perilaku yang diharapkan untuk dimiliki siswa, 5 menjadi narasumber, fasilitator, dan motivator yang handal, 6 memperhitungkan karakteristik
intelektual, sosial, dan kultural siswa, 7 terampil memberikan pertanyaan dan balikan, 8 mereview pelajaran bersama siswa.
Berdasarkan pengertian di atas, efektivitas pembelajaran merupakan ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi, baik antar siswa maupun antara
siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil dan dari segi proses. Segi hasil, efektivitas dapat
dilihat dari jumlah siswa yang tuntas. Sedangkan dari segi proses dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap
pembelajaran, dan penguasaan konsep siswa. Pencapaian hasil dari efektivitas pembelajaran yang dituju dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas dan
hasil belajar ekonomi kompetensi dasar PDB, PDRB, PNB, Dan PN pada siswa kelas X di SMA Teuku Umar Semarang.
2.2. Aktivitas Belajar
Sardiman 2011:95- 96 menyatakan “aktivitas merupakan prinsip atau asas
yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar” karena “tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran mampu
menjadikan proses pengajaran menjadi lebih efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Hamalik 2011:171 yang menyatakan bahwa “pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar mandiri atau melakukan aktivitas sendiri”. Oleh sebab itu, aktivitas merupakan prinsip yang
sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Keaktifan siswa merupakan
kegiatan siswa, maka semua kegiatan saat siswa melakukan proses belajar disebut keaktifan. Menurut Diedrich dalam Sardiman 2011:101 penggolongan macam
kegiatan siswa sebagai berikut: 1. Visual activies, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak..
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Sardiman 2011:101- 102 menyatakan bahwa “klasifikasi aktivitas seperti
diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah,
maka suasana belajar di sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-
benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal”. Berdasarkan uraian di atas, aktivitas belajar siswa di dalam kelas
merupakan salah satu faktor yang cukup dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga guru dalam merancang, mengorganisir, melaksanakan
sampai mengevaluasi kegiatan pembelajaran harus dapat memahami karakteristik materi yang ingin disampaikan dan karakteristik siswa agar dalam penggunaan
metode maupun media pembelajaran dapat lebih efektif dalam penyampaian
materi kepada siswa. Adapun aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. b. Memperhatikan penjelasan dari guru.
c. Siswa dapat berkumpul sesuai kelompok yang sudah ditentukan d. Kerjasama siswa dalam kelompok.
e. Membantu sesama anggota kelompok dalam menguasai materi pelajaran f. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
g. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan lisan yang diberikan di dalam kelas.
h. Kemampuan siswa dalam bersikap saat pembelajaran i. Bersemangatantusias dalam mengikuti pembelajaran model TAI
j. Kejujuran dalam mengerjakan teskuis
2.3. Model Pembelajaran