Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

26 dan kelompok kecil interpersonal and small group skils, 5 pemrosesan kelompok grup processing. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan secara efektif jika lima unsur dalam pembelajaran kooperatif dapat dipenuhi. Lima unsur tersebut adalah saling ketergantungan positif, yanggung jawab individual, mendorong adanya interaksi, komunikasi antar anggota dan pemrosesan kelompok.

2. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran. Menurut Isjoni 2009:73-74 dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model atau tipe yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya a. Student Team Achievement Division STAD Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatifyang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, tipe stad memiliki lima tahapan yang meliputi tahap penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individual, tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan tahap pemberian penghargaan kelompok b. Jigsaw Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar ini 27 terdapat tahap-tahap dalam penyelenggarannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok kecil. Masing-masing anggota kelompok diberikan satu tugas untuk dikerjakan atau bagian-bagian dari materi-materi penelitian untuk dikoreksi dan ditinjau ulang. Para siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok yang anggotanya benar-benar baru. Tahap ketiga adalah masing-masing perwakilan tersebut seteloah dapat menguasai materi yang ditugaskan, kemudian kembali lagi ke kelompok asal. Tahap selanjutnya, masing-masing anggota kelompok menjelaskan pada teman satu kelompok sehingga teman satu kelompok dapat memahami materi yang ditugaskan. c. Teams Games Tournament TGT TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Pembelajaran dalam Teams games tournament TGT hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka. d. Group Investigation GI Model grup investigation GI membagi anak dalam kelompok yang beranggota 4-5 orang. Guru menetapkan topik pembelajaran, dan siswa memilih 28 sub topik yang ingin dipelajari. Selanjutnya guru dan siswa menentukan tujuan dan langkah-langkah belajar berdasarkan sub topik yang telah dipilih. Siswa melakukan belajar, menganalisis, menyimpulkan dan mempresentasikan hasil belajar di depan kelas. e. Rotating Trio Exchange Model rotating trio exchange membagi anak dalam kelompok yang anggotanya berjumlah 3 orang. Setiap anggota diberi no 0,1 dan 2. Guru memberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Kemudian rotasi anggota kelompok ke kelompok yang lain sehingga terjadi kelompok yang anggotanya baru dan beri pertanyaan yang lain, begitu seterusnya. f. Group Resume Model ini membagi anak dalam kelompok-kelompok kemudian kelompok- kelompok tersebut membuat kesimpulan tentang materi yang diberikan. Tahap terakhir dalam model ini adalah mempresentasikan kesimpulan dan tugas. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada enam model yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif yaitu STAD, jigsaw, TGT, group investigation, rotating trio exchange, dan group resume. Penelitian ini dibatasi pada tipe TGT dengan pertimbangan tipe TGT mudah diterapkan, mengandung permainan dan melibatkan keaktifan siswa dan yang terpenting dilakukan secara kelompok sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak. 29

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif