Teknik Pengungkapan Gagasan Kelas 12 SMA Seni Budaya Guru

203 Seni Budaya Yang terdengar betul-betul suara tokoh ceritera yang ada dalam lakon. Suara juga butuh kelenturan dan butuh keterbiasaan, jika tidak maka akan menimbulkan serak dan tidak akan mencapai tokoh ceritera yang diharapkan. Pada dasarnya seluruh panca indra harus diolah dan dilatih untuk mewujudkan peran-peran yang sesuai dengan keinginan naskah. 3. Olah sukma, yaitu melatih daya konsentrasi agar terbiasa dalam memusatkan pikiran terhadap sesuatu. Dengan penuh konsentrasi maka akan terhindar dari lupa dialog atau lupa bloking permainan tempat, serta gestur sikap badan. Apabila terbiasa megolah sukma untuk konsentrasi, maka siswa akan cepat hafal, cepat paham termasuk menerima pelajaran baru. Sebaliknya jika tidak dapat konsentrasi karena tidak terlatih, maka akan sulit untuk mengerti apapun. Yakinkan kepada para siswa bahwa proses produksi teater harus mengutamakan disiplin yang tinggi serta kemauan yang keras untuk menuju sukses yang besar. Dalam memerankan tokoh-tokoh cerita harus dilakukan secara wajar. Tidak berlebihan over acting baik dialog maupun gerak atau aksi. Ada macam-macam gerak yang dilakukan oleh aktor atau aktris di atas pentas. Gerak-gerak tersebut penting dilakukan oleh para pemain untuk menegaskan watak atau karakter yang dibawakannya. Tanpa gerak, akan berkesan statis, namun terlalu banyak gerak juga akan berkesan over. Oleh karena itu, gerak- gerak pemain seharusnya wajar dan beralasan. Misalnya, seorang pemeran berdialog sambil berjalan menuju sudut depan pentas. Mengapa berjalan menuju sudut depan pentas? Ada apakah di sana? Untuk apa? Atau apa alasannya? Contoh lain seorang pemain mengkerutkan keningnya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Mengapa menggaruk kepala? Apakah sedang kesal? Atau gatal karena banyak ketombe? Di bawah ini ada macam-macam gerak yang dilakukan pemain dalam pertunjukan drama. Movement : perpindahan tempat pemain dari satu tempat ke tempat lain. Gestures : gerakan badan dengan angautanya, ke kiri, ke kanan, berputar ke belakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya. Business : gerakan-gerakan kecil yang dilakukan oleh tangan, jari, kepala. Gait : gerakan besar misalnya cara berjalan. Detail : gerakan-gerakan yang lebih kecil, misalnya: kedip mata, menarik nafas, mengernyitkan alis dan sebagainya. Pada bagian ini guru memberikan tugas kepada siswa perihal prosedur berkarya teater mulai dari menentukan tujuan penciptaan, media pengungkapan, hingga tata kelola produksi teater. 204 Kelas XII SMA MA SMK MAK Guru mengajak siswa untuk membaca naskah drama dari perpustakaan sekolah. Setelah dibaca kemudian dianalisis temanya, gagasan-gagasan pengarang, nilai-nilai yang dipesankan, tokoh-tokoh ceritanya, serta strukturnya. Setelah memahami isi cerita yang mereka baca, kemudian dipersilahkan untuk mencoba mengarang cerita sendiri berdasarkan pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Ambil salah satu karya siswa, kemudian diskusikan bersama bimbingan guru. Naskah atau Lakon dibuat oleh seorang penulis naskah sastrawan. Dia adalah seniman utama, karena dengan karya sastranya dapat mengilhami para insan Teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan. Para sastrawan membuat naskah atau lakon drama dengan maksud untuk dipentaskan. Oleh karena itu ada penulis naskah yang merangkap sebagai penggarap, sebab penulis tersebut lebih tahu tentang maksud isi naskah atau lakon yang ditulisnya. Ada pula penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam menciptakan naskah, akan tetapi kurang bagus dalam mengarapnya dalam bentuk pertunjukan. Dengan demikian banyak penulis naskah yang memasrahkan karyanya untuk dipentaskan kepada calon- calon penggarap. Sebaliknya, banyak dramawan yang hebat sebagai penggarap, tetapi tidak dapat membuat naskah. Antara penulis naskah dengan penggarap teater memiliki hubungan timbal-balik. Kedua insan tersebut dapat saling menguntungkan. Penulis naskah dapat terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat. Sebaliknya penggarap juga otomatis terkenal dengan karya pertunjukannya. Apa yang terdapat dalam naskah? Di dalam naskah terdapat gagasan- gagasan pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan atau ide pengarang apabila dirinci terdiri dari: satuan-satuan kecil yaitu nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat. Nilai-nilai kehidupan tersebut sangat banyak. Oleh karena itu tidak seluruh nilai dalam kehidupan dapat disajikan dalam satu naskah yang dibuatnya, hanya beberapa nilai saja. Seperangkat nilai itu bersatu menjadi sebuah gagasan atau ide. Gagasan- gagasan atau ide-ide tadi bersatu menjadi sebuah tema. Dalam sebuah lakon terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki satu tema, contohnya fragmen sajian drama yang ceriteranya merupakan penggalan dari ceritera utuh.

C. Menyusun Naskah Drama

205 Seni Budaya Di dalam naskah ada tokoh-tokoh ceritera atau peran-peran yang menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh ceritera tersebut bila diklasiikasi menjadi: 1 peran utama yang disebut protagonis, 2 Peran lawan yaitu antagonis, 3 Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis yang disebut tritagonis, dan 4 Peran pembantu. Selain ada tema, ide, nilai serta tokoh-tokoh ceritera, di dalam naskah juga terdapat struktur dramatik. Struktur tersebut terdiri dari: bagian pertama adalah pemaparan eksposisi, bagian kedua adalah konlikasi, bagian ketiga kolik, bagian keempat klimaks, bagian kelima anti klimaks, serta bagian akhir adalah keputusan. Di dalam naskah terdapat jenis bahasa yang digunakan, yaitu ada yang puitis menggunakan bahasa puisi dan ada pula yang menggunakan bahasa keseharian. Naskah hanyalah bahan baku pergelaran teater, selanjutnya mau ditafsirkan seperti apa? Mau digarap seperti bagaimana? Semuanya bergantung pada konsep para kreator. Dalam menganalisis sebuah naskah drama, yang harus diperhatikan adalah: judul naskah, pengarang, temanya, serta dimana keunikannya? Naskah atau sastra drama merupakan karya seorang sastrawan yang khusus bakatnya di bidang penulisan naskah drama. Tidak semua sastrawan mampu membuat atau mencipta sastra drama sehubungan dengan bakat dan minatnya. Naskah-naskah yang tercipta kualitasnya sangat beragam, ada yang bagus dan ada yang kurang bagus. Ada naskah drama yang cocok untuk dipanggungkan, ada yang bagus bila dibaca saja, ada yang bagus bila diilmkan, bahkan ada yang tambah bagus jika sastra drama itu jika dipanggungkan karena nilai-nilainya diperkaya oleh para penggarap, dan ada pula sastra drama yang jadi jelek, menurun kualitasnya karena penggarapnya salah menafsirkan atau kurang wawasan. Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia. Para penonton drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah iksi, bukan realitas yang sebenarnya, namun kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan ceritera sehingga ikut sedih, gembira, haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan ceritera yang disajikan. Barangkali disitulah uniknya karya sastra drama. Hal-hal yang perlu perhatikan siswa manakala akan membuat naskah.

D. Analisis Naskah Drama