,43 berkategori cukup, 17,14 berkategori baik, dan 22,86 berkategori sangat baik. Berdasarkan hal tersebut di atas, soal bekategori jelek akan diperbaiki untuk digunakan dalam tes hasil belajar selanjutnya. Sedangkan soal berkategori cukup, baik, dan baik sekali akan digunakan dalam tes hasil belajar selanjutnya. Namun pada penerapannya pemilihan soal yang akan digunakan dalam tes hasil belajar yang akan datang harus mempertimbangkan semua uji yaitu validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda soal.

3.7. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 85

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI 2 SEMARANG

1 7 128

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PARANGINAN.

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 1 36

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK DI SMK 2 RAKSANA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 30

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16