59
bertanya, “ciri yang membedakan jerpah dnegan hewan lain dan warnanya apa?”. Guru juga bertanya kepada anak-
anak, “Makanan jerapah apa?”. Kegiatan inti dimulai dengan anak-anak diminta untuk bergabung dengan
kelompok yang sama seperti pada pertemuan I, pertemuan II, pertemuan III dan pertemuan IV. Setelah anak-anak duduk bersama kelompok masing -masing,
guru memberikan lego kepada kelompok. Anak-anak diminta untuk membuat bentuk jerapah dari lego dengan ketentuan yang sama seperti pertemuan
sebelumnya yaitu satu kelompok membuat dua karya. Setelah anak bermain dalam kelompok kemudian diadakan kompetisi antar kelompok untuk lomba
menyusun lego dalam waktu yang paling singkat. Kelompok yang paling cepat akan mendapatkan poin 20, kelompok tercepat kedua mendapat nilai 17,
kelompok tercepat ketiga mendapat nilai 14 dan yang paling lambat mendapat poin 10. Poin yang didapat akan dijumlahkan pada saat pertemuan ke lima atau
akhir dari siklus I. Kelompok yang mendapatkan poin terbanyak akan mendapatkan pengahrgaan dari peneliti dan guru.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan observasi saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Observasi dilakukan oleh 2 orang sehingga
satu observer mengamati 11 anak. hasil skor yang diperoleh dari kegiatan pada Siklus I kemudian dipersentase dan dirata-rata kemudian dibandingkan dengan
persentase Pra Tindakan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan kerjasama setelah dilakukan tindakan Siklus I. Hasil
Siklus I menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan hasil Pra Tindakan.
60
Untuk lebih jelasanya peneliti menyajikan tabel perbadingan peningkatan kemampuan kerjasama dari masing-masing indikator.
a Indikator Bergabung Dengan Kelompok
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kerjasama pada indikator anak mau bergabung dengan kelompok dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Perbandingan Rata-Rata Persentase Kemampuan Kerjasama Pada Indikator Bergabung Dengan Kelompok Pra Tindakan Dan Siklus I
Skor 4
BSB 3
BSH 2
MB 1
BB Pra Tindakan
38,09 33,33
23,80 4,76
Siklus I 61,90
28,57 9,52
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui adanya peningkatan jumlah anak yang mampu mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB dari data
yang diperoleh pada Pra Tindakan dan Siklus I. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata persentase anak yang mendapatkan skor 4 atau dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik BSB yang semula 38,09 meningkat menjadi 61,90. Persentase anak yang mendapat skor 3 dengan kriteria Berkembang
Sesuai Harapan BSH yang semula 33,33 menjadi 28,57. Persentase anak yang mendapat skor 2 dengan kriteria Mulai Berkembang yang semula 23,80
menjadi 9,52. Dan anak yang mendapat skor 1 dengan kriteria Belum Berkembang yang semula 4,76 menjadai 0 ini menunjukkan bahwa tidak ada
anak yang tidak mau bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan.
61
b Indikator Tanggung Jawab Dalam Menyelesaikan Tugas
Untuk mengetahui kemampuan kerjasama pada indikator tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas dapat dilihat pada tabel. 4 di bawah ini.
Tabel 4. Perbandingan Rata-Rata Persentase Kemampuan Kerjasama Pada Indikator Tanggung Jawab Dalam Menyelesaikan Tugas Pra Tindakan Dan
Siklus I Skor
4 BSB
3 BSH
2 MB
1 BB
Pra Tindakan 23,80
42,85 19,04
14,28 Siklus I
52,38 33,33
9,52 4,76
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui adanya peningkatan persentase anak yang mampu mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB.
Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata persentaseanak yang mendapat skor 4 dengan kriteria Berkembang Sangat Baik yang semula 23,80 meningkat menjadi
52,38. Persentase anak yang mendapat skor 3 dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan yang semula 42,85 menjadi 33,33. Persentase anak yang
mendapat skor 2 dengan kriteria Mulai berkembang yang semula 19,04 menjadai 9,52. Persentase anak yang mendapat skor 1 dengan kriteria Belum
Berkembang yang semula 14,28 menjadi 4,76. c
Indikator Tolong-Menolong Untuk mengetahui hasil kemampuan kerjasama pada indikator tolong-
menolong dapat dilihat pada Tabel 5 di halaman 62.
62
Tabel 5. Perbandingan Rata-Rata Persentase Kemampuan Kerjasama Pada Indikator Tolong-Menolong Pra Tindakan Dan Siklus I
Skor 4
BSB 3
BSH 2
MB 1
BB Pra Tindakan
28,57 38,09
19,04 14,28
Siklus I 61,90
23,80 14,28
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase anak yang mampu mendapat kriteria Berkembang Sangat Baik BSB.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase anak yang mendapat skor 4 dengan kriteria Berkembang Sangat Baik yang semula 28,57 meningkat
menjadi 61,90. Persentase anak yang mendapat skor 3 dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan yang semula 38,09 menjadi 23,80. Persentase
anak yang mendapat skor 2 dengan kriteria Mulai berkembang yang semula 19,04 menjadi 14,28 dan persentase anak yang mendapat skor 1 yang semula
14,28 menjadi 4,76. d
Indikator Mau Berbagi Untuk mengetahui hasil kemampuan kerjasama pada indikator tolong-
menolong dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Perbandingan Rata-Rata Persentase Kemampuan Kerjasama Pada
Indikator Mau Berbagi Pra Tindakan Dan Siklus I Skor
4 BSB
3 BSH
2 MB
1 BB
Pra Tindakan 33,33
23,80 28,57
14,28 Siklus I
66,67 28,57
4,76
63
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase anak yang mampu mendapat kriteria Berkembang Sangat Baik BSB.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase anak yang mendapat skor 4 dengan kriteria Berkembang Sangat Baik yang semula 33,33 meningkat
menjadi 66,67. Persentase anak yang mendapat skor 3 dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan yang semula 23,80 menjadi 28,57. Persentase
anak yang mendapat skor 2 dengan kriteria Mulai Berkembang yang semula 28,57 menjadi 4,76 dan persentase anak yang mendapat skor 1 dengan kriteria
Belum Berkembang yang semula 14,28 menjadi 0. Untuk mengetahui lebih jelasnya peningkatan rata-rata persentase jumlah
anak yan mendapat kriteria Berkembang Sangat Baik BSB tersebut dapat dilihat pada grafik rekapitulasi hasil kemampuan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TGT saat Pra Tindakan dan Siklus I berikut ini.
Gambar 3. Grafik Rekapitulasi Hasil Kemampuan Kerjasama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Saat Pra Tindakan Dan Siklus I
38,09 23,80
28,57 33,33
61,90 52,38
61,90 66,67
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
Bergabung dengan Kelompok
Tanggung Jawab Menyelesaikan
Tugas Tolong-Menolong
Mau Berbagi
Pra tindakan Siklus I
64
Gambar 3 menunjukkan bahwa anak yang kemampuan kerjasamanya dapat mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB terjadi peningkatan dari
Pra Tindakan ke Siklus I. Pada indikator bergabung dengan kelompok pada Pra Tindakan 38,09 meningkat menjadi 61,90. Indikator tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas pada Pra Tindakan 23,80 meningkat menjadi 52,38. Indikator tolong-menolong pada Pra Tindakan 28,57 meningkat menjadi 61,90
pada Siklus I. Indikator mau berbagi pada Pra Tindakan 33,33 meningkat menjadi 66,67 pada Siklus I.
d. Refleksi