68 2.
Lembaga asosiasi, yaitu Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia MAJI sebagai asosiasi bagi para pengusaha jamur sehingga dapat menghasilkan
kebijakan-kebijakan yang mendukung unit-unit usaha pengusahaan jamur melalui program-program standarisasi produk. Pengembangan
manajemen dan organisasi kelompok tani, dan perluasan jaringan kerja dan pemasaran.
Kedua lembaga tersebut diharapkan dapat membentuk suatu jaringan kerja dan usaha yang sinergi antara penyediaan, kegiatan produksi, pemasaran dan
manajemen seerta organisasi.
6.1.3. Ekonomi
Peningkatan perusahaan dalam bidang industri pertanian dalam hal ini komoditi divisi jamur, baik secara industri kecil maupun menengah secara tidak
langsung dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Indonesia. Sedangkan perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kondisi ekonomi dunia.
Variabel-variabel yang mempengaruhi faktor ekonomi diantaranya adalah tingkat inflasi, suku bunga, dan pendapatan pekerja.
Jamur diproduksi tidak terlepas dari peranan bahan bakar minyak BBM, baik dalam proses produksinya sampai pada tahap pemasarannya. Masyarakat
Agribisnis Jamur Indonesia MAJI menyebutkan bahwa sejak tahun 1999-2006 harga BBM telah mengalami kenaikan lebih dari 500 persen. Kenaikan harga
BBM ini dipengaruhi oleh gejolak naik turunnya harga minyak mentah di pasaran Internasional dan juga selama tahun ketahun volume produksi minyak mentah
dalam negri terbatas. Pada April 2006 harga minyak mentah dunia mencapai harga rekor tertinggi US 70 per barel. Lonjakan ini dipicu kuatnya permintaan
minyak mentah di Amerika Serika dan Cina. Kebijakan pemerintah yang menetapkan untuk mencabut subsidi terhadap
Bahan Bakar Minyak BBM dan menyerahkan penetapan harga BBM pada mekanisme pasar global. Hal ini menimbulkan ketidakpastian teerhap harga BBM
dalam negri, selain harga minyak dunia yang memiliki tingkat fluktuasi yang tinggi juga didukung oleh kurs dollar yang cendrung masih labil. Dengan
tingginya tingkat fluktuasi harga BBM tersebut maka akan menjadi ancaman bagi
69 industri jamur karena dalam proses produksinya menggunakan BBM dalam
jumlah yang cukup besar. Perkembangan volume ekspor dan impor jamur di Indonesia menunjukkan
bahwa industri jamur sedang tumbuh. Pada tahun 2000 total nilai ekspor jamur adalah US 35.021.484,00 menurun menjadi dari US 22.129.170,00. Total nilai
impor jamur mengalami peningkatan dari US 798.228,00 pada tahun 2000, menjadi US 3.656.223,00 BPS 2008. Adanya penurunan ekspor dan penurunan
impor jamur, menunjukkan adanya peningkatan permintaan jamur di dalam negri. Peningkatan permintaan jamur di Indonesia, merupakan peluang bagi industri
jamur untuk mengembangkan usahanya. Dapat dilihat dari peningkatan impor jamur merupakan ancaman bagi industri jamur di Indonesia untuk berkembang
karena semakin banyaknya produk jamur atau produk subtitusi jamur yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, adapun peluang dari aspek ekonomi adalah peningkatan permintaan akan jamur dan kenaikan harga jamur sedangkan
ancamannya adalah peningkatan harga BBM dan peningkatan impor jamur.
6.1.4. Sosial, Budaya dan Demografi