Pengertian Pemerataan Pendidikan Landasan Yuridis Kebijakan Pemerataan Pendidikan

20 pendidikan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

B. Pemerataan Pendidikan

1. Pengertian Pemerataan Pendidikan

Pemerataan pendidikan merupakan salah satu permasalahan kompleks yang sedang dihadapi Indonesia.Pemerataan pendidikan merupakan pemerataan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat tanpa terkecuali. Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia disebabkan karena keterbatasan daya tampung, sarana dan prasarana yang rusak, keterbatasan tenaga pengajar, pembelajaran yang monoton, dan keterbatasan biayaanggaran untuk pendidikan. Pemerataan mecakup dua aspek penting yaitu equality dan equity. Equality yaitu persamaan dalam arti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity merupakan keadilan untuk memperoleh kesempatan pendidikan yang sama diantara berbagai kelompok masyarakat. Akses pendidikan dikatakan merata jika pendidikan mampu memenuhi kesempatan memperoleh pendidikan bagi penduduk usia sekolah dan adil jika seluruh penduduk usia sekolah memperoleh kesempatan pendidikan yang sama. Menurut studi Coleman dalam bukunya Equality of Educational Opportunity dalam Ace Suryadi, 1993: 31 secara konsepsional: 21 “konsep pemerataan yaitu pemerataan aktif dan pemerataan pasif. Pemerataan pasif adalah pemerataan yang lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah, sedangkan pemerataan aktif bermakna kesamaan dalam memberi kesempatan kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya”. Jadi, pemerataan pendidikan berkenaan dengan kesamaan kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Persamaan kesempatan dalam memperoleh pendidikan, tidak membedakan status sosial, ras, mupun golongan manapun. Pemerataan pendidikan, perlu dilaksanakan di seluruh pelosok daerah, terurtama daerah terpencil untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah.

2. Landasan Yuridis Kebijakan Pemerataan Pendidikan

Sesuai dengan UUD 1945 Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Pendidikan merupakan hak seluruh warga negara dan berperan penting dalam kemajuan bangsa. Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN Tahun 1999-2004 TAP MPR No. IVMPR1999 mengamanatkan antara lain: a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti. b. Meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk menetapkan sistem 22 pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga dan seni. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan dalam pasal 11 ayat 1 menyatakan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Pemerintah berkewajiban melakukan pemerataan pendidikan di negaranya, berdasarkan cita-cita negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan aset utama yang perlu dikembangkan agar seluruh warga mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman. Pendidikan merupakan yang layak merupakan hak setiap warga negara, sehingga pemerintah harus melakukan pemerataan pendidikan hingga pelosok Indonesia yang selama ini belum terjangkau pendidikan, sehingga mampu menekan angka tidak melanjutkan sekolah.

3. Kebijakan dan Program-program Pemerataan Pendidikan

Dokumen yang terkait

Upacara Adat Kematian Masyarakat Tionghoa di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

2 85 83

PROFIL ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA KUTA GAMBER KECAMATAN TANAH PINEM KABUPATEN DAIRI.

0 8 22

STUDI ANALISIS PENANGANAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA NGEPANREJO KECAMATAN BANDONGAN Studi Analisis Penanganan Anak Putus Sekolah Di Desa Ngepanrejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

0 2 13

FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK Faktor Penyebab Putus Sekolah Dan Dampak Negatifnya Bagi Anak (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar).

0 0 20

FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK Faktor Penyebab Putus Sekolah Dan Dampak Negatifnya Bagi Anak (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar).

0 3 12

PROFIL ANAK PUTUS SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK Profil Anak Putus Sekolah Dalam Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak (Studi Kasus Di Dusun Kembu Desa Waru Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar).

0 1 15

PROFIL ANAK PUTUS SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK Profil Anak Putus Sekolah Dalam Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak (Studi Kasus Di Dusun Kembu Desa Waru Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar).

0 1 12

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SEMESTER KHUSUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 PENDATAAN ANAK PUTUS SEKOLAH JENJANG SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH ATAS DINAS PENDIDIKAN MENENENGAH DAN NON FORMAL KABUPATEN BANTUL.

0 2 47

PEMETAAN SISWA PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015.

2 10 43

DAFTAR ISI - GEOLOGI DAN KUNCI FOTO GEOLOGI DI DESA DLINGO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 1 14