Hipotesis Statistik Pengaruh model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen Frequency Percent Cumulative Percent
38 1
3,8 3,8
42 1
3,8 7,7
46 1
3,8 11,5
50 1
3,8 15,4
54 4
15,4 30,8
58 4
15,4 46,2
63 6
23,1 69,2
67 1
3,8 73,1
71 2
7,7 80,8
75 1
3,8 84,6
79 1
3,8 88,5
83 2
7,7 96,2
88 1
3,8 100,0
Total 26
100,0 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 53,7 siswa pada kelas eksperimen
mendapat nilai lebih besar atau sama dengan nilai rata-rata empiris, yaitu 14 siswa sedangkan yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas 46,3, yaitu 12
siswa. Lampiran 19. Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Post Test Kelas Eksperimen
Pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen pada tiap indikator berpikir kreatif matematis yaitu lancar
fluency dan rinci elaboration lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan Indikator No. Indikator
N Skor
Ideal ̅
Simpangan Baku
Persentase
1 Lancar
26 12
8,54 1,55
71,15 2
Rinci 26
12 6,38
1,84 53,21
Jumlah 24
Berdasarkan Tabel 4.3, skor kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen untuk indikator lancar memiliki rata-rata 8,54 dan indikator
rinci memiliki rata-rata 6,38. Pada indikator lancar memiliki sebaran data yang lebih heterogen dibandingkan indikator rinci, hal ini dapat dilihat dari
simpangan baku pada indikator lancar lebih besar dibandingkan pada indikator rinci Pada kelas eksperimen, skor kemampuan berpikir kreatif matematis lebih
didominasi oleh indikator lancar yaitu sebesar 71,15, sedangkan untuk indikator rinci sebesar 53,21.