Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
39 media sebagai alat bantu ini, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah
kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale Edgar Dale cone of experience yang secara luas digunakan dalam
menentukan alat bantu dalam pembelajaran tertentu. Kemudian Arief S.Sadiman,dkk 2012: 9, menjelaskan, pada akhir
tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi
belajar. Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada
saat itu teori tingkah-laku behaviorism theory dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya,
mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku
siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Pada tahun 1965-1970 , mulai menampakkan pengaruh media
dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Media dianggap sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Setiap program
pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa karena cara siswa belajar itu berbeda-beda, ada
yang lebih paham jika menggunakan media audio ada juga yang lebih senang melalui media cetak serta perbedaan-perbedaan belajar siswa
yang lain, sehingga dari sinilah muncul konsep penggunaan multimedia dalam kegiatan pembelajaran. Arief S.Sadiman, 2012: 10.
Dari perkembangan media yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa sebuah media pada awalnya hanya digunakan
sebagai alat bantu mengajar dalam bentuk visual, kemudian berkembang
40 menjadi media audio visual dan selanjutnya seiring perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi serta pemahaman guru mengenai proses dan hasil belajar siswa, media berkembang menjadi multimedia. Media tidak
lagi dipandang sebagai alat bantu, melainkan sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan, selain itu media tidak hanya digunakan oleh guru
namun siswapun dapat menggunakannya karena media dapat mewakili guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik
sehingga fungsi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik tanpa kehadiran guru secara fisik. Seiring berkembangnya media pembelajaran,
guru dan media hendaknya bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat
dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara informasi dapat disajikan melalui media secara jelas, menarik dan teliti.