Menilai Karya Tari Kelas 12 SMA Seni Budaya Guru

369 Seni Budaya d. Mampu mendeskripsikan tari berdasarkan pendekatan nilai estetika. e. Mampu melakukan kritik tari berdasarkan tahapan-tahapan atau prosedur dalam proses melakukan kritik tari. f. Mampu mengomunikasikan kritik tari melalui bahasa tulisan dan lisan. Kegiatan menilai karya tari tidak akan terlepas dari pendekatan nilai estetika dalam tari. Secara konsepsi keilmuan, nilai estetika dalam seni adalah suatu ukuran subjektivitas yang hanya berkaitan dengan masalah keindahan dari karya seni tersebut. Hal ini seperti yang ditegaskan Hegel dalam Sutrisno Muji, 2005, menegaskan bahwa ilsafat keindahan estetika hanya berkaitan dengan keindahan karya seni yang dihasilkan manusia. Seperti diketahui bersama, media utama dari tari adalah gerak tubuh manusia. Pada persoalan gerak saja akan banyak hal yang akan dibahas pada saat melakukan kritik tari, seperti kualitas gerak yang ditampilkan penari, kekompakan gerak, keseragaman gerak, harmonisasi gerak, teknik gerak, makna dan simbolik gerak, dan banyak lagi fokus masalah lainnya. Nilai estetika pada gerak tari, akan sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai kearifan lokal dari masing-masing daerah tempat tarian tersebut berkembang. Contoh sederhananya, pada konsep estetika gerak tari tradisional di Jawa Barat yang mengenal adanya ukuran estetika penyajian tari yang dikenal dengan istilah aspek wiraga, wirahma dan wirasa. Aspek wiraga lebih difokuskan pada kualitas teknik gerak yang dilakukan. Aspek wirahma lebih difokuskan pada ketepatan rasa musikalitas penari dalam melakukan teknik gerak sesuai dengan pola iringan yang dibawakan. Sementara aspek wirasa lebih difokuskan pada kemampuan penjiwaan penari dalam membawakan tarian sesuai dengan tema atau karakter tarian yang dibawakan. Pada kenyataannya, menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak akan hanya terfokus pada pembahasan masalah gerak saja. Akan tetapi, akan dibahas pula masalah lainnya yang menjadi bagian integral dari penyajian karya tari. Banyak hal yang akan dibahas, diantaranya masalah musik, tata busana, tata rias, tata pentas, tata lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai dan pesan dalam materi pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan erat dengan pertunjukan tari. Informasi Guru 370 Kelas XII SMA MA SMK MAK Dalam menganalisis sebuah karya tari, tidak hanya cukup didekati oleh ilmu estetika seni tari, tetapi akan memerlukan pendekatan ilmu lainnya dalam menganalisis persoalan nilai etis dan nilai sosial yang banyak tersirat pada karya-karya tari yang ditampilkan. Fokus pembahasan ini sudah banyak dibahas di buku pelajaran kelas XI, jadi untuk mengingatkannya kembali dapat membuka kembali buku pelajaran tersebut. Setiap karya tari, baik karya tari tradisional, kreasi baru, maupun modern akan selalu memiliki nilai etis dan nilai sosial di dalamnya. Seperti yang mudah kita cermati dari beberapa penyajian karya tari tradisi yang syarat akan nilai etis sebagai cerminan masyarakat penyangganya. Salah satu contohnya, di Jawa Barat terdapat tari Keurseus, tarian ini sebagai aktualisasi dari gambaran para priyayi atau bangsawan Sunda tempo dulu. Dengan pola gerak yang sistematis dan beraturan, menunjukan karakter bangsawa tempo dulu yang mencerminkan sebagai kalangan masyarakat berpendidikan yang penuh dengan etika kehidupan. Nilai etika dan sosial ini tidak hanya terdapat pada karya-karya tari tradisional. Dalam karya-karya tari kreasi baru, kontemporer dan modern pun makna ini akan senantiasa melekat seiring dengan semangat zaman yang mendukung terciptanya karya tari tersebut. Melakukan Kritik Tari Aspek Tekstual - Aspek Gerak - Aspek Musik - Aspek Busana - Aspek Rias - Aspek Artistik - Tata Pentas - Tata Lampu Seniman Aspek yang diamati, dinilai, dianalisis, dievaluasi, dintrepretasi Karya Seni Tari Penonton Aspek Kontekstual - Penyelenggaraan - TemaJudul - Nilai Estetis, etis, Sosial, - Pesan dan Kesan Mampu mengindentiikasi masalah-masalah penting dalam menulis kritik Mampu mengidentiikasi tari berdasarkan unsur-unsur pendukungnya Mampu melakukan menulis kritik tari berdasarkan tahapan-tahapan atau masalah-masalah apa saja yang perlu diperhatikan pada saat menulis karya terjadi pada saat pertunjukan tari dilaksanakan. Adapun masalah-masalah 371 Seni Budaya Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa memiliki kompetensi sebagai berikut. a. Mampu memahami prinsi dasar dalam menulis kritik tari. b. Mampu mengindentiikasi masalah-masalah penting dalam menulis kritik tari. c. Mampu mengidentiikasi tari berdasarkan unsur-unsur pendukungnya dalam kegiatan menulis kritik tari. d. Mampu mendeskripsikan pertunjukan tari berdasarkan pendekatan nilai estetika, nilai etis dan nilai sosial. e. Mampu melakukan menulis kritik tari berdasarkan tahapan-tahapan atau prosedur dalam proses menulis kritik tari. f. Mampu mengomunikasikan kritik tari melalui bahasa tulisan dan lisan. Kegiatan belajar menulis kritik tari sudah dilakukan pada kesempatan kegiatan pembelajaran di kelas X dan XI. Pengetahuan dasar tentang cara menulis kritik tari pun sudah banyak dibahas pula di kesempatan kegiatan pembelajaran di kelas X dan XI. Oleh karena itu, perlu dibuka kembali ingatan pengetahuan dan segala pengalaman pembelajaran yang sudah dilakukan siswa pada kesempatan sebelumnya sehingga pada kesempatan pembelajaran saat kemampuan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mencoba menulis kritik tari hanya perlu ditingkatkan. Beberapa pembahasan di awal bab ini sudah dijelaskan tentang pengertian, fungsi, tujuan, dan cara menilai karya tari. Selain itu, dibahas pula tentang masalah-masalah apa saja yang perlu diperhatikan pada saat menulis karya tari. Oleh karena menulis karya tari, tidak hanya mendeskripsikan tentang gerak saja, tetapi perlu dideskripsikan secara menyeluruh tentang apa yang terjadi pada saat pertunjukan tari dilaksanakan. Adapun masalah-masalah yang dibahas terkait dengan masalah aspek tekstual dan aspek kontekstual Tujuan Pembelajaran Informasi Guru

B. Menulis Kritik Tari

372 Kelas XII SMA MA SMK MAK yang diterjemahkan menurut poin-point penting di dalamnya. Pembahasan aspek tekstual akan difokuskan dalam bentuk atau wujud karya tari itu sendiri, sedangkan aspek kontekstul lebih difokuskan pada persoalan yang melalarbelakangi terjadinya karya tari tersebut. Termasuk masalah pesan moral, nilai etis, proses terjadinya peristiwa pertunjukan, kesan dan pesan dalam karya tari yang dipentaskan, dan lain sebagainya. Dalam menulis kritik tari, perlu dilakukan dalam beberapa tahapan secara teknis dan prosedural. Meskipun tahapan-tahapan ini tidak sepenuhnya mutlak dilakukan secara berurutan. Akan tetapi, tahapan-tahapan ini dapat dijadikan acuan atau pola dasar dalam mengembangkan tulisan kritik tari. Terdapat beberapa tahapan umum dalam melakukan menulis kritik tari, sebagai berikut.

1. Tahapan pendeskripsian atau penguraian secara rinci tentang peristiwa

pertunjukan secara menyeluruh berbadasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan.

2. Tahapan analisis peristiwa pertunjukan karya tari yang sudah

dideskripsikan.

3. Tahapan evaluasi tentang bagaimana sebaiknya kualitas karya tari yang

dianggap ideal menurut kita. Kalau dalam tahapan analisis ditemukan kelemahan pertunjukan.

4. Tahapan interpretasi adalah tahapan mencoba memberikan makna dari

simbol-simbol yang teramati dari peristiwa pertunjukan dari semua aspek pendukung pertunjukan. 5. Tahapan terakhir dapat ditambahkan tentang pernyataan sikap yang menyangkut kesan dan pesan dari penulis dari apa yang telah dilihat dan dideskripsikan ke dalam tulisan kritik tari. Dari beberapa tahapan penulisan kritik tari di atas, dapat kita kembangkan beberapa pertanyaan mendasar untuk memudahkan kita dalam menuangkannya ke dalam tulisan.

1. Tahapan Pendeskripsian

Dalam tahapan ini dapat dikembangkan beberapa pertanyaan untuk dijadikan sebagai bahan dasar awal dalam menuliskan peristiwa pertunjukan. Adapun pertanyaan tersebut di antaranya sebagai berikut. a. Apa judul karyanya? b. Siapa koregrafernya? c. Siapa panitia penyelenggaranya? d. Tempatnya dimana? e. Tanggal berapa pertunjukannya? f. Apa tema kegiatannya?