Tabel 13 Perkembangan efisiensi prosedur kepabeanan di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2007-2010 dan berdasarkan Peringkat
Negara 2007
2008 2009
2010 ̅
Peringkat
1 2
3 4
5 6
7
Singapore 6,43
6,45 6,39
6,30 6,39
2 Malaysia
4,97 4,78
4,77 4,81
4,83 32
Japan 4,36
4,34 4,40
4,63 4,43
41 China
4,21 4,46
4,57 4,53
4,44 46
Korea 5,89
5,03 4,55
4,53 5,00
47 Thailand
4,32 4,08
4,06 4,14
4,15 74
Indonesia 3,01
3,26 3,70
3,86 3,46
89 Vietnam
3,17 3,34
3,60 3,55
3,41 106
Philippines 3,06
2,93 2,98
3,00 2,99
129
Sumber: World Economic Forum 2011 dan WDI 2012 diolah
Dari tahun 2007-2010, efisiensi prosedur kepabeanan memperlihatkan kesenjangan yang besar, rata-rata efisiensi prosedur kepabeanan terbaik dimiliki
oleh Singapura dengan nilai rata-rata 6,39 peringkat dua dunia. Kemudian diikuti Malaysia 4,83, dan Jepang 4,43. Sementara nilai rata-rata terendah
dialami Filipina dengan nilai rata-rata 2,99 peringkat 129 dunia, hal ini mencerminkan prosedur kepabeanan di negara tersebut tidak efisien, seperti yang
disajikan pada Tabel 13. 4.2.3 Perkembangan Biaya Impor di Negara-negara ASEAN+3
Biaya impor adalah biaya yang dikenakan pada kontainer 20-kaki dalam US. Semua biaya yang terkait dengan menyelesaikan prosedur untuk
mengekspor atau mengimpor barang disertakan. Ini termasuk biaya untuk dokumen, biaya administrasi untuk bea cukai dan pengawasan teknis, biaya
broker pabean, biaya terminal handling dan transportasi darat. Ukuran biaya tidak termasuk pajak atau pajak perdagangan dan disini hanya biaya resmi yang dicatat.
Selama periode 2007-2010, biaya impor di negara-negara ASEAN+3 bervariasi, rata-rata biaya impor tertinggi terjadi di Jepang dengan nilai rata-rata
sebesar US 960,25. Kemudian untuk rata-rata terendah dibukukan oleh Singapura dengan nilai rata-rata US 421. Pada tahun 2010, biaya impor tertinggi
terjadi di Jepang US 970, diikuti Thailand US 795 dan Korea Selatan US
756. Sedangkan yang terendah dialami Singapura dengan nilai sebesar US 439 pada tahun 2010. Biaya Impor di Negara-negara ASEAN+3 Tahun 2007-2010
selengkapnya disajikan pada Gambar 6.
Sumber: International Finance Corporation 2012 diolah
Gambar 6 Biaya impor di Negara-negara ASEAN+3 tahun 2007-2010
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1,000
2007 2008
2009 2010
US
Tahun
Singapore Malaysia
China Vietnam
Indonesia Philippines
Korea Thailand
Japan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Estimasi Model
Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least
square PLS, fixed effect model FEM dan random effect model REM. Kemudian dicari model terbaik diantara ketiga model tersebut. Hal ini tercermin
dari statistik uji Chow dan statistik uji Hausman. Hasil uji Chow tersebut menyimpulkan bahwa metode FEM lebih baik daripada PLS, sedangkan uji
Hausman menghasilkan kesimpulan bahwa metode FEM lebih baik daripada REM.
Pengujian berbagai asumsi dasar terhadap metode FEM, sebagai model terpilih pada data panel statis, dilakukan untuk memperoleh hasil estimasi yang
BLUE best linear unbiased estimator, khususnya uji homoskedasitas dan uji autokorelasi. Hasil pengujian pada sektor pertanian barang mentahbaku dan
sektor manufaktur menyatakan bahwa terdapat pelanggaran asumsi homoskedasitas pada model, yaitu terlihat dari jumlah kuadrat residual sum
square residual pada weighted statistics lebih kecil daripada unweighted
statistics . Pengujian berikutnya berupa pendeteksian gejala autokorelasi pada
model berdasarkan hasil uji statistik Durbin-Watson DW diperoleh nilai DW- hitung.
Kemudian untuk melihat model estimasi panel data tidak mengandung masalah heterokedastisitas, yakni hasil uji statistik menunjukkan lebih rendahnya
Sum Square Residual SSR weighted daripada SSR unweighted mengindikasikan
bahwa model ini mengalami masalah heteroskedastisitas. Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, maka digunakan model FEM dengan General Least
Square GLS Weighted dengan cross-section weights dan white cross-section
untuk mengatasi kedua pelanggaran asumsi tersebut.
Hasil Esimasi Model Data Panel
Analisis dampak trade facilitation terhadap arus perdagangan sektor pertanian barang mentahbaku menggunakan panel data statis pada gravity model,
hasil uji Chow menunjukkan bahwa Fixed Effect Model FEM lebih baik daripada Pooled Least Square PLS, hal ini ditunjukkan dari nilai statistik uji
Chow sebesar 103,92 Prob F = 0,0000. FEM juga lebih baik daripada Random Effect Model
REM berdasarkan uji Hausman, dengan nilai statistik uji Hausman sebesar 47,31 Prob F = 0,0000 yang keduanya signifikan pada taraf nyata lima
persen, disajikan selengkapnya pada Tabel 14. Tabel 14 Hasil estimasi koefisien pada model data panel statis sektor pertanian
barang mentahbaku
Variable PLS
FEM REM
Coef Prob
Coef Prob
Coef Prob
1 2
3 4
5 6
7
TARIF -0,0140
0,6329 -0,0147
0,2660 -0,0064
0,6132 LNSEAPORT
2,4940 0,0459
-0,0840 0,8556
0,6768 0,0988
LNKURS 0,0225
0,3837 0,1119
0,7006 -0,0120
0,7947 LNGDPPERCAP_IMPR
-0,5282 0,0021
4,8294 0,0000
0,1064 0,5321
LNGDPPERCAP_EKSP 0,0444
0,5372 0,5867
0,2195 0,2865
0,0361 LNECODIST
0,5325 0,0000
-4,5646 0,0001
0,3851 0,0031
LNCOSTIMPORT -0,3354
0,5681 -0,0836
0,8458 -0,2334
0,4936 LNBCUSTOM_EF
0,5039 0,7504
0,2055 0,7008
-0,2641 0,5379
C 6,0140
0,1593 -17,799
0,0001 2,4581
0,3466 R-Square
0,2276 0,9788
0,1477 Chow Test
103,923 0,0000
Hausman Test 47,309
0,0000 Keterangan:
1
Variabel takbebas = produk domestik bruto LnIM.
Sementara pada sektor manufaktur diperoleh hasil bahwa metode FEM lebih baik dibandingkan dua metode lainnya dengan nilai uji Chow sebesar 110,69
Prob F = 0,0000 dan uji Hausman sebesar 44,26 Prob F = 0,0000 yang keduanya signifikan pada taraf nyata lima persen. Hasil uji Chow tersebut
menyimpulkan bahwa metode FEM lebih baik daripada PLS, sedangkan uji Hausman menghasilkan kesimpulan bahwa metode FEM lebih baik daripada
REM. Pengujian berikutnya berupa pendeteksian gejala autokorelasi pada model.
Berdasarkan uji Durbin-Watson DW, model FEM tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi, dengan nilai statistik uji DW sebesar 2,44 untuk pertanian
dan 2,28 untuk manufaktur. Namun pada model kedua model ini untuk sektor