Setting Penelitian dan Waktu Penelitian Subyek Penelitian

43 penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala suatu masyarakat tertentu Sukandarrumidi, 2004: 104.

B. Setting Penelitian dan Waktu Penelitian

Setting penelitian ini adalah Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Alasan pemilihan tempat ini, yaitu capaian APK dan APM pendidikan yang masih belum mencapai angka ideal angka ideal 100, khususnya pada jenjang sekolah menengah APK dan APM nya tidak mencapai 50. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan putus sekolah. Peneltian ini akan dimulai pada bulan Januari sampai dengan selesai. Waktu yang ada dimanfaatkan peneliti melalui tahap- tahap: 1 persiapan penyusunan proposal dan mengurus perijinan, 2 pelaksanaan penelitian di lapangan, 3 analisis data, 4 melakukan laporan penyusunan penelitian.

C. Subyek Penelitian

Tatang M. Amirin 1990: 93 menyatakan bahwa “subyek penelitian merupakan seseorang atau yang mengenainya ingin diperoleh keterangan”. Sumber data atau informasi yang dibutuhkan harus berdasar dari orangsumber yang memahami dan mengetahui mengenai informasi dan data yang dimaksudkan. Subyek dari penelitian ini adalah anak-anak yang tercatat putus sekolah Drop Out, anak yang tidak melanjutkan sekolah pada sekolah dasar dan menengah di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, tahun 2010- 2011 berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul dan data anak tidak sekolah dari masing-masing 44 dukuhtokoh masyarakat di Kecamatan Dlingo. Anak putus sekolah di Kecamatan Dlingo berjumlah 15 anak, masing-masing 3 anak untuk SDMI, 5 anak untuk SMPMTs dan 7 anak untuk SMASMK. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Dasar dan dukuhtokoh masyarakat jumlah anak yang tidak melanjutkan sekolah dan masih berada di Kecamatan Dlingo berjumlah 10 anak, 5 anak tidak lanjut ke SMPMTs dan 5 anak tidak lanjut ke SMASMK. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu langkah yang sistematis dan terperinci untuk memperoleh data yang diperlukan guna mendukung proses dan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Wawancara Wawancara sering dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab lesan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih, saling bertatap muka dan saling mendengarkan Sukandarrumidi, 2004: 88. Wawancara terdiri dari bermacam-macam wawancara, antara lain: a. Wawancara terstruktur, digunakan jika peneliti sudah mengetahui tentang informasi yang nantinya akan diperoleh. Pewawancara sebelumnya harus memiliki instrumen pertanyaan-pertanyaan wawancara yang tertulis serta menulis alternatif jawaban. Pedoman wawancara yang biasanya dibuat oleh peneliti, biasanya menyerupai 45 check list, sehingga pewawancara tinggal membubuhkan tanda pada nomor yang sesuai. b. Wawancara semiterstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan suatu permasalahan secara lebih terbuka. Pewawancara meminta pihak yang diwawancarai untuk berpendapat dan mengutarakan idenya, sedangakan pewawancara harus mencermati, mencatat, dan mendengarkan informasi yang diutarakan. c. Wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur merupakan wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur, karena peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang memuat garis-garis pertanyaan, mengenai profil dan penyebab putus sekolah dan tidak melanjutkan sekolah, berdasarkan pedoman wawancara yang dibuat dan berkembang ketika kegiatan penelitian. Peneliti akan lebih banyak menggali dan mendengarkan informasi-informasi dari sumber data yang mewakili permasalahan penelitian. Disamping itu, wawancara dilakukan juga secara mendalam in- depth interview, peneliti berusaha untuk mengungkapkan beberapa informasi yang dapat mendukung penelitian dengan cara pihak yang diajak 46 wawancara dimintai pendapat maupun fakta terkait dengan profil dan faktor penyebab putus dan tidak lanjut sekolah. Wawancara ditujukan pada anak-anak usia sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah yang mengalami putus dan tidak lanjut sekolah. Teknik wawancara juga ditujukan kepada informan lain yang mengetahui faktor penyebab masalah tersebut, yaitu: orang tuaorang tua asuh, camat, petugas UPT PPD Kecamatan Dlingo dan tokoh masyarakat. Teknik wawancara tak berstruktur memiliki kelebihan, yaitu memberikan kesempatan yang lebih luas kepada pewawancara untuk berimprovisasi dan menanyakan hal-hal tertentu yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. disamping itu, teknik wawancara ini juga memberikan kesempatan yang luas kepada responden untuk mengutarakan seluruh informasi, tentang masalah penelitian. Teknik wawancara tak berstruktur memiliki kelemahan yaitu jawaban dari responden, dapat terlalu luas dan keluar dari konteks permasalahan dan hasil dari wawancara sulit untuk diolah dan dikodifikasikan PurbayuMulyawan, 2007: 14 2. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap peristiwa yang sedang berlangsung Nana Syaodih, 2006: 220. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi pasif, yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, namun tidak terlibat dalam kegitan tersebut. Menurut Patton yang 47 dikutip oleh Poerwandari 1998: 63 tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Patton mengemukakan bahwa salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena beberapa hal sebagai berikut. a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subyek penelitian sendiri kurang disadari. d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subyek penelitian secara terbuka dalam wawancara. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terhadap lingkungan tempat kegiatantempat tinggal anak putus dan tidak lanjut sekolah, serta interaksi 48 subyek penelitian dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan tambahan terhadap hasil wawancara. 3. Dokumenter Tatang M. Amirin 1990: 94 menyebutkan bahwa dokumenter merupakan “pencatatan” data tertulis mengutip, pengumpulan dokumen pendukung, perekaman, dan pemotretan. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibeldapat dipercaya jika didukung dengan dokumen-dokumen yang mendukung. Dokumen pendukung, dalam penelitian ini meliputi data penduduk Kecamatan Dlingo, data penduduk yang tidak sekolah, rangkuman data sekolah jenjang pendidikan dasar hingga menengah, profil pendidikan se Kecamatan Dlingo di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Dokumen yang terkait

Upacara Adat Kematian Masyarakat Tionghoa di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

2 85 83

PROFIL ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA KUTA GAMBER KECAMATAN TANAH PINEM KABUPATEN DAIRI.

0 8 22

STUDI ANALISIS PENANGANAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA NGEPANREJO KECAMATAN BANDONGAN Studi Analisis Penanganan Anak Putus Sekolah Di Desa Ngepanrejo Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.

0 2 13

FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK Faktor Penyebab Putus Sekolah Dan Dampak Negatifnya Bagi Anak (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar).

0 0 20

FAKTOR PENYEBAB PUTUS SEKOLAH DAN DAMPAK NEGATIFNYA BAGI ANAK Faktor Penyebab Putus Sekolah Dan Dampak Negatifnya Bagi Anak (Studi Kasus di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar).

0 3 12

PROFIL ANAK PUTUS SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK Profil Anak Putus Sekolah Dalam Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak (Studi Kasus Di Dusun Kembu Desa Waru Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar).

0 1 15

PROFIL ANAK PUTUS SEKOLAH DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK Profil Anak Putus Sekolah Dalam Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak (Studi Kasus Di Dusun Kembu Desa Waru Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar).

0 1 12

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SEMESTER KHUSUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 PENDATAAN ANAK PUTUS SEKOLAH JENJANG SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH ATAS DINAS PENDIDIKAN MENENENGAH DAN NON FORMAL KABUPATEN BANTUL.

0 2 47

PEMETAAN SISWA PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015.

2 10 43

DAFTAR ISI - GEOLOGI DAN KUNCI FOTO GEOLOGI DI DESA DLINGO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 1 14