63 mereka menunjukkan kasih sayangnya hanya dengan memberikan uang
jajan yang melimpah, dan berharap Dapu akan menjadi anak yang rajin ke sekolah. Waktu orang tua Dapu untuk anak-anaknya sangat sedikit,
karena setiap pagi hingga petang ayahnya harus pergi ke kandang untuk merawat hewan ternaknya. Sedangkan Ibu Dapu setiap pagi hingga
petang berada di pasar untuk berjualan, sehingga kedua orang tuanya tidak mampu sepenuhnya mengawasi anak-anaknya, bahkan ketika
Dapu masih sekolah, baik ayah maupun ibunya jarang sekali menanyakan perkembangan Dapu di sekolah.
Dapu yang memutuskan untuk putus sekolah, sehari-harinya hanya dihabiskan untuk bermain dan ikut ibunya berdagang. Dapu tidak
ingin sekolah kembali, karena takut jika tidak naik kelas lagi. Hal tersebut, sangat merugikan untuk masa depan Dapu, terlebih Dapu
belum menyelesaikan wajib belajar 9 tahun. Perlu diberikan penanganan khusus untuk anak seperti Dapu, baik dari guru kelasnya,
orang tua, dan lembaga pendidikan setempat agar Dapu dapat kembali sekolah.
2. Responden 2
a. Profil
Vici nama samaran lahir pada tanggal 13 Juni 2003, mengalami putus sekolah pada kelas III tingkat sekolah dasar Vici merupakan
pribadi yang pemalu dan tertutup. Vici L10 bersal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya berprofesi sebagai buruh tani dan ibunya
64 bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Vici merupakan anak pertama
dan belum mempunyai adik, sehingga cenderung memiliki sifat manja. b.
Latar belakang dan sebab putus sekolah Vici merupakan anak yang pemalu dan tertutup. Vici 10
mengalami putus sekolah pada kelas III tingkat sekolah dasar. Sebab Vici mengalami putus sekolah adalah: 1 Malas belajar; 2 Kurangnya
dukungan dari orang tua untuk sekolah. Rasa malas yang dimiliki oleh Vici dikarenakan Vici tidak
mempunyai keinginan untuk belajar. Vici tidak tertarik dengan dunia sekolah, Vici lebih suka bermain dan menonton televisi. Vici sangat
jarang sekali belajar dan bahkan mengerjakan PR. Hal tersebut berdasarkan ungkapan Vici, bahwa “enggak pengen sekolah, ra seneng
karo tidak suka dengan sekolah, banyak PR, malas...” Orang tua Vici yang tergolong masih pasangan muda, terlalu
memanjakan Vici. Apapun yang Vici inginkan akan selalu terpenuhi, meskipun harus meminjam uang tetangga. Bagi orang tua Vici, keadaan
ekonomi keluarga bukan halangan untuk memenuhi kebutuhan Vici, terutama pendidikan Vici. Berdasarkan pernyataan yang diberikan ayah
Vici bahwa “Uang bisa dicari mbak, bisa pinjam-pinjam, tapi kalau kebahagiaan anak susah, Vici anak satu-satunya pengennya sekolah sik
dhuwur yang tinggi, biaya bukan masalah, tapi Vici yang susah, saya tidak mau memaksa ben wae mbak biar saja mbak ...”. Vici yang
sudah putus sekolah, kesehariannya, Ia gunakan untuk bermain dan
65 tidak ingin kembali sekolah, karena pada dasarnya Vici sudah malas
untuk belajar.
3. Responden 3
a. Profil
Usri nama samaran lahir pada tanggal 14 Maret 1999, merupakan anak yang pemalu dan tidak banyak bicara. Usri mengalami
putus sekolah pada kelas V, tingkat Madrasah Ibtidaiyah MI di Kecamatan Dlingo. Usri L14 bearsal dari keluarga berada. Ayah Usri
memiliki usaha Home Industry dan Ibu Usri bekerja sebagai pegawai swasta. Usri merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara sehingga
cenderung dimanja oleh kedua orang tuanya. b.
Latar belakang dan sebab putus sekolah Usri L14 mengalami putus sekolah pada kelas V, tingkat
Madrasah Ibtidaiyah MI di Kecamatan Dlingo. Sebab Usri mengalami putus sekolah adalah: 1 Malas belajar; 2 Kurang perhatian dari
orang tua. Usri memiliki keinginan yang sangat rendah untuk belajar,
sehingga munculah rasa malas pada Usri. Usri mengaku, ketika masih sekolah dulu tidak pernah belajar dan mengerjakan PR, “ malas, ya
malas mbak, ada PR juga ra tak garap tidak saya kerjakan”. Usri yang tidak banyak bicara dan jarang keluar rumah, sehingga dalam
mengutarakan pendapatnya pun hanya singkat saja.
66 Orang tua Usri, jarang memperhatikan anaknya karena sibuk
dengan pekerjaan mereka masing-masing. Orang tua Usri jarang menanyakan PR, nilai yang didapat, dan kegiatan Usri di sekolah.
Orang tua Usri hanya memberikan uang jajan yang berlebih dan membelikan mainan kesukaan Usri. Ayah Usri setiap hari mencari
bahan dan menggarap usaha Home Industrynya bersama pegawai- pegawainya hingga larut malam dan sepulang bekerja ibunya
membantu memasarkan hasil produksi dari Home Industry yang digeluti oleh suaminya. Tempat usaha keluarga Usri jauh dari tempat
tinggal keluarga, jika pulang larut malam, mereka hanya langsung beristirahat dan tidak ada komunikasi seperti wajarnya sebuah keluarga.
Fasilitas yang berlebih dari orang tua membuat Usri menjadi pemalas dan terlalu asik dengan dunia bermain. Orang tua Usri, pernah
akan memindahkan Usri pada salah satu Home Scholling di daerah Yogyakarta, namun Usri terlanjur malas untuk berfikir kembali. Usri
yang masih muda kesehariannya, hanya digunakan untuk bermain.
4. Responden 4