25
2.2 Prospek Bisnis Jamur
Prospek pengembangan usaha jamur di Indonesia cukup menjanjikan. Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat mengkonsumsi jamur juga
semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin memilih gaya hidup sehat secara vegetarian. Dari segi bisnis, budidaya
jamur sangat menguntungkan. Hal ini dapat disebabkan waktu panen jamur yang relatif singkat, antara satu sampai tiga bulan dengan panen bisa mencapai tiga atau
empat kali panen. Dengan demikian, perputaran modal juga berlangsung sangat cepat. Kelebihan lain dalam budidaya jamur adalah bahan baku yang mudah
didapat, lahan pembudidayaan yang tidak luas, teknologi budidaya yang mudah dipelajari, dan resiko kegagalan yang rendah.
Pasaran jamur konsumsi di Indonesia hingga kini masih terfokus di kota- kota besar saja. Permintaan jamur segar biasanya dari rumah makan, hotel
berbintang atau restoran khusus yang menyajikan menu olahan jamur. Padahal, peluang jamur tidak terbatas pada jamur segar saja, tetapi meliputi produk olahan
seperti jamur kaleng, keripik jamur, abon jamur, dan jamur kering untuk pengobatan. Dengan semakin banyaknya ragam olahan jamur, nilai jual jamur
akan semakin bertambah dan peluang pasar juga semakin terbuka lebar. Selain menjual jamur, seorang pengusaha jamur juga dapat menambah
penghasilan dengan menjual sarana budidaya seperti bibit botolan dan media tanam atau baglog. Biasanya, para pengusaha jamur yang baru dari kelas bawah
hingga menengah belum memiliki sarana dan prasarana budidaya yang lengkap Redaksi Agromedia 2009.
2.3 Budidaya Jamur
Untuk membudidayakan jamur, diperlukan beberapa persiapan awal yang meliputi persiapan infrastrukstur dan persiapan teknis sebagai berikut:
1. Pemilihan LahanLokasi Budidaya
Dalam memilih lahan untuk budidaya jamur sangatlah mudah, asalkan kebersihan lokasi terjamin. Masalah kebersihan memang menjadi syarat mutlak
dalam budidaya jamur . Oleh karena itu, lokasi budidaya tidak boleh beerdekatan dengan kandang hewan atau tempat pembakaran sampah.
26 Selain kebersihan, faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
lahan adalah jarak tempat usaha dengan pemasarannya. Ada baiknya lahan budidaya dekat dengan pemasaran, hal ini dapat meminimalkan biaya transportasi
juga dapat mencegah penurunan kualitas jamur karena perjalanan yang jauh dapat membuat jamur tidak segar lagi.
2. Pembangunan rumah jamurrumah kumbung
Kelembaban merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur. Dinding rumah jamur dapat terbuat dari
tembok, anyaman bambu, kayu, atau terpal sederhana. Untuk mengatur sirkulasi udara, pemberian ventilasi secukupnya pada dinding bagian atas sangat
disarankan yakni dua pada sisi sebelah kanan dan dua sisi pada sebelah kiri. Untuk menjamin kebersihan rumah kumbung, sebelum digunakan dinding
rumah kumbung disemprot dengan desinfektan terlebih dahulu. Rumah kumbung yang bersih akan memperkecil resiko jamur terkontaminasi hama penyakit.
3. Persiapan media budidaya
Media untuk budi daya jamur yang dapat digunakan antara lain substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Saat ini, para pembudidaya banyak
menggunakan baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur. Pembuatan baglog terdiri dari serbuk kayu, kantong plastik, cincin paralon atau bamboo berdiameter
3 cm, dedak halus, tepung jagung, air dan gips atau kapur CaCO3. 4.
Bibit Bibit dapat diperoleh melalui pembuatan kultur murni, pembuatan bibit
induk, bibit semai, atau membeli bibit yang telah ditanam di dalam baglog. Perolehan bibit melalui pembuatan bibit induk pada dasarnya sama dengan
pembuatan bibit semai, hanya saja inokulan dan komposisi media yang digunakan berbeda. Namun, saat ini, telah banyak perusahaan penyedia bibit yang menjual
bibit jamur tiram yang sudah dikemas dan siap dipakai. 5.
Faktor lingkungan
27 Faktor-faktor lingkungan yang mempengarungi pertumbuhan jamur antara
lain : keasaman pH, suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan. Jamur biasanya dapat tumbuh pada PH 5-7, dengan suhu 17-23 ºC, intensitas cahaya dibutuhkan
pada saat pertumbuhan jamur sehingga paparan cahaya matahari langsung bias menghambat pertumbuhan jamur atau merusak tubuh buah yang sudah terbentuk,
dan kelembapan yang dibutuhkan jamur selama pertumbuhan berkisar 90. 6.
Sarana pendukung lain. Sarana pendukung lain berupa peralatan atau bahan yang digunakan untuk
membantu selama proses produksi jamur, mulai dari penanaman hingga pascapanen. Peralatan atau bahan pendukung tersebut antara lain: plastik
PE0,002 berukuran 20 cm x 30 cm, cincin paralon atau potongan bambu, alkohol, pembakaran bunsen, alat sterilisasi berupa drum, thermometer, dan
plastik pengemas Penebar Swadaya 2009. Untuk media tanamnya dapat berupa serbuk kayu gergajian, jerami padi,
alang-alang, ampas tebu dan lainnya. Sebagai campurannya dapat berupa bekatul dedak dan kapur pertanian. Masukkan media kedalam plastik tahan panas
PE0,002 dan dipadatkan dengan memukul-mukulnya dengan botol bekas. Kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam. Sterilisasi bertujuan untuk menekan
mikroba lain yang bersifat antagonis dan menjadi penghambat pertumbuhan bagi tanaman induk dalam hal ini jamur tiram putih.sterilisasi dapat dilakukan dengan
cara memanaskan baglog dengan uap panas selama 8-12 jam pada suhu kurang lebih 95 ºC. setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, dan
membiarkan suhunya turun dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk menghindari kontaminasi baglog.
Kemudian tahapan selanjutnya proses inokulasi. Proses inokulasi adalah proses penularan miselium dari bibit ke media tanam. Masukkan media pada masa
inkubasi yakni pada tahap pertumbuhan miselia jamur selama 3-4 minggu sampai baglog berwarna putih agak krem. Dalam kondisi inkubasi suhu dijaga dalam
kondisi stabil dan rendah cahaya 22-28 ºC dengan kelembapan 70-90 persen. Setelah 4 minggu atau 30 hari, baglog berwarna putih merata, kemudian
dipindahkan ke kumbung. Ketika miselium mememuhi baglog, buka ujung baglog
28 untuk memberikan oksigen pada tubuh buah jamur. Umumnya 7-14 hari
kemudian tubuh buah akan tumbuh. Tubuh buah akan terus membesar hingga mencapai pertumbuhan optimal yang siap dipanen.
Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh buah jamur sudah memenuhi persyaratan. Jamur yang sudah dipanen segera dipasarkan agar kualitas
jamur terjaga dengan baik. Untuk menjaga daya tahan jamur setelah panen, bersihkan jamur dari kotoran yang menenpel kemudian masukkan kedalam freezer
agar jamur tahan dalam satu sampai dua minggu Suriawiria,2002.
2.3 Penelitian Terdahulu