411 Seni Budaya
simbolik yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam karya teater yang ditontonnya, kemudian tafsirkan maknanya.
D. Nilai Estetis
Nilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton.
Nilai-nilai itu antara lain: 1. Nilai Emosional. Banyak penonton teater yang hanyut dalam suasana yang
dibangun oleh struktur emosi. Suasana itu dapat sedih, gembira, tragis, menyayat hati, tegang, mencekam, dan sebagainya.
2. Nilai Intelektual. Penonton teater seringkali merasa mengalami pencerahan setelah menonton pertunjukan teater. Pertunjukan tersebut banyak
memberikan nilai-nilai informasi tentang kehidupan sosial, spiritual, moral, dan sebagainya.
3. Nilai Visual. Penonton teater kerap merasa takjub melihat peristiwa pentas dengan segala perkakasnya yang speaktakuler hasil tangan-tangan kreatif
para pekerja teater. 4. Nilai Verbal. Banyak penonton yang kagum pada ungkapan kata-kata dari
para pemain dengan teknik dinamika yang luar biasa, artikulasi yang jelas, serta irama yang dinamis.
E. Kritik Teater
Teater tanpa kritik akan tetap ada, namun disangsikan pengembangannya. Kritik macam apakah yang dapat mengembangkan kualitas dan kuantitas
produk karya teater? Ada dua model kritik, yakni kritik subjektif dan kritik objektif
Kritik subjektif adalah cara orang kritikus membuat ulasan berdasarkan selera pribadinya. Ketika dia membuat pernyataan bahwa pergelaran teater itu
jelek, alasannya bahwa dia tidak suka. Sesuatu yang bagus menurut dia adalah sesuatu yang dia sukai, bahkan membandingkan dengan karyanya. Sebaliknya
ketikan dia mengatakan bahwa pergelaran teater itu bagus, karena memang dia suka garapan seperti itu atau mungkin ada hubungan personal dengan
penggarap, karena penggarap itu temannya, saudaranya, atau keluarganya. Pandangan yang subjektif selalu tidak dapat dipertanggung jawabkan. Oleh
karena ketika dia mengatakan jelek, dia tidak mampu menunjukan di mana letak kelemahannya. Begitu juga sebaliknya ketika mengatakan bagus terlanjur
memiliki perasaan kagum sehingga tak mampu berkata-kata. Kritikus yang subjektif kadang-kadang punya kecenderungan berpihak pada seseorang,
412 Kelas XII SMA MA SMK MAK
bukan pada karya yang ditontonnya. Tidak heran jika kritikus semacam itu akan menutup diri di luar yang dia sukai. Dalam kehidupan zaman sekarang,
kritikus semacam itu diperlukan untuk mempopulerkan atau menjatuhkan seseorang dengan cara menggencarkan publikasi di mass media untuk
mempengaruhi opini masyarakat tentunya dengan imbalan.
Kritik objektif adalah kritik yang selalu mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif bertanggung
jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan menyatakan jelek, kritikus akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus,
harus mampu menjelaskan kenapa bagus. Kritikus semacam ini sangat dirindukan oleh kalangan seniman terutama seniman muda yang baru mulai
terjun. Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat
juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini
biasanya tidak dapat diintervensi oleh siapapun apalagi disogok, karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.
Tugas untuk siswa
Sekarang silahkan siswa mencoba membuat karya kritik pergelaran teater yang siswa saksikan. Ada dua prinsip yang harus ditangkap ketika
kita mengapresiasi pergelaran teater yaitu konsep dan teknik. Konsep bagus tanpa didukung oleh kemampuan teknis yang memadai, tidak akan tercapai.
Sebaliknya, jika konsepnya biasa-biasa saja, tetapi didukung oleh kemampuan teknis yang memadai, karya teater masih dapat dinikmati oleh penonton,
paling tidak sebagai hiburan semata.
Apa yang harus siswa kritisi ketika mengapresiasi pergelaran teater? Jawabannya adalah:
1 Konsep cerita dan teknis penggarapan cerita, 2 Konsep dan teknis pementasan,
3 Konsep dan teknik penyutradaraan. 4 Konsep dan teknik permainan.
5 Konsep dan teknik penggunaan properti.
Karya kritik yang Anda buat harus memuat paling tidak lima poin penting perihal unsur-unsur teater. Teknik pemaparan kritik harus secara arif, dengan
bahasa yang sopan,dan bertanggung jawab atas segala pernyataan yang siswa buat. Mengkritik bukan berarti menggurui bagaimana seharusnya karya itu
dibuat. Akan tetapi kritik harus mampu mengilhami penggarap atau seniman untuk membuat karya yang lebih baik. Selamat mencoba.