Uji Simultan Uji-F Uji Hipotesis
regresi. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai koefisien beta motivasi kerja sebesar 0,430, nilai t hitung motivasi kerja sebesar 5,820 dengan
signifikansi t sebesar 0,000. Pada taraf signifikansi 5 0,05 maka signifikansi t 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
berpengaruh positif pada kepuasan kerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan motivasi kerja dapat meningkatkan kepuasan guru dalam bekerja.
Sebaliknya, motivasi kerja yang menurun juga akan dapat menurunkan kepuasan kerja guru di SMA.
Motivasi merupakan daya penggerak untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat dan sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya.
Motivasi kerja menjadi suatu pendorong seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Motivasi sangat diperlukan mengingat motivasi
dapat meningkatkan kinerja seseorang dalam menjalankan tugas. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja akan bersemangat
menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diharapkan. Motivasi kerja dapat diukur dari
fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri. Kepuasan kerja sangat penting untuk diperhatikan dalam
organisasi. Seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan cenderung dipengaruhi oleh perasaan yang dimilikinya terhadap pekerjaan. Hal inilah
yang disebut sebagai kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang dimiliki seorang individu terhadap
pekerjaannya yang ditandai dengan adanya harapan-harapan yang lebih
baik terhadap pekerjaannya. Seseorang yang mempunyai lebih banyak faktor pekerjaan yang dapat diterima secara minimal dan kelebihannya
menguntungkan misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah
yang diinginkan. Kepuasan kerja dapat diukur dari tingkat kepuasan guru terhadap gaji yang diterima, reward yang diberikan oleh pimpinan, hasil
pekerjaan, hubungan yan harmonis sesama rekan kerja dan tingkat kesesuaian pekerjaan yang diberikan kepada karyawan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya motivasi seseorang dalam bekerja dapat meningkatkan kepuasan kerjanya.
Seseorang yang mempunyai daya penggerak kuat untuk bekerja dapat meningkatkan kepuasaannya terhadap gaji yang diterima, hasil pekerjaan
dan hubungan yang harmonis sesama rekan kerja. Hal ini dikarenakan, dengan adanya daya pendorong yang kuat akan menimbulkan semangat
untuk bekerja lebih giat sehingga menciptakan moral dan dampak positif terhadap pekerjaan serta hubungan yang harmonis sesama rekan kerja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Leonardus 2010 yang berjudul analisis pengaruh lingkungan kerja dan motivasi
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Sumber Sehat Semarang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja dengan nilai koefisien sebesar 0,368 dengan signifikan sebesar 0,008.
Hasil tersebut lebih kecil dari nilai α 0,5 sehingga menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan