14
b. Perkembangan sosial pada masa kanak- kanak awal
Pada usia 2 sampai 6 tahun anak belajar melakukan hubungan sosial dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang
sebaya. Anak-anak belajar menyesuaikan diri dan bekerjasama melalui kegiatan bermain. Pola perilaku sosial pada masa kanak-kanak awal meliputi kerjasama,
persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru dan
perilaku kelekatan. Sedangkan perilaku nonsosial meliputi perlawanan, permusuhan, pertengkaran, mengejek dan menggertak, perilaku yang sok kuasa,
egosentrisme, prasangka dan antagonisme jenis kelamin. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosial
bukan merupakan bawaan lahir seseorang melainkan hasil dari belajar dan pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain. Ada dua tahapan
perilaku sosial pada anak usia dini yaitu masa mulainya perilaku sosial saat masih bayi dan masa kanak- kanak awal.
3. Lingkungan Sosial Anak Usia Dini
Syamsu Yusuf 2000: 125 menyatakan bahwa Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang tua, keluarga, orang
dewasa lainnya dan teman sebayanya. Jika lingkungan sosial memfasilitasi terhadap perkembangan anak secara positif maka anak akan dapat mencapai
perkembangan sosial secara matang. Masitoh, ocih Heny 2005:11 menyatakan bahwa tatanan sosial yang baik dan sehat serta dapat membantu anak
15
dalam mengembangkan konsep diri yang positif akan menjadikan perkembangan sosial anak menjadi optimal.
Melihat faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak yang sangat besar berasal dari lingkungan sosialnya termasuk di sekolah, maka model
pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran di sekolah untuk mengembangkan perilaku sosial anak sangat penting. Guru diharapkan mampu
untuk memberikan pembelajaran yang menarik dengan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan dan
memotivasi kepada anak untuk mengembangkan kemampuan sosialnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Lingkungan sosial yang sehat
dapat membantu anak mengembangkan konsep diri yang positif sehingga akan menjadikan perkembangan sosial anak optimal.
4. Ciri -Ciri Sosial Anak
Kemampuan sosial anak usia dini dapat dikembangkan dengan optimal jika diketahui ciri-ciri sosial pada masa kanak-kanak awal. Soemantri
Patmonodewo 2003: 33-35 menyatakan ciri sosial anak prasekolah yaitu: a.
Umumnya anak memiliki satu atau dua sahabat, b.
Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi dengan baik,
c. Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang
lebih besar,
16
d. Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan
kelas sosial dan gender, e.
Perselisihan sering terjadi tetapi hanya sebentar, f.
Telah menyadari jenis kelamin. Melalui pergaulan atau hubungan sosial baik dengan orang tua, anggota
keluarga, orang dewasa maupun dengan teman sebayanya anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Menurut Syamsu yusuf
2000: 124-125 bentuk-bentuk tingkah laku sosial adalah 1 pembangkangan negativisme, 2 agresi agression, 3 berselisihbertengkar quarreling, 4
menggoda teasing, 5 persaingan rivaly, 6 kerjasama cooperation, 7 tingkah laku berkuasa Ascendant behavior, 8 mementingkan diri sendiri
selfishness dan 9 simpati sympaty. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial
anak dapat optimal jika dalam menstimulasi memperhatikan ciri-ciri sosial pada masa kanak-kanak awal. Ada enam ciri pada masa awal kanak-kanak yaitu anak
umumnya memiliki satu atau dua sahabat, kelompok bermain kecil dan belum terorganisasi, anak yang usianya lebih muda akan bersebelahan dengan anak yang
lebih tua ketika bermain, pola bermain sangat bervariasi, perselisihan sering terjadi walau hanya sebentar dan menyadari perbedaan jenis kelamin.
B. Kemampuan Kerjasama