77
5.  Refleksi dan Evaluasi Siklus I
Refleksi  dilakukan  untuk  mengetahui  kekurangan  yang  ada  pada pelaksanaan  tindakan.  Refleksi  dilakukan  berdasarkan  pengamatan,
wawancara  dan  hasil  post  test  I.  Beberapa  kekurangan  pada  siklus  I berdasarkan  hasil  pengamatan  yaitu  kondisi  siswa  yang  menjadi  subjek
penelitian  pada  saat  tindakan  I  masih  kesulitan  dalam  menyampaikan pendapatnya  sehingga  cenderung  pasif  dan  siswa  yang  aktif  menjawab
adalah  siswa  yang  memiliki  sikap  empati  dalam  kategori  tinggi berdasarkan  hasil  pre  test.  Selain  itu,  siswa  belum  percaya  diri  dalam
menuliskan  pendapatnya  terkait  amanat  cerita  dan  masih  melihat  tulisan teman disebelahnya. Hal tersebut hampir sama dengan  yang terjadi pada
tindakan II. Namun, pada tindakan II siswa cukup aktif daripada tindakan I tetapi  masih  ada  beberapa  siswa  yang  belum  aktif  di  kelas.  Peneliti  dan
guru  wali  kelas  memberikan  perhatian  terhadap  siswa  tersebut  dengan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dari ibu
guru  dan  menerima  apapun  jawaban  siswa  meskipun  terkadang  kurang sesuai dengan cerita.
Jadwal pelaksanaan tindakan III  yang bertepatan pada ulangan harian bahasa Indonesia sehingga jawaban siswa tidak dapat disampaikan secara
terbuka kecuali ibu guru yang membacakan jawaban tersebut. Tindakan ini dilakukan  pada  jam  terakhir  dan  pada  saat  itu  ada  siswa  kelas  V  yang
belum  masuk  kelas  sehingga  suara  diluar  mengganggu  siswa  kelas  IV dalam mendengarkan cerita sehingga ada siswa yang merasa kurang jelas
78 dengan  isi  cerita.  Pelaksanaan  tindakan  selanjutnya  tetap  dilaksanakan
pada pagi hari kecuali tindakan II. Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  guru  wali  kelas,  tindakan  pada
siklus I, 85  berjalan sesuai rencana hanya saja guru wali kelas merasa kurang  mempersiapkan  diri  untuk  melakukan  metode  storytelling.  Ibu
guru sudah mempersiapkan materi yaitu sebuah cerita untuk disampaikan kepada  siswa.  Namun,  belum  memiliki  waktu  untuk  membaca  cerita  itu
terlebih  dahulu  sebelum  disampaikan  kepada  siswa  sehingga  kurang maksimal  dalam  melakukan  storytelling.  Hal  yang  menjadi  penghambat
dalam  kegiatan  storytelling.  Ibu  guru  berinisiatif  untuk  memperbaiki dengan  cara  membaca  cerita  tersebut  terlebih  dahulu  sehingga  dapat
mempersiapkan kegiatan storytelling dengan baik. Pelaksanaan  metode  storytelling  secara  keseluruhan  sudah  ada
peningkatan, dapat dilihat pada tabel 12 yaitu hasil pre test dan post test siklus I sebagai
berikut : Tabel 12. Persentase Peningkatan Post Test I
N o
Nama Pre Test
Katego ri
Post Test I Katego
ri Skor
Skor Pening
katan 1
AAF 98
70 Sedang
103 73,57
4 2,86  Sedang
2 ADS
96 68,57  Sedang
126 90
10 7,14  Tinggi
3 ADP
67 47,86  Rendah
99 70,71
32 22,86  Sedang
4 BRDK
68 48,57  Rendah
103 73,57
35 25
Sedang 5
BYH 69
49,29  Rendah 88
62,86 19
13,57  Sedang 6
DSW 89
63,57  Sedang 100
71,43 11
7,86  Sedang 7
DDP 69
49,29  Rendah 84
60 15
10,71  Sedang 8
DAKS 68
48,57  Rendah 94
67,14 26
18,57  Sedang 9
KAP 96
68,57  Sedang 124
88,57 28
20 Tinggi
10 KRS
93 66,43  Sedang
105 75
12 8,57  Tinggi
79 11
LNS 69
49,29  Rendah 90
64,29 21
15 Sedang
12 LPH
94 67,14  Sedang
110 78,57
16 11,43  Tinggi
13  NDAP 68
48,57  Rendah 81
57,86 13
9,29  Sedang 14  NAAJ
95 67,86  Sedang
124 88,57
29 20,71  Tinggi
15  NASMP 94
67,14  Sedang 121
86,43 27
19,29  Tinggi 16
RPW 89
63,57  Sedang 106
75,71 17
12,14  Tinggi 17
RND 96
68,57  Sedang 130
92,86 34
24,29  Tinggi 18
SS 66
47,14  Rendah 96
68,57 30
21,43  Sedang
Rata-rata 82,44  58,89
104,67  74,76  21,06  15,04
Berdasarkan hasil pre test dan post test terjadi peningkatan skor sikap empati  siswa.  Presentase  skor  pre  test  siswa  sebesar  58,89    dan
meningkat  pada  skor  post  test  menjadi  74,76  .  Peningkatan  skor  sikap empati  yang  paling  tinggi  terjadi  pada  siswa  BRDK  sebanyak  35  yang
memiliki  presentase  sebesar  25  .  Namun,  masih  ada  10  siswa  yang termasuk  dalam  kategori  sedang  dan  8  siswa  yang  termasuk  kategori
tinggi. Pada  saat  pengisian  instrumen  skala  sikap  empati  untuk  post  test  I,
siswa kurang antusias terutama siswa laki-laki dikarenakan siswa pernah mengisi angket itu sebelumnya dan diminta untuk mengisi lagi instrumen
yang  sama  jadi  siswa  merasa  sedikit  bosan.  Meskipun  sedikit membosankan,  siswa  tetap  mengerjakannya  dan  peneliti  selalu
mengatakan kepada siswa untuk mengisi angket tersebut dengan jujur. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, maka peneliti merasa perlu
untuk  memberikan  tindakan  lanjutan.  Tindakan  pada  siklus  II  dilakukan dengan memilih cerita-cerita yang dapat lebih memunculkan sikap empati
siswa  agar  siswa  dapat  lebih  memahami  makna  dari  cerita  yang disampaikan.
80
E.  Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Siklus II 1.  Pelaksanaan Tindakan IV Cerita Sepeda Motor Baru
a  Perencanaan Tahap  perencanaan  pada  tindakan  IV  sama  seperti  tindakan
sebelumnya  yaitu  peneliti  dan  guru  wali  kelas  mempersiapkan  cerita keempat.
b  Tindakan dan Pengamatan Tindakan IV dilaksakan pada hari kamis tanggal 12 Mei 2016 jam
07.00-08.00 wib. Tindakan kali ini dilaksanakan di ruang yang berbeda dari  biasanya  yaitu  ruang  tari  dikarenakan  ruang  kelas  IV  digunakan
oleh  siswa  kelas  V  dan  ruang  kelas  V  digunakan  sebagai  pertemuan pengawas  ujian  nasional.  Ibu  guru  masuk  kelas  dan  menyampaikan
bahwa  hari  ini  ada  cerita  baru  yang  lebih  menarik.  Namun,  untuk mencegah  agar  siswa  tidak  bosan  mengikuti  kegiatan  storytelling,
maka ibu guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu. Ibu guru  memberikan  pengantar  dengan  mengatakan  bahwa  para  siswa
harus mendengarkan cerita dengan sungguh-sungguh. Sebelum mulai membacakan cerita, ibu guru menyampaikan tujuan
kegiatan  storytelling  dan  judul  cerita.  Setelah  itu,  ibu  guru  mulai membacakan  cerita  yang  berjudul  Sepeda  Motor  Baru.  Cerita  ini
mengisahkan  tentang  seorang  anak  yang  bernama  Dani  dan  ibunya yang bekerja sebagai buruh sawah. Dani adalah anak yang pemalas dan
sering memaksakan kehendaknya jika keinginannya tidak terpenuhi.
81 Pada suatu hari, Dani minta dibelikan sepeda motor tetapi sang ibu
menolak karena tidak mempunyai uang. Dani marah dan mengancam jika  tidak  dibelikan  maka  dia  tidak  mau  sekolah.  Tetapi  sang  ibu
berhasil membujuk Dani. Selain pemalas, Dani juga sering meminjam uang teman-temannya. Dani telah berjanji mengembalikan uang teman
karena  merasa  gengsi.  Ternyata  Dani  mencopet  di  pasar  untuk mengembalikan  uang  teman-temannya.  Namun  tindakan  Dani
diketahui warga dan Dani dihajar sampai babak belur. Mendengar hal itu, sang ibu langsung menuju kantor polisi tempat
Dani ditahan. Dani senang mengetahui bahwa ibunya sedang menuju ke kantor polisi. Namun, setelah tiga jam berlalu, ibu Dani belum juga
datang.  Kemudian  Dani  mendapat  telepon  dari  rumah  sakit  dan mengabarkan  bahwa  ibunya  sedang  dalam  kondisi  kritis  karena
mengalami kecelakaan sewaktu dalam perjalanan menuju kantor polisi. Dhani menangis dan bergegas menuju rumah sakit.
Sesampainya  di  rumah  sakit,  Dani  langsung  menuju  ruangan tempat  ibunya  dirawat.  Dokter  mengatakan  bahwa  ibunya  tidak  bisa
diselamatkan  karena  mengalami  pendarahan  akibat  kecelakaan.  Dani langsung  menangis  dan  tangisannya  semakin  keras  ketika  dia
menemukan  dokumen  pembelian  sepeda  motor  di  dalam  tas  ibunya. Ternyata  sang  ibu  berhasil  mendapat  pinjaman  uang  untuk
membelikan  Dani  sepeda  motor.  Dani  merasa  menyesal  selama  ini hanya bisa merepotkan dan menyusahkan ibunya.
82 Setelah cerita selesai dibacakan, ada siswa laki-laki yang bernama
NDAP  mengatakan  bahwa  ceritanya  begitu  menyedihkan  dan  siswa tersebut  ikut  merasa  sedih  mendengar  cerita  itu.  NDAP  mengakui
bahwa  dia  sering  marah  kepada  ibunya  jika  keinginannya  tidak dipenuhi. Respon yang disampaikan oleh siswa terkait cerita tersebut
menunjukkan  bahwa  siswa  dapat  merasakan  emosi  dari  cerita  dan secara terbuka dalam mengungkapkan apa yang dirasakannya terhadap
cerita  itu  kepada  ibu  guru.  Hal  ini  menandakan  bahwa  anak menunjukkan  sikap  empatinya  terhadap  cerita.  Kemudian  ibu  guru
memberikan  waktu  selama  30  menit  kepada  siswa  untuk  menjawab pertanyaan yang sudah diberikan.
Ibu  guru  dan  siswa  bersama-sama  membahas  pertanyaan  seperti apa  sifat  buruk  Dani,  apa  yang  terjadi  pada  ibu  Dani,  amanat  yang
terkandung dalam cerita dan apa yang harus dilakukan ketika sedang marah. Pada pertanyaan terakhir, dari semua siswa hanya satu  siswa
yang  menjawab  jika  marah  siswa  tersebut  menendang  pintu.  Hal  ini menunjukkan bahwa siswa yang selama ini memberikan jawaban yang
negatif  sudah  berkurang.  Untuk  menutup  kegiatan  storytelling,  ibu guru menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam cerita yaitu
kisah  ini  menceritakan  bahwa  kasih  sayang  ibu  kepada  anak  tiada batasnya. Anak yang durhaka kepada ibunya dan melakukan hal yang
buruk pasti mendapatkan balasan yang setimpal kerupa kejadian yang buruk  pula.  Oleh  karena  itu,  berbaktilah  kepada  kedua  orangtua
83 khususnya  ibu.  Selain  melakukan  pengamatan  ketika  tindakan
berlangsung, peneliti juga melakukan pengamatan setelah tindakan. Pada  mata  pelajaran  bahasa  inggris,  ibu  guru  memberikan  tugas
yang  cukup  banyak  kepada  siswa  dan  meminta  siswa  untuk menyelesaikannya pada hari itu juga. Siswa yang tidak membawa buku
pada saat itu kebingungan harus meminjam buku kepada teman yang mana karena siswa sibuk mengerjakan tugas yang diberikan ibu guru.
Melihat temannya yang kebingungan, siswa perempuan yang bernama SS  bersedia  berbagi  buku  dengan  temannya.  Kemudian  keduanya
melanjutkan  mengerjakan  tugas  dari  ibu  guru.  Melihat  peristiwa tersebut  menunjukkan  bahwa  siswa  memiliki  sikap  empati    karena
mulai  memperhatikan  teman  di  sekitarnya  dan  tidak  lagi  bersikap egois.
2.  Pelaksanaan Tindakan V Cerita Ibu Pemungut Beras