Definisi Operasional The impact of Trade Facilitation on Trade Flows in ASEAN+3.
baik. Skema ini merupakan buah dari kerjasama regional ASEAN dan ASEAN+3. Tabel 18 memperlihatkan tarif impor sektor pertanian mentahbaku ASEAN dari
negara-negara mitra dagang ASEAN+3 yakni China, Jepang dan Korea menunjukkan trend yang terus menurun dari tahun 2006-2010 dengan tarif impor
ASEAN bernilai dibawah 5 persen. Tarif impor ASEAN sektor pertanian mentahbaku tertinggi adalah sebesar 4,45 persen dengan eksportir negara Korea
Selatan, diikuti eksportir naegara Jepang 2,98 persen dan China 2,77 persen. Tabel 18 Tarif impor ASEAN dari negara mitra ASEAN pada sektor pertanian
mentahbaku tahun 2006-2010 persen
Negara Importir
Negara Eksportir
2006 2007
2008 2009
2010 Rata-
rata
1 2
3 4
5 6
7 8
ASEAN
China
2,71 2,87
2,8 3,11
2,38 2,77
ASEAN
Jepang
3,44 2,9
2,8 3,17
2,62 2,98
ASEAN
Korea
4,93 4,76
4,19 5,04
3,34 4,45
Sumber: WITS 2012 diolah
Sementara itu pada sektor manufaktur tarif masih menjadi hambatan perdagangan, di mana hasil estimasi tarif impor pada sektor manufaktur
berpengaruh negatif terhadap arus perdagangan impor. Sesuai dengan penelitian Wilson et al 2005, dalam penelitian ini faktor tarif memberikan dampak negatif
terhadap arus perdagangan. Begitu juga dengan variabel jarak yang memberikan dampak negatif terhadap arus perdagangan. Dampak negatif tarif dan jarak juga
ditemukan dalam penelitian Shepherd dan Wilson 2008, serta Duval dan Utokham 2009. Hal ini juga dikarenakan tarif pada sektor manufaktur masih
terbilang tinggi dibanding sektor pertanian mentahbaku. Jika dibandingkan, antara tarif manufaktur Tabel 18 dan tarif pertanian mentahbaku secara rata-rata
tarif manufaktur masih diatas 5 persen kecuali tarif impor ASEAN dari China yang berinilai 4,21 persen. Kemudian diikuti Korea Selatan sebesar 5,20 persen
dan Jepang 5,52 persen sebagai negara eksportir ke ASEAN.
Tabel 18 Tarif impor ASEAN dari negara mitra ASEAN pada sektor manufaktur tahun 2006-2010 persen
Negara Importir
Negara Eksportir
2006 2007
2008 2009
2010 Rata-
rata
1 2
3 4
5 6
7 8
ASEAN
China
4,14 3,82
4,18 4,47
4,44 4,21
ASEAN
Japan
5,39 5,52
5,62 6,27
4,28 5,52
ASEAN
Korea
4,82 4,47
5,36 5,19
6,08 5,20
Sumber: WITS 2012 diolah
Variabel efisiensi prosedur kepabeanan berdampak positif terhadap arus perdagangan impor pada sektor pertanian barang mentahbaku dan sektor
manufaktur. Hasil ini sesuai dengan penelitian Milner et al 2008 dan Hammar 2009. Di samping itu, terdapat fenomena yang cukup menarik dimana biaya
administrasi impor hanya berpengaruh secara negatif pada sektor manufaktur, hal ini sesuai dengan penelitian Martines dan Marques 2008, serta Blonigen dan
Wilson 2006. Namun pada sektor pertanaian variabel biaya administrasi impor tidak berpengaruh, hal ini disebabkan eksportir lebih mementingkan perbaikan
pada efisiensi prosedur kepabeanan dan custom clearence di pelabuhan, karena jika efisiensi prosedur kepabeanan dan custom clearence baik maka biaya
administrasi impor dengan sendirinya akan ikut turun.