Tinjauan Penelitian Terdahulu The impact of Trade Facilitation on Trade Flows in ASEAN+3.

terendah dialami oleh Jepang dari US 32.716 tahun 2001 menjadi US 43.063 pada tahun 2010 atau naik sebesar 31,62 persen. 4.1.3 Perkembangan Ekspor dan Impor di Negara-negara ASEAN+3 Perkembangan perekonomian yang terus membaik selama kurun waktu 2001-2010 menyebabkan ekspor di negara-negara ASEAN+3 juga mengalami peningkatan. Peningkatan ekspor terbesar terjadi di China dan Vietnam dengan pertumbuhan 21,69 persen pertahun dan 18,54 persen pertahun. Dilain pihak, perumbuhan ekspor terendah dialami oleh Jepang dengan pertumbuhan sebesar 7,51 persen. Sementara itu, ekspor negara lain tumbuh di kisaran 7,8 persen sampai 18,5 persen. Pada tahun 2010, nilai ekspor terbesar terjadi di China yaitu mencapai US 1.752,40 milyar dan diikuti Jepang sebesar US 833,7 milyar, sedangkan yang terendah dialami Filipina dengan nilai US 69,5 milyar, seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Nilai ekspor di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2001-2010 milyar US Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertu mbuha n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 China 299,4 365,4 485 655,8 836,9 1061,7 1342,2 1581,7 1333,3 1752,4 21,69 Indonesia 62,6 63,9 71,6 82,7 97,4 113,1 127,2 152,1 130,4 173,9 12,02 Jepang 434,7 447,9 510,9 615,1 654,4 704,6 773,1 858,9 639,2 833,7 7,51 Korea 180,3 190,8 227,7 295,2 331,8 377,7 439,9 493,7 414,8 531,5 12,76 Malaysia 102,4 109,2 117,9 143,9 162,1 182,5 205,5 229,8 185,9 231,4 9,48 Filipina 35,1 38 39,6 44,4 47,6 56,9 64,6 64,1 54,3 69,5 7,88 Singapura 171,2 171 193,7 239,7 283,7 324,7 366,7 402,6 395,5 441,6 11,1 Thailand 76,1 81,5 93,7 114,1 129,7 152,5 181,3 208,4 180,1 227,2 12,93 Vietnam 17,9 19,9 23,5 29,9 36,7 44,8 54,6 71 66,4 82,5 18,54 Sumber : World Development Indicator 2012 diolah Selain ekspor, hal yang sama juga dialami nilai impor, dimana nilai impor China dan Vietnam tumbuh paling pesat di antara negara-negara ASEAN+3, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 21,10 persen per tahun dan 19,65 persen per tahun. Dilain pihak, pertumbuhan impor terendah dialami Filipina dengan pertumbuhan impor 6,83 persen per tahunnya. Pada tahun 2010, nilai impor terbesar terjadi di China yaitu membukukan nilai US 1.520,3 milyar, diikuti oleh Jepang sebesar US 768 milyar dan Korea Selatan US 503,2 milyar, sedangkan yang terendah dialami oleh Filipina US 73 milyar, seperti yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai impor di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2001-2010 milyar US Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertu mbuh an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 China 271,32 328,01 448,92 606,54 712,09 852,77 1034,73 1232,84 1113,20 1520,33 21,10 Indonesia 49,36 51,64 54,32 70,74 85,53 93,41 109,76 146,71 115,22 162,35 14,15 Jepang 408,04 394,54 439,65 523,92 590,00 649,81 699,45 849,44 620,79 768,05 7,28 Korea 168,93 182,28 213,09 265,15 308,93 364,50 424,02 504,69 383,88 503,21 12,89 Malaysia 86,25 91,82 96,15 118,51 130,55 147,06 167,03 178,25 144,39 189,03 9,11 Filipina 40,33 45,31 45,89 49,40 53,33 59,10 64,76 68,35 56,15 73,08 6,83 Singapura 157,01 155,17 167,63 211,68 247,35 283,79 314,97 365,39 346,20 381,01 10,35 Thailand 68,59 72,96 84,01 106,23 131,71 145,29 160,63 201,38 152,32 203,75 12,86 Vietnam 18,60 21,72 26,76 33,29 38,92 47,61 65,86 84,84 76,43 93,45 19,65 Sumber : World Development Indicator 2012 diolah Nilai ekspor netto menunjukkan kemampuan perekonomian suatu negara. Pada negara-negara ASEAN+3 selama periode 2001-2010, surplus perdagangan China menunjukkan perkembangan yang sangat tinggi yaitu mencapai US 232,07 milyar pada tahun 2010. Dilain pihak, defisit perdagangan terendah dialami oleh Vietnam dengan nilai sebesar US -10,94 milyar. Jika dilihat secara ekspor netto, beberapa negara-negara ASEAN+3 ada yang selalu mengalami surplus perdagangan, tetapi ada juga yang selalu mengalami defisit perdagangan. Surplus perdagangan selalu terjadi di China, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Sementara negara yang selalu mengalami defisit perdagangan terjadi di Filipina dan Vietnam. Tabel 9 Nilai ekspor netto di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2001-2010 milyar US Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 China 28,08 37,38 36,08 49,28 124,80 208,91 307,48 348,87 220,10 232,07 Indonesia 13,27 12,32 17,23 12,00 11,85 19,73 17,47 5,38 15,14 11,55 Jepang 26,61 53,41 71,22 91,13 64,36 54,75 73,66 9,41 18,45 65,66 Korea 11,42 8,50 14,60 30,02 22,83 13,20 15,85 -10,97 30,90 28,30 Malaysia 16,18 17,40 21,70 25,41 31,50 35,46 38,46 51,58 41,54 42,35 Filipina -5,23 -7,27 -6,32 -5,02 -5,78 -2,18 -0,15 -4,27 -1,89 -3,62 Singapura 14,19 15,81 26,03 28,06 36,31 40,93 51,71 37,25 49,29 60,58 Thailand 7,50 8,49 9,67 7,84 -1,97 7,23 20,72 6,99 27,79 23,48 Vietnam -0,75 -1,81 -3,31 -3,43 -2,21 -2,78 -11,26 -13,85 -10,06 -10,94 Sumber: World Development Indicator 2012 diolah Secara keseluruhan dapat terlihat bahwa masih ada beberapa negara ASEAN+3 yang mengalami arus perdagangan yang terus meningkat seperti layaknya China dan Jepang yang menunjukkan perkembangan yang pesat karena itu wajar jika China disebut sebagai negara berkekuatan ekonomi kedua di dunia setelah Amerika Serikat Tjahajana 2012, namun terdapat juga negara yang mengalami kemunduran seperti Filipina dan Vietnam. Net ekspor masing-masing negara ASEAN+3 selengkapnya disajikan pada Tabel 9. 4.1.4 Perkembangan Impor Sektor Pertanian Barang MentahBaku di ASEAN+3 Selama periode tahun 2006-2010, rata-rata impor tertinggi pada sektor pertanian barang mentahbaku di antara negara-negara ASEAN+3 terjadi di China, dimana setiap tahunnya rata-rata impor sebesar 8477, 89 juta US. Sedangkan rata-rata impor terendah pada sektor pertanian barang mentah terjadi di Filipina, dengan rata-rata impor sebesar 157,84 juta US pertahun. Dari data juga dapat diketahui bahwa negara China, Jepang dan Korea yang merupakan mitra ASEAN memiliki nilai impor yang terbesar, hal ini mencerminkan bahwa negara-negara tersebut memiliki ukuran ekonomi yang besar, karena semakin besar kemampuan untuk menyerap ekspor yang dihasilkan negara pengekspor, seperti yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Perkembangan impor sektor pertanian barang mentahbaku di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2006-2010 juta US Negara 2006 2007 2008 2009 2010 ̅ 1 2 3 4 5 6 7 China 6875,43 7774,49 8756,76 7012,11 11970,66 8477,89 Indonesia 398,10 479,85 882,66 636,93 1073,51 694,21 Jepang 4135,39 4051,23 4890,51 3184,40 4850,91 4222,49 Korea 1951,68 2134,72 2426,06 1658,69 2727,39 2179,71 Malaysia 997,41 1306,84 1509,94 1560,49 2059,14 1486,76 Filipina 154,73 162,65 211,53 119,47 140,82 157,84 Singapura 702,05 721,44 785,64 530,32 775,84 703,06 Thailand 687,15 754,18 975,89 767,86 1168,17 870,65 Vietnam 747,20 762,77 881,50 743,44 1014,73 829,93 ̅ 1849,90 2016,46 2368,94 1801,52 2864,58 Keterangan: ̅ : rata-rata; Sumber: COMTRADE 2012 diolah Rata-rata impor sektor pertanian barang mentah terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 1801,52 juta US. Penurunan impor terjadi hampir di semua negara kecuali Malaysia yang menunjukkan peningkatan impor pada tahun 2009. Kondisi ini tidak terlepas dari adanya krisis finasial global yang bermula dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2007 sampai 2008 yang berimbas kepada perekonomian dunia, termasuk ASEAN+3. 4.1.5 Perkembangan Impor Sektor Manufaktur di Negara-negara ASEAN+3 Sementara itu, impor negara-negara ASEAN+3 pada sektor manufaktur kurun waktu 2006-2010, rata-rata impor tertinggi terjadi di China, dengan setiap tahunnya terjadi impor sebesar 397724,45 juta US. Sedangkan rata-rata impor terendah terjadi di Filipina, dengan rata-rata impor sebesar 21239,47 juta US pertahun. Rata-rata impor terbesar di negara-negara ASEAN+3 dikuasai mitra ASEAN yaitu China, Jepang dan Korea. Hal ini serupa dengan impor sektor pertanian barang mentah dimana mencerminkan bahwa negara-negara tersebut memiliki ukuran ekonomi yang besar, karena semakin besar kemampuan untuk menyerap ekspor yang dihasilkan negara pengekspor, seperti yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Perkembangan impor sektor manufaktur di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2006-2010 juta US Negara 2006 2007 2008 2009 2010 ̅ 1 2 3 4 5 6 7 China 328150,48 381265,42 407684,43 372514,76 499007,19 397724,45 Indonesia 19161,43 23286,02 51774,25 40847,47 57789,25 38571,68 Jepang 162722,70 173959,49 192485,30 164008,00 205319,66 179699,03 Korea 102302,73 120414,72 139848,51 110619,14 142954,94 123228,01 Malaysia 56920,15 63375,62 56362,67 53345,45 63776,99 58756,18 Filipina 20651,76 22205,50 21534,95 18022,08 23783,05 21239,47 Singapura 96515,28 104008,12 110891,81 84813,92 108836,25 101013,08 Thailand 56253,15 65759,48 75778,62 60569,11 85086,04 68689,28 Vietnam 19948,45 29273,45 36533,97 34767,63 43159,99 32736,70 ̅ 95847,35 109283,09 121432,72 104389,73 136634,82 Keterangan: ̅ : rata-rata Sumber: COMTRADE 2012 diolah . Rata-rata impor sektor manufaktur terendah juga terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 104389,73 juta US. Dimana penurunan impor terjadi di semua negara pada tahun tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur juga terkena imbas krisis finansial global pada awal tahun 2008, bahkan krisis lebih terasa pada sektor manufaktur karena memberi tekanan ekonomi pada semua negara di kawasan ASEAN+3. 4.2 Gambaran Trade Facilitation di Negara-negara ASEAN+3 4.2.1 Perkembangan Kualitas Pelabuhan Ekspor-Impor di Negara-negara ASEAN+3 Salah satu dimensi dari trade facilitation adalah kualitas infrastruktur pelabuhan, pengukuran ini digunakan untuk melihat kualitas terhadap fasilitas pelabuhan ekspor impor suatu negara. Pengukuran dengan menggunakan indeks dari nilainsatu yang berarti infrastruktur pelabuhan dianggap sangat buruk, skor tertinggi nilai tujuh yang berarti infrastruktur pelabuhan dianggap sangat efisien sesuai dengan standar internasional. Tabel 12 Perkembangan kualitas infrastruktur pelabuhan ekspor dan impor di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2007-2010 dan berdasarkan peringkat Negara 2007 2008 2009 2010 ̅ Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 Singapore 6,83 6,78 6,78 6,76 6,79 2 Malaysia 5,72 5,71 5,52 5,58 5,63 19 Korea 5,51 5,18 5,10 5,46 5,31 25 Japan 5,55 5,22 5,17 5,15 5,27 37 Thailand 4,65 4,42 4,69 5,03 4,70 43 China 3,98 4,32 4,28 4,32 4,23 67 Indonesia 2,66 3,04 3,40 3,62 3,18 96 Vietnam 2,77 2,83 3,28 3,60 3,12 97 Philippines 2,82 3,16 3,00 2,76 2,94 131 Sumber: World Economic Forum 2011 dan WDI 2012 diolah Selama periode 2007-2010 kuliatas infrastruktur pelabuhan di negara- negara ASEAN+3 menunjukkan variasi yang besar, rata-rata kualitas infrastruktur pelabuhan terbaik dimiliki oleh Singapura dengan nilai 6,79 dengan peringkat secara dunia berada di peringkat kedua mengalahkan 142 negara lainnya pada tahun 2010. Kemudian diikuti Malaysia dengan nilai 5,63 dan Korea Selatan 5,31. Namun, terdapat hal yang ironis, dimana rata-rata infrastruktur pelabuhan terendah dialami Filipina dengan nilai 2,94 dengan arti memiliki kualitas yang buruk. Peringkat Filipina juga cukup memprihatinkan dengan berada di posisi 131 dari 142 negara. Selengkapnya mengenai perkembangan kualitas infrastruktur pelabuhan ekspor dan impor disajikan pada Tabel 12. 4.2.2 Perkembangan Efisiensi Prosedur Kepabeanan di Negara-negara ASEAN+3 Efisiensi prosedur kepabeanan merupakan dimensi lain dari trade facilitation yang digunakan untuk mengukur dari efisiensi prosedur kepabeanan di suatu negara. Peringkat tersebut berkisar dari satu sampai tujuh, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih besar, sementara skor rendah menunjukkan inefisiensi.