Teori Motivasi Motivasi Kerja

yang salah, kinerja akan rendah meskipun upaya dn motivasi mungkin tinggi. Salah satu cara untuk mengukur motivasi tenaga kerja adalah dengan menggunakan teori pengharapan expectation theory. Teori pengharapan ini bermanfaat untuk mengukur sikap para individu guna membuat diagnosis permasalahan motivasi. Pengukuran semacam ini dapat membantu manajemen tenaga kerja memahami mengapa para tenaga kerja terdorong bekerja atau tidak, apa yang memotivasinya di berbagai bagian dalam perusahaan.

e. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi sangat penting dan perlu dimiliki oleh setiap guru dalam menjalankan tugasnya. Guru yang memiliki motivasi tinggi terhadap tugasnya maka akan merasa semangat dalam mengajar. Nana Syaodih Sukmadinata 2003: 64 menyatakan motivasi dibedakan atas 3 macam yaitu: 1 Motivasi takut fear motivation. Individu melakukan perbuatan karena takut 2 Motivasi insentif incintive motivation. Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan suatu insentif. 3 Sikap attitude motivation atau self motivation. Motivasi muncul dari dalam dirinya sendiri karena menunjukan ketertarikan seseorang terhadap objek. Selanjutnya Malayu S.P Hasibuan 2006: 150 menyatakan dua jenis motivasi sebagai berikut: 1 Motivassi positif Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi merangsang bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan memotivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja. 2 Motivasi negatif Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman, dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi dalam jangka waktu yang panjang dapat berakibat kurang baik. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan motivasi terdiri dari dua, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif yaitu melakukan suatu kegiatan karena dorongan orang lain yang bertujuan untuk meningkatkan kerja bawahan. Sedangkan motivasi negatif, yaitu motivasi agar bawahan memiliki semangat kerja dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena takut dihukum. Motivasi kerja dalam peneliltian ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh setiap individu agar mencapai suatu tujuan. Dengan adanya dorongan dari atasan maka akan memberikan semangat kepada bawahan. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel motivasi kerja adalah fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Leonardus 2010, d engan judul “ Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Sumber Sehat Semarang”. Hasil dari penellitian ini menunjukan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja menunjukan nilai koefisien sebesar 0,368 dengan signifikan sebesar 0,008, lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja menunjukan nilai koefisien sebesar 0,221 dengan signifikan sebesar 0,027, dan hasil pengujian F statistik menunjukan nilai sebesar 7,345 dengan signifikan sebesar 0,002. Hasil tersebut lebih kecil dari nilai α 0,5 sehingga hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk jenis penelitian ex post facto, dari salah satu variabel bebasnya sama yaitu motivasi kerja dan sama-sama menggunakan variabel terikat yaitu kepuasan kerja. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini salah satu variabel bebasnya adalah lingkungan kerja. Penelitian yang akan dilakukan variabel bebasnya adalah lingkkungan kerja non fisik. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Sanjaya 2008 dengan judul “Hubungan Antara Lingkungan dan Pengalaman dengan Kepuasan Kerja Guru di SMK Negeri 1 Tempel Sleman ”. Hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar 0,739. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa 70,8 kepuasan kerja dijelaskan oleh lingkungan dan pengalaman. Sedangkan 29 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk jenis penelitian ex post facto, sama-sama menggunakan salah satu variabel kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah lingkungan dan pengalaman. Penelitin yang akan dilakukan variabel bebasnya adalah lingkungan kerja non fisik dan motivasi kerja. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Novitaningsih 2014 dengan judul “Hubungan antara Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja Dengan Prestasi Guru di SMK PIRI 3 Yogyakarta ”. Hasil analisis dalam penelitian ini 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan prestasi kerja guru di SMK PIRI 3 Yogyakarta,yang ditunjukkan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,6360,361 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 0,0000,05. 2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja guru di SMK PIRI 3 Yogyakarta, yang ditunjukan dengan nilai r hitung lebih besardari r tabel 0,6580,361 dan nilai signifikan kurang dari 0,05 0,0000,05. 3.