70 yang dikonsumsi.msyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang
sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Sayuran dan buah-buahan semakin diminati oleh masyarakat yang sadar akan arti penting kesehatan karena
kebutuhan akan vitamin serat yang terkandung didalamnya. Salah satu sayuran yang mempunyai banyak manfaat akan kesehatan adalah jamur.
Jamur merupakan salah satu produk pertanian dari komoditas hortikultura yang bernilai gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi
mampu mensubtitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker, jantung, kolesterol, anti bakteri, anti virus,
menormalkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan fungsi hati. Jamur yang merupakan komoditi pertanian dimana dalam proses
produksinya tidak menggunakan pestisida dan pupuk buatan akan dapat ditawarkan kepada masyarakat sebagai makanan sehat dan menyehatkan karena
selain jamur memiliki kandungan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.
Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat diketahui pengetahuan masyarakat mengenai manfaat jamur yang meningkat akan berdampak pada peningkatan
jumlah konsumsi jamur dikarenakan masyarakat mengganti pola hidup sehat dengan prinsip back to nature. hal tersebut merupakan peluang bagi industri jamur
untuk berkembang di Indonesia.
6.1.5. Teknologi
Perkembangan teknologi jamur di Indonesia tidak terlalu pesat. Teknologi budidaya jamur yang banyak digunakan oleh petani maupun pengusaha jamur
adalah dengan cara tradisional dan hanya mengendalakan pada pengalaman masing-masing dari pengusaha jamur. Kurangnya dukungan teknologi ini dapat
dilihat dari masih sangat terbatasnya hasil-hasil penelitian teknologi produksi jamur yang dihasilkan baik oleh lembaga-lembagapenelitian maupun oleh
akademis dalam hal ini perguruan tinggi Rachmat, 2005. Teknologi jamur secara komprehensif mencakup teknologi pembibitan,
budidaya, pasca panen dan pengembangan produk untuk pangan dan kesehatan. Teknologi pembibitan dikembangkan untuk memperoleh strain yang berkualitas
71 tinggi homogen, produktivitas tinggi dan kandungan gizi baik. Teknologi
budidaya berhubungan dengan teknik pembuatan substrat, pemeliharaan sampai pemanenan. Teknologi pascapanen meliputi teknologi pengeringan, pengawetan
atau penyimpanan, dan pengemasan. Sedangkan pengolahan lebih lanjut mencakup pengembangan menjadi aneka produk makanan dan pangan fungsional.
Untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan industri jamur maka sangat diperlukan adanya pengumpulan data base untuk pemetaan zonasi
dan jenis jamur di Indonesia. Dengan melakukan pendataan jamur, maka akan ditemukan penyebaran jenis jamur yang luas di Indonesia yang kemudian akan
diarahkan untuk pengembangan jamur yang ada di Indonesia. Jamur juga temasuk kedalam kategori golongan jamur pangan,
sebagaimana jenis hortikultura lainnya setelah dipanen akan cepat sekali mengalami perubahan-perubahan yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
hasil panen, perubahan-perubahan tersebut meliputi pelayuan, pematangan, pencoklatan, pelunakan, penyusutan, serta perubahan tekstur. Karena alasan
tersebut, komoditi ini digolongkan ke dalam kelompok komoditi yang rapuh dan sangat mudah rusak dan diperlukan teknologi pascapanen jamur, pengawetan serta
pengolahannya. Teknologi juga penting dalam proses produksi jamur, dimana perannya
dapat meningkatkan produksi serta mutu jamur. Salah satu proses produksi yang penting untuk menjamin keberhasilan panen adalah pada sterilisasi. Teknologi
yang digunakan dalam proses sterilisasi pada perusahaan jamur, pada umumnya masih menggunakan drum-drum yang dipanaskan. Perkembangan teknologi
dalam proses sterilisasi pun memberikan pengaruh bagi perusahaan. Teknologi yang lebih baik untuk proses sterilisasi telah ditemukan, akan tetapi harganya
relatif mahal. Salah satu alat sterilisasi yang teknologinya yang sudah cukup baik dan harganya relatif lebih murah adalah autoklaf. Dengan adanya autoklaf dapat
meningkatkan produksi serta menghemat bahan bakar. Strategi dari pengembangan teknologi jamur pangan diarahkan kepada
terciptanya inovasi teknologi untuk menghasilkan produk yang kompetitif dengan kuantitas mencukupi, selain itu jamur memiliki kandungan protein dan
karbohidrat yng tinggi, sehingga jamur dapat dikembangkan sebagai salah satu
72 sumber pendukung terwujudnya kecukupan pangan. Jamur segar mengandung
protein nabati lebih besar bila dibandingkan dengan sayuran lainnya. Jamur yang tercakup antara lain adalah jamur kuping, mengandung kadar protein sebesar 7,7
persen dan karbohidrat sebesar 73,6 persen. Sebagai bahan makanan, nilai protein tersebut cukup baik untuk menunjang kebutuhan tubuh terhadap zat pembangun.
Jamur terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan Deptan 2009. Sehingga pembangunan jamur dapat diarahakan untuk pencegahan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Berdasarkan uraian diatas didapatkan hal yang merupakan peluang bagi
industri jamur untuk berkembang adalah industri jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan obat-obatan.
6.1.6. Analisis Lingkungan Industri