Latar Belakang Kesimpulan dan Saran

15 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional Indonesia. Pertanian sebagai modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya, maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Untuk itu pertanian harus diurus dan dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang. Selain itu, sektor pertanian memberikan sumbangsih bagi sektor lainnya, yaitu sektor industri dimana sebagian besar bahan baku yang digunakan berasal dari produk pertanian. Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja di bidang tanaman bahan makanan dapat dilihat pada Produk Domestik Bruto Tabel 1. Tabel 1 . Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2006-2009Miliar Rupiah Lapangan Usaha Tahun 2006 2007 2008 2009 Tanaman Bahan Makanan 214,346.3 265,090.9 349,795.0 418,963.9 Tanaman Perkebunan 63,401.4 81,664.0 105,969.3 112,522.1 Peternakan 51,074.7 61,325.2 82,676.4 104,040.0 Kehutanan 30,065.7 36,154.1 40,375.1 44,952.1 Perikanan 74,335.3 97,697.3 137,249.5 177,773.9 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Dari Tabel 1 dapat dilihat besarnya kontribusi sektor pertanian pada tanaman bahan makanan mengalami peningkatan dari 214,346.3 miliar pada tahun 2006 menjadi 418,963.9 miliar pada tahun 2009. Kontribusi sektor ini 16 semakin meningkat dari tahun ketahun, hal ini menunjukkan bahwa tingkat minat masyarakat semakin tinggi terhadap lapangan usaha pertanian pada tanaman bahan makanan. Hal tersebut mengindikasikan sektor pertanian pada tanaman bahan makanan merupakan sektor yang memiliki prospek baik dimasa mendatang sehingga dapat diandalkan untuk memajukan perekonomian bangsa Indonesia.¹ Salah satu sektor pertanian yang mempunyai peranan penting adalah komoditas sayuran. Selain memiliki nilai ekonomi yang cukup besar, ternyata sayuran juga memiliki potensi yang tinggi dalam pemenuhan gizi di dalam tubuh kita. Zat-zat penting seperti air, mineral, vitamin, dan serat terkandung dalam sayuran. Tanaman sayur yang mengandung berbagai zat gizi ini tidak hanya dapat dipergunakan sebagai konsumsi pangan sehari-hari, tetapi juga bagi pengobatan tradisional herbal healing dengan bahan-bahan alami. Komoditas sayuran sedikitnya memiliki tiga peranan strategis dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia, yaitu: sebagai salah satu sumber pendatan masyarakat, b sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber vitamin dan mineral, dan c salah satu sumber Negara non-migas.² Kecendrungan minat masyarakat mengkonsumsi sayuran terus meningkat, akibat dari pola hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis jamur yang merupakan salah satu jenis tanaman sayuran. Data perkembangan produksi sayur di Indonesia tahun 2007-2008 dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 dapat dilihat perkembangan produksi dari sebagian besar tanaman sayur di Indonesia. Sebagian besar tanaman sayur yang ada pada Tabel 2 tersebut menunjukkan penurunan produksi dari tahun 2007 sampai tahun 2008, antara lain jenis sayuran kembang kol dengan penurunan sebesar 221,73 persen. Perkembangan cukup baik ditunjukkan pada jenis tanaman sayuran labu siam dan sayuran jamur, dimana kedua sayuran tersebut menunjukkan perkembangan yang positif pada masing-masing sebesar 42,21 persen dan 27,16 persen. Departemen Pertanian 2008. Prospek Tanaman Sayuran. http:www.agribisnis.deptan.go.id Desember 2009 ² Direktorat Jendral Hortikultura, Peran Sayur Terhadap Perekonomian http:www.hortikultura.deptan.go.id Januari 2010 17 Tabel 2. Produksi Tanaman Sayuran Indonesia Periode Tahun 2007-2008 No Komoditas Produksi Ton Perkembangan 2007 2008 1 Jamur 48.247 61.349 27,16 2 Sawi 564.912 544.328 -3,66 3 Kacang Panjang 488.499 438.262 -10,28 4 Terung 390.846 389.534 -0,34 5 Wortel 350.170 350.453 0,08 6 Kangkung 335.086 292.182 -12,80 7 Buncis 266.790 242.455 -9,12 8 Labu Siam 254.056 361.301 42,21 9 Bayam 155.863 152.130 -2,40 10 Kembang Kol 124.252 97.703 -21,73 11 Lobak 42.076 47.968 14,00 12 Kentang 1.003.732 1.044.492 4,06 Keterangan : angka sementara Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura, Departemen Pertanian 2009 Salah satu jenis komoditas sayur yang berpotensi adalah jamur. Dewasa ini jamur telah menjadi kebutuhan masyarakat yaitu sebagai bahan pangan alternatif yang dusukai oleh semua lapisan masyarakat yang berpotensi untuk dikembangkan dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Selain itu jamur juga merupakan salah satu produk pertanian yang bernilai gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi mampu mensubstitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi memnyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, kolesterol, dan sebagainya Dirjen Hortikultura 2009. The Pinewood Organik Farm adalah salah satu perusahaan agiribisnis yang bergerak dalam bidang sayuran yang terletak didaerah cisarua Bogor. Berdasarkan hasil studi pendahuluan perusahaan ini memproduksi sayuran yang dibagi kedalam dua divisi yakni divisi sayuran organik dan divisi jamur. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan diantara dua divisi yang 18 diusahakan yaitu divisi usaha jamur yang masih memerlukan penanganan lebih lanjut, karena disamping memiliki prospek yang cerah dimasa yang akan datang, yakni : harga yang relatif stabil dan teknologi yang mudah terkontrol dan bisa dipanen hingga tiga kali dalam masa tanam. Masih terdapat permasalahan pada perusahaan yakni : permintaan yang belum terpenuhi, kapasitas produksi yang belum optimal dan adanya persaingan dari perusahaan yang harus dicermati. Oleh karena itu perusahaan memerlukan langkah strategis untuk mengembangkan usaha jamur dalam menghadapi masalah guna meraih peluang agar kontinyuitas dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

1.2. Perumusan Masalah