Persepsi Masyarakat Terhadap Jenis Tanaman HTR

maka akan semakin tinggi pula ketaatan orang tersebut terhadap norma sosial yang berlaku di dalam komunitas tersebut. Sedangkan pendidikan non formal berpengaruh pada tindakan proaktif masyarakat. dengan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang tertentu mendorong mereka untuk lebih proaktif dalam pergaulan masyarakat untuk mempraktekkan ketrampilan dan pengetahuan tersebut. Tingkat pendapatan masyarakat berkorelasi positif dengan jaringan dan kepedulian. Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula jaringan dan kepedulian sosial. Kepedulian ini terutama dalam membantu sesama baik dari segi konsumsi, sarana produksi maupun hubungan sosial. Masyarakat juga tidak segan untuk memberikan sumbangan baik uang maupun tenaga guna memperbaiki kondisi lingkungan. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Siswiyanti 2006, bahwa pendapatan yang tinggi cenderung membuat orang berpartisipasi lebih dibandingkan dengan masyarakat berpendapatan rendah yang cenderung memiliki kesempatan yang terbatas. Demikian juga dengan jaringan untuk membentuk ataupun ikut dalam jaringan memerlukan biaya tertentu sehingga kesempatan orang dengan pendapatan yang lebih baik untuk membentukikut jaringan sosial akan lebih baik. Tingkat kesehatan masyarakat berkorelasi positif dengan jaringan proaktif dan kepedulian. Dengan tingkat kesehatan yang baik memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat dengan tingkat kesehatan yang kurang baik. Kesehatan yang baik memberikan mereka kemampuan fisik untuk ikut bergotong royong, melakukan kegiatan untuk membangun jaringan sosial dan juga menolong orang lain yang membutuhkan. Luas lahan berkorelasi positif terhadap jaringan sosial dan kepedulian, semakin luas lahan maka tingkat jaringan sosial dan kepedulian semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa modal fisik lahan berperan dalam modal sosial terutama dalam tingkat jaringan sosial sehingga seseorang mau berpartisipasi pada organisasi yang dianggap berperan penting dalam kehidupan keluarganya. Seseorang mau berhubungan atau berinteraksi sosial dalam rangka mengelola sumberdaya yang dimilikinya, sebab berbeda dengan bentuk modal sosial lainnya, membangun jaringan ini memang memerlukan investasi yang cukup banyak waktu, uang, informasi dan gengsi sampai dia dapat mengalirkan manfaatkeuntungan Uphoff 2000. Lama tinggal tidak berkorelasi dengan unsur-unsur modal sosial di dalam masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang. Sedangkan status sosial berkorelasi positif dengan kepercayaan, jaringan, tindakan proaktif dan kepedulian. Penelitian Setyowati 2010 menunjukkan tidak adanya hubungan antara lama tinggal dengan tingkat partisipasi masyarakat. Lain halnya dengan status sosial yang berkorelasi positif dengan kepercayaan, jaringan sosial, tindakan yang proaktif dan kepedulian. Masyarakat dengan status sosial tinggi biasanya mampu berinteraksi dan berelasi sosial lebih baik sehingga dapat memiliki tingkat jaringan yang lebih tinggi. Status sosial juga menunjukkan tindakan yang proaktif. Jika status adalah unsur statis maka peran adalah unsur dinamis, sehingga berlaku di mana ada status di situ ada peran atau peran selalu mengacu pada status yang dimilikinya, sehingga keduanya saling mengimplisit, artinya orang hidup dengan dasar status Lawang 2005. Asal suku bangsa masyarakat yang bermukim di dalam Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang berpengaruh terhadap norma sosial, jaringan sosial, tindakan proaktif dan kepedulian. Suatu suku biasanya mempunyai nilai-nilai tertentu yang dianggap penting. Nilai tersebut akan menentukan pola tingkah laku dan kebiasaaan yang ada di dalam masyarakat Hasbullah 2006. Sehingga latar belakang suku seseorang akan memberikan ciri pada pola tingkah laku seseorang tersebut di dalam masyarakat. Masyarakat di dalam Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang terdiri dari beberapa suku bangsa dan pada umumnya ciri-ciri pola kultural mereka masih terlihat di dalam pergaulan sehari-hari. Sedangkan asal domisili masyarakat tidak mempunyai korelasi yang nyata dengan unsur modal sosial.

5.8 Hubungan Modal Sosial Dengan Unsur-Unsur Pembentuk Modal Sosial

Dari hasil analisis korelasi peringkan spearman didapatkan bahwa modal sosial berkorelasi nyata dengan unsur-unsur modal sosial Tabel 51. Berdasarkan nilai korelasi maka didaptkan bahwa korelasi terbesar adalah antara modal sosial dengan tindakan yang proaktif 0,766, kepercayaan 0,745, jaringan 0,735, kepedulian 0,695 dan norma 0,195. Semakin besar nilai korelasi menunjukkan semakin tinggi tingkat hubungan atau pengaruh unsur modal sosial dengan modal sosial. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Oktadiyani 2010 yang menyatakan bahwa unsur kepercayaan, jaringan, norma,