15
4. Proses Empati
Davis dalam Taufik, 2012: 53 menggolongkan proses empati ke dalam empat tahapan, yaitu antecedents, processes, interpersonal
outcomes, dan intrapersonal outcomes.
a. Antecedents
Antecedents yaitu kondisi-kondisi yang mendahului sebelum terjadinya proses empati. Setiap orang memiliki situasi yang berbeda
dalam memunculkan sikap empatinya. Situasional khusus inilah yang menjadi pendahulu sebelum individu memunculkan sikap empatinya.
Situasional khusus terdiri dari dua kondisi, pertama, kekuatan situasi dan tingkat persamaan antara observer dan target. Kekuatan
situasi sangat memengaruhi seseorang untuk berempati, misalnya ketika mengunjungi para korban bencana dan dihadapkan pada situasi
yang menyedihkan, ketika itu ada gejolak dalam perasaan dan pikiran tentang situasi tersebut dan mencari solusi apa yang dapat dilakukan.
Kedua, persamaan antara observer dan target, jika semakin tinggi tingkat persamaannya, maka semakin besar peluang observer untuk
berempati. Misalnya persamaan tempat tinggal, etnis, agama, bangsa dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kondisi yang mendahului sebelum terjadi proses empati yaitu kekuatan situasi dan
tingkat persamaan observer dan target.
16
b. Processes
Kemampuan empati yang dimunculkan oleh seseorang dibedakan menjadi tiga jenis proses yaitu non cognitive processes, simple
cognitive processes, dan advance cognitive processes. Non cognitive processes terjadi karena disebabkan oleh proses-proses non kognitif,
artinya tanpa memerlukan pemahaman terhadap situasi yang terjadi. Misalnya ketika satu bayi A menangis, selanjutnya akan diiringi
oleh tangisan bayi lainnya B. Proses empati jenis ini hanya melibatkan proses emosi dan terjadi dengan sendirinya.
Simple cognitive processes adalah proses empati yang hanya membutuhkan sedikit proses kognitif. Misalnya ketika seseorang
menghadiri upacara wisuda atau pesta pernikahan, orang tersebut akan datang dengan menunjukkan sikap bahagia atau sebaliknya
ketika menghadiri pemakaman, maka orang tersebut akan menunjukkan perasaan duka cita. Empati yang dimunculkan tidak
membutuhkan proses yang mendalam, karena situasi-situasi tersebut mudah dipahami.
Advance cognitive processes adalah proses empati yang menuntut seseorang mengerahkan kemampuan kognitif. Misalnya ketika teman
mengatakan “saya telah dipukuli oleh pencuri”. Ketika teman mengatakan kalimat itu, dia tidak menunjukkan wajah sedih atau
menderita dan terkesan berekspresi datar. Namun orang tersebut meresponnya dengan sikap empatik. Sikap empatik yang ditunjukkan
17 ini merupakan proses yang dalam, membutuhkan pemahaman yang
tinggi terhadap situasi yang terjadi. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan terdapat tiga
jenis proses empati yaitu non cognitive processes, simple cognitive processes, dan advance cognitive processes. Ketiga proses ini
ditimbulkan oleh penyebab yang berbeda-beda. Non cognitive processes terjadi tanpa memerlukan pemahaman terhadap situasi yang
terjadi. Simple cognitive processes terjadi karena situasinya mudah dipahami. Advance cognitive processes berbeda dengan kedua proses
sebelumnya karena pada proses ini memerlukan pemahaman yang
tinggi terhadap situasi yang terjadi.
c. Intrapersonal Outcomes Intrapersonal Outcomes terdiri dari dua macam yaitu affective
outcomes dan non affective outcomes. Affective outcomes terdiri atas reaksi-reaksi emosional yang dialami observer dalam merespon
pengalaman-pengalaman target. Affective outcomes terbagi dalam dua bentuk yaitu parallel dan reactive outcomes. Parallel outcomes yaitu
adanya keselarasan antara yang seseorang rasakan dengan yang dirasakan atau dialami oleh orang lain. Sedangkan reactive outcomes
didefinisikan sebagai reaksi-reaksi afektif terhadap pengalaman- pengalaman orang lain yang berbeda. Non affective outcomes
didasarkan pada proses kognitif, karena observer secara cermat menangkap dan menganalisis situasi-situasi yang dihadapinya .
18 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan intrapersonal
outcomes terdiri dari affective outcomes dan non affective outcomes. Affective outcomes terdiri atas reaksi-reaksi emosional yang dialami
observer dalam merespon pengalaman target. Non affective outcomes didasarkan pada proses kognitif dikarenakan observer menangkap dan
menganalisis situasi yang dihadapinya. d. Interpersonal Outcomes
Interpersonal outcomes akan berdampak pada hubungan antara observer dan target. Salah satu bentuk dari interpersonal outcomes
adalah munculnya helping behavior perilaku menolong. Hubungan yang akan terjalin antara observer dan target salah satunya diawali
dengan perilaku menolong. Jadi interpersonal outcomes diwujudkan dalam perilaku menolong yang nantinya akan mempererat hubungan
hubungan antara observer dan target. Dalam penelitian ini untuk siswa kelas IV proses empati lebih
difokuskan pada simple cognitive proceses yaitu proses empati yang terjadi karena situansinya mudah dipahami dan interpersonal outcomes
yang diwujudkan dalam perilaku menolong.
5. Perkembangan Empati