Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja dan disiplin kerja di SMK PIRI 3 Yogyakarta , yang ditunjukkan dengan
nilai R hitung sebesar 0,794 lebih besar dari R tabel 0,7940,361 dan nilai signifikan kurang dari 0,050 0,0000,05dan koefisien
determinasi r
2
sebesar 0,631. Ini berarti 63,1 prestasi kerja guru dijelaskan oleh lingkungan kerja sebesar 29,9 dan disiplin kerja
sebesar 33,2. Sementara 36,9 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk jenis penelitian ex post facto dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah lingkungan kerja dan disiplin kerja,
sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi guru. Penelitin yang akan dilakukan variabel bebasnya adalah lingkungan kerja non fisik
dan motivasi kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah kepuasan kerja guru.
C. Kerangka Pikir
1. Hubungn Antara Lingkungan Kerja Non Fisik dengan
Kepuasan Kerja Guru
Guru sebagai jabatan profesional memiliki peran yang besar terhadap kualitas pendidikan. Guna mendukung tercapainya
kualitas pendidikan yang diinginkan maka diperlukan suatu kegiatan pembelajaran yang optimal. Hal in tidak terlepas dari
kondisi lingkungan kerja yang ada. Lingkungan kerja sebagai tempat dimana seseorang melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan
kerja memiliki pengaruh langsung terhadap guru. Jika lingkungan kerja non fisik sekolah berada pada kondisi yang harmonis maka
akan mempengaruhi tingka kepuasan kerja guru yang semakin meningkat. Dengan meningkatnya kepuasan kerja maka akan
semakin meningkatkan motivasi dalam melaksanakan tugas mengajar. Berdasarkan penafsiran tersebut, diduga ada hubungan
antara lingkungan kerja non fisik dengan kepuasan kerja guru.
2. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja Guru
Motivasi merupakan dorongan yang dimiliki seseorang untuk melaksanakn tugas dalam mencapai tujuan. Guru yang
memiliki motivasi tinggi terhadap tujuan yang ingin dicapai cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek
itu. Seorang guru akan berusaha mengupayakan dirinya bekerja secara maksimal guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Jika
tujuan yang diinginkan tercapai maka hal ini akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru, sehingga diduga ada hubungan
antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru.
3. Hubungan Lingkungan Kerja Non Fisik dan Motivasi Kerja
Secara bersama-sama dengan Kepuasan Kerja Guru
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah memiliki tujuan dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pengajaran. Guna mendukung kualitas pengajaran tersebut maka diperlukan lingkungan kerja non fisik yang mendukung.
Lingkungan kerja non fisik yang mendukung akan meberikan dampak pada kinerja guru. Lingkungan kerja yang harmonis akan
meningkatkan semangat guru dalam melaksanakan pengajaran. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai dapat
menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja guru. Guru yang memiliki motivasi tinggi terhadap tujuan yang ingin
dicapai akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika tujuannya tercapai maka
akan memberikan kepuasan kerja. Kepuasan kerja setiap orang berbeda tergantung pada motivasi yang ingin dicapai dari masing-
masing guru. Berdasarkan penafsiran tersebut maka diduga ada hubungan antara lingkungan kerja non fisik dan motivasi kerja
secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja.
D. Paradigma Penelitian
Dari kerangka berfikir tersebut, dapat digambarkan skema sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian X
X Y