Konsep Karya Cipta Teater
198 Kelas XII SMA MA SMK MAK
Dilihat dari bentuk isiknya, pentas atau panggung tempat pertunjukan di Indonesia pada garis besarnya ada dua. Pertama adalah pentas yang berbentuk
prosenium yang disebut juga teater prosenium
. Ciri-cirinya adalah bahwa bentuk pentas ini senantiasa terdapat jarak antara tempat permainan dengan
tempat penonton. Jarak tersebut nampak pada ketinggian tempat permainan panggung dengan tempat penonton tidak sama. Tempat permainan biasanya
lebih tinggi atau lebih rendah dari tempat penonton. Maksudnya agar peristiwa yang terjadi di atas panggung nampak jelas di mata penonton. Di samping
terdapat perbedaan ketinggian, juga biasanya antara tempat permainan dengan tempat penonton dibatasi oleh layar penutup. Layar ini berfungsi sebagai
tanda dimulainya pertunjukan dengan cara dibuka, serta tanda pertunjukan berakhir dengan cara ditutup. Teknik tutup buka layar ada yang ditarik
oleh petugas yang berada di samping kiri-kanan panggung, ada juga yang hidrolik, menggunakan tenaga listrik, tinggal pijit kenop saja secara otomatis
layar akan bergerak menutup atau membuka. Bentuk isik pentas prosenium banyak terdapat di gedung-gedung pertunjukan yang biasanya di kota-
kota besar. Bentuk yang kedua adalah apa yang disebut pentas arena atau teater arena. Bentuk pentas ini berbeda dengan bentuk pentas prosenium.
Pentas arena merupakan tempat terbuka, tidak ada dinding penyekat, serta tidak ada perbedaan ketinggian lantai yang dipergunakan untuk permainan
dengan lantai untuk tempat penonton. Bentuknya biasanya tapal kuda atau lingkaran. Antara pemain dengan penonton tidak terdapat jarak. Penonton
dapat berkomunikasi langsung dengan pemain atau sebaliknya. Bentuk teater ini biasanya dipergunakan untuk pentas teater rakyat atau teater tradisional.
ide-ide atau gagasan-gagasan seni. Komunikasi dapat terwujud apabila ada kesesuaian antara karya cipta teater dengan tingkat apresiasi penontonya.
Dengan kata lain bahwa antara karya seni teater dengan penontonnya harus ada kesesuaian. Oleh karena demikian, dalam penyajian teater senantiasa
mempertimbangkan unsur-unsurnya hingga terwujud sebuah komunikasi.
199 Seni Budaya
Sumber: http:lorongteatersubang.blogspot.com201212 Gambar 7.1 Pentas Proscenium
Gambar 7.2 Pentas Arena
Lingkup kerja yang menjadi tanggung jawab penata pentas adalah: 1. Menata ruang untuk permainan.
2. Menata cahaya untuk memberikan suasana serta menerangi permainan. 3. Menata suara agar suara vokal para pemain serta suara musik dapat
terdengar jelas dan enak ditelinga penonton. Oleh karena itu perlu ditata sedemikian rupa.
4. Menata ruang tempat penonton agar penonton dapat menyaksikan pertunjukan dengan nyaman dan tertib, maka harus ditata dan disesuaikan
dengan daya tampung ruangan yang dipergunakan. 5. Menata pintu masuk serta pintu keluar untuk para penonton agar berjalan
dengan tertib. Pada waktu penonton masuk harus dipandu oleh panitia atau seksi yang bertugas untuk menerima tamu biasanya di ruang loby.
Kemudian dipandu dan diantar oleh petugas sampai pada tempat yang disediakan.
Unsur ketiga adalah pemain. Yang dimaksud dengan pemain adalah
orang-orang yang tergabung dalam sebuah tim kerja untuk memproduksi karya pertunjukan. Ada pemain yang muncul di atas panggung disebut pemeran
dan ada pemain yang berada di belakang layar. Walaupun tidak muncul di
atas panggung, namun mereka sama-sama memiliki peran penting dalam pertunjukan. Contohnya: sutradara, penata pentas, penata musik, penata tari,
serta penata-penata lainnya. Mereka ini biasanya tidak menjadi pemeran tokoh yang harus muncul di atas panggung. Kecuali dalam keadaan terpaksa karena
kekurangan pemain. Namun peran mereka di belakang layar sungguh sangat penting untuk terwujudnya sebuah garapan Teater.
200 Kelas XII SMA MA SMK MAK
Sumber: Foto Dokumen Penulis Gambar 7.3 Pemain sedang memerankan tokoh cerita
Kerja sama dalam tim harus terjalin dengan baik dari berbagai unsur, karena tanpa itu maka pertunjukan Teater tidak akan berjalan dengan lancar.
Semua pemain dalam kerja teater penting.
Unsur keempat, yaitu sutradara. Orang yang pertama menemukan naskah
yang akan digarap dalam bentuk pertunjukan adalah sutradara. Dia adalah seniman penafsir pertama terhadap naskah yang akan dipentaskan. Gagasan-
gagasannya kemudian disosialisasikan kepada calon-calon pemain atau calon-calon penata. Sehubungan dengan sangat luasnya tugas dan tanggung
jawab seorang sutradara, maka akan dibahas secara khusus pada bagian berikutnya. Dalam karya cipta teater, kahadiran sutradara sangat penting.
Orang yang pertama menafsirkan naskah ke dalam bentuk pertunjukan teater adalah sutradara. Oleh karena demikian jika tidak ada sutradara, maka tidak
ada gagasan untuk mementaskan teater atau drama. Sehubungan bahwa sutradara adalah orang yang pertama membaca dan memahami naskah, maka
sutradara dianggap orang yang paling tahu tentang isi ceritera atau naskah yang akan dipentaskan. Fungsi sutradara dalam karya cipta teater adalah
penggagas pertama dalam mewujudkan karya pertunjukan, penafsir pertama
201 Seni Budaya
terhadap naskah yang akan digarap, serta koordinator dalam melaksanakan kerja kolektif. Setelah memahami naskah, melalui analisis peran-peran tokoh
yang terdapat dalam naskah, tempat dan waktu peristiwa, maka sutradara akan menghimpun orang-orang yang berminat untuk diajak kerja sama dalam
produksi teater. Tugas yang paling berat bagi sutradara adalah mengatur laku. Tugas tersebut adalah merupakan tugas pokok bagi seorang sutradara, karena
melalui para pemainlah gagasan-gagasan sutradara dapat dikomunikasikan langsung kepada penonton.
Unsur kelima adalah properti. Dalam permainan Teater, di samping
mengoptimalkan kemampuan para pemeran di bidang akting, juga dibantu oleh perlengkapan lain untuk membantu menjelaskan maksud yang
terkandung dalam naskah. Perlengkapan tersebut dapat berupa benda-benda yang dihadirkan di atas panggung, atau juga benda-benda yang dipegang
oleh para aktris dan aktor untuk mendukung permainannya. Properti yang diletakan di atas pentas untuk kebutuhan pementasan disebut stageprop
perlengkapan panggung, sedangkan yang dipegang atau dibawa oleh aktor dan aktris disebut handprop. Misalnya, dalam sebuah adegan drama yang
menceriterakan peristiwa yang terjadi di sebuah dapur pada sebuah rumah
di desa. Untuk itu, barang-barang yang harus hadir di pentas adalah barang- barang yang menjadi ciri khas dan terdapat di dapur. Contohnya: tungku
api, panci, wajan, serta perkakas masak lainnya. Walaupun tidak ada kata- kata yang menjelaskan tentang tempat peristiwa tadi, hanya dengan melihat
barang-barang yang terdapat di atas pentas, secara cepat para penonton akan menafsirkan bahwa itu adalah dapur. Adapun perlengkapan yang dibawa
atau dipegang oleh aktor atau aktris, fungsinya untuk menegaskan status atau profesi. Kalau ada seorang pemeran muncul di atas panggung dengan
membawa cangkul, para penonton akan menafsirkan ganda, yaitu petani atau tukang cangkul. Oleh karena itu supaya tegas, tidak terjadi penafsiran ganda di
pihak penonton, maka alat itu harus dimainkan sebagaimana mestinya. Kalau pemain itu memerankan seorang petani, maka biasanya cangkul itu menjadi
handprof yang digunakan petani Indonesia untuk mencangkul. Lain halnya apabila seorang pemain memerankan seorang tukang cangkul, maka dia harus
memperlakukan cangkul sebagai barang dagangan, dengan cara dijajagan atau ditawarkan. Status tokoh selain dipertegas oleh properti juga biasanya kostum
serta rias sudah sangat membantu dalam penampilannya.
202 Kelas XII SMA MA SMK MAK
Untuk belajar menguasai teknik pengungkapan gagasan, guru mengajak siswa untuk mempersiapkan tubuh sebagai media ungkap dengan cara latihan
berikut. 1. Olah tubuh, yaitu melatih anggauta badan agar mencapai kelenturan. Jika
sudah lentur, maka akan dengan mudah menirukan gerak-gerak apa saja tanpa merasa kaku dan nyeri di otot.
2. Selain olah tubuh juga olah vokal olah suara. Guru mengajak siswa untuk mengucapkan huruf-huruf, kata-kata dan kalimat-kalimat dengan
artikulasi yang jelas, power yang kuat, serta dinamika. Suara harus terlatih sedemikian rupa agar suara aslinya tidak nampak lagi terdengar lagi.
Keunikan sebuah gagasan seni dapat kita tanggapi melalui teknik pengungkapan ide-ide dalam bentuk media ungkap seni.
Teater yang senantiasa menyertakan berbagai media ungkap seni membutuhkan kemampuan teknis para penggarap untuk mengolah dan
mengomunikasikannya kepada penonton. Gagasan yang orisinal dan unik harus didukung oleh kemampuan teknis mengomunikasikannya kepada
penonton. Jika tidak, harapan tidak akan menjadi kenyataan, gagasan tidak akan tersampaikan secara ideal. Dengan demikian, orisinalitas dan
keunikan yang digagas oleh penggarap seni tidak akan dapat ditanggapi oleh penonton. Jika kondisi itu terjadi, komunikasi seni tidak berjalan
dengan baik. Teknik pengungkapan gagasan-gagasan dalam teater banyak tertumpu pada pemain. Pemain adalah unsur pokok dalam teater, sedangkan
yang lainnya adalah unsur pendukung untuk memperkuat permainan. Jika unsur pokoknya jelek maka pertunjukjan tersebut dapat dikatakan gagal.
Bagi pemeran ada tiga hal yang harus dilakukan dalam proses pencarian karakter tokoh yang sesuai dengan lakon. Setelah memahami naskah yang
akan digarap, kemudian mengadakan observasi ke suatu tempat yang telah ditentukan. Maksud observasi adalah untuk mengadakan pendekatan
terhadap tokoh-tokoh cerita yang terdapat dalam naskah. Misalnya jika cerita itu berbentuk fabel cerita tentang binatang, maka observasi dapat
dilakukan ke kebun binatang. Siswa diminta dengan cermat jenis-jenis binatang yang diceritakan dalam lakon di kebun binatang. Bagaimana
perilaku binatang-binatang tersebut, bagaimana suaranya, serta seluruh gerak-geriknya secara cermat. Setelah memahami betul tentang perilaku
binatang yang diobservasi, kemudian mengadakan latihan.