Perkembangan Impor Sektor Pertanian Barang MentahBaku di ASEAN+3

disebabkan: 1 skema penurunan tarif dalam kerjasama ASEAN+3 memberikan hasil yang baik terhadap peningkatan arus perdagangan impor di sektor ini sehingga tarif tidak lagi menjadi hambatan; 2 sektor pertanian barang mentahbaku memerlukan penanganan bongkar barang yang relatif lebih cepat dibanding barang lainnya dikarenakan barang pertanian barang mentahbaku memiliki resiko rusak atau busuk serta membutuhkan tempat khusus yang lebih luas. Sehingga lebih diutamakan prosedur kepabeanan yang cepat dan efisien, baik dalam waktu bongkar maupun pengurusan administrasi kepabeanan. 6.2 Implikasi Kebijakan Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa hal yang dapat disarankan: 1. Negara-negara ASEAN+3 diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dalam kebijakan trade facilitation sehingga dapat meningkatkan arus perdagangan bilateral ASEAN+3, karena semenjak kerjasama ASEAN+3 di tanda tangani kebijakan trade facilitation belum menjadi pembahasan dan agenda utama kerjasama. Oleh sebab itu, kerjasama dalam kebijakan trade facilitation yang sudah ada di ASEAN agar dikembangkan untuk diangkat dan diterapkan ke level ASEAN+3, seperti: harmonized customs procedure, perhitungan cukai, dan Mutual Recognition Arrangement MRA. 2. Pada sektor pertanian barang mentahbaku, negara-negara ASEAN+3 perlu ditelaah lebih lanjut kebijakan pada trade facilitation khususnya peningkatan fasilitas pelabuhan dan efisiensi prosedur kepabeanan untuk meningkatkan clearence time di pelabuhan. Disamping itu, dilakukan peningkatan pada sektor pendukung pelabuhan agar kualitas pelabuhan ekspor impor ikut meningkat. 3. Sementara, untuk sektor manufaktur, negara-negara ASEAN+3 perlu menelaah tarif impor yang diberlakukan karena pada kenyataannya penurunan tarif di sektor manufaktur belum sebaik penurunan tarif di sektor pertanian, disebabkan penentuan kebijakan tarif yang tepat dapat meningkatkan arus perdagangan. Selain itu juga harus didukung peningkatan pada trade facilitation khususnya efektifitas dalam fasilitas pelabuhan dan efisiensi prosedur kepabeanan sehingga dapat menekan biaya admistrasi impor . 6.3 Saran Penelitian Lebih Lanjut Dari model yang dibangun dalam penelitian ini, dapat dikembangkan model lebih lanjut guna memperoleh hasil yang lebih baik. Saran peneliti lebih lanjut adalah: 1. Penambahan jenis variabel dari proksi trade facilitation. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menjelaskan pengaruh trade facilitation terhadap arus perdagangan. 2. Penambahan cakupan data penelitian, khususnya cakupan negara ASEAN dan periode tahun penelitian jika data sudah tersedia. 3. Menggunakan metode lain, seperti: Global Trade Analysis Project GTAP, dalam melihat dampak perekonomian secara menyeluruh pada negara-negara ASEAN+3.