dimiliki seorang individu terhadap pekerjaannya yang ditandai dengan adanya harapan-harapan yang lebih baik terhadap
pekerjaannya.
b. Teori-teori Kepuasan Kerja
Menurut Kenneth N. Wexley and Gary A. Yukl 1992: 130 ada tiga teori kepuasan kerja yang lazim dikenal yaitu :
1 Discrepancy Theory Teori Ketidaksesuaian Menurut teori ini kepuasan kerja seseorang akan diperoleh
bila selisih antara jumlah sumbangan pekerjaan dengan apa yang diterima karyawan secara kenyataan adalah nol. Dengan
kata lain, jumlah yang disumbangkan ke pekerjaannya bila dikurangi dengan apa yang diterima secara kenyataan
hasilnya adalah nol, dapat dikatakan pekerjaan tersebut memberikan kepuasan kerja.
2 Equity Theory Teori Keadilan Teori ini menunjukan kepada seseorang yang merasa puas atau
tidak puas atas suatu situasi tergantung pada perasaan adil equity atau tidak adil inequity. Seseorang merasa adil
apabila perlakuan yang diterimanya menguntungkan bagi dirinya. Sebaliknya, ketidakadilan apabila perlakuan yang
diterima dirasakan merugikan dirinya. Menurut teori ini, seseorang menilai adil, bila rasio inputnya dengan hasil
dibandingkan dengan rasio input dengan hasil dari seseorang atau sejumlah orang lain bandingan.
3 Teori Dua Faktor Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herzberg 1959.
Menurut teori ini karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu: “dissatisfier” atau “hygiene factor” dan yang lalin dinamakan “satisfier” atau
“motivators”. Faktor kepuasan satisfaction, biasa disebut motivator factor atau pemuas satisfier yang termasuk dalam
faktor ini antara lain prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung
jawab dan
kemajuan. Sedangkan
faktor ketidakpuasan adalah kebijakan dan administrasi perusahaan,
pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi kerja
keamanan kerja dan status pekerjaan. Bangun Wilson, 2012: 328
Penjelasan dalam teori tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah Satisfier motivator yaitu
faktor-faktor atausituasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja, yang terdiri dari: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab dan promosi. Jadi, dapat dismpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan cara seorang pekerja merasakan
pekerjaan yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan tersebut.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang dimiliki pegawai tidak hanya dilihat dari beberapa aspek atau faktor-faktor tertentu. Besarnya gaji atau
upah yang diterima sebagai hal yang mempengaruhi kepuasan kerja. Namun kepuasan kerja pegawai tidak dilihat dari aspek gaji
saja. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja adalah faktor intern dan ekstern. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Anwar Prabu A. Mangkunegara
2004: 120 faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
1 Faktor pegawai, yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman
kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.
2 Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan,
jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.