Indikator Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja

kepuasan kerja menurut Davis Newstrom 1985: 112 antara lain: 1 Pimpinan memperoleh indikasi tentang tingkat kepuasan umumnya dalam perusahaan. 2 Timbulnya komunikasi yang berhara ke semua arah pada saat orang-orang merencanakan, melaksanakan dan membahas hasil survei. 3 Membaiknya sikap karena survei dijadikan sebagai katup pengaman, penyaluran emosi, dan kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg. 4 Kebutuhan pelatihan bagi penyelia perusahaan berdasarkan apa yang dirasakan para pekerja yang diawasi tentang seberapa baik penyelia melaksanakan tugasnya. 5 Data bagi serikat pekerja. 6 Perencanaan dan pemantauan perubahan terhadap kebijakan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan dampak dari pelaksanaan pekerjaan. Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi terdorong oleh rasa ingin memuaskan kebutuhannya. Apabila hasil kerja yang diberikan sesuai dengan imbalan yang diberikan akan meras puas, namun sebaliknya jika imbalan yang diberikan tidak sesuai dengan hasil kerja maka akan terjadi ketidakpuasan terhadap pekerjaan mereka. Jika kondisi yang demikian terus terjadi maka akan menurunkan produktivitas kerja karyawan, selain itu akan timbul rasa kekecewaan dan frustasi dalam diri karyawan. Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara seorang pekerja merasakan pekerjaan yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan tersebut. Dari penjelasan kepuasan kerja tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel kepuasan kerja adalah Upah gaji, penghargaan, status, kondisi Kerja dan hasil pekerjaan.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan. Manusia yang bekerja dalam suatu tempat disebut dengan lingkungan kerja. Seseorang dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya membutuhkan suasana yang nyaman guna mendukung hasil kerja yang maksimal. Menurut Komaruddin 2001: 87, “lingkungan kerja adalah kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya”. Selanjutnya The Liang Gie 2000: 154 menyatakan : Segenap faktor yang berwujud yang berbeda di sekeliling ruang kerja dan umumnya mempengaruhi baik buruknya pelaku pekerja yang bersangkutan. Faktor-faktor yang terpenting umumnya berupa cahaya, penerangan, warna ruang, keadaan udara suhu, kelembaban dan peredarannya dan sumber kegaduhan faktor suara. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi penting untuk diperhatikan, hal ini karena lingkungan merupakan tempat dimana pegawai melaksanakan tugas yang berkaitan dengan organisasi agar hasil yang didapat sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung akan mempengaruhi kondisi karyawan seperti meningkatkan gairah pegawai dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Alex S. Nitisemito 2000: 183, “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas- tugas yang dibebankan”. Sedarmayanti 2000: 1 mendefinisikan “lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan sekitar para pegawai yang memberikan pengaruh pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik.

b. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja perlu diperhatikan dalam suatu organisasi agar mendukung terciptanya suasana yang kondusif guna mendukung kinerja seseorang. Sondang P. Siagian 2001: 57 berpendapat bahwa ada dua macam lingkungan kerja sebagai berikut: 1 Lingkungan kerja fisik, ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik yaitu: